Kepulauan Marshall, Negara Tanpa Timnas Sepak Bola

Jakarta, IDN Times - Kepulauan Marshall menjadi satu-satunya negara di dunia yang belum memiliki tim nasional sepak bola. Pengembangan sepak bola tengah digenjot, untuk memulai debutnya di panggung internasional.
Lloyd Owers, direktur teknik sepak bola asal Inggris menjadi garda terdepan dalam proyek ini. Owers menjadi inisiator dalam dalam pembangunan pondasi sepak bola Marshall yang dimulai dari level usia dini.
"Ini dimulai melalui percakapan daring dengan Shem Livai (Presiden Federasi Marshall). Kemudian, sampai pada tahap di mana saya diminta untuk menyusun proposal beserta filosofi tentang bagaimana melihat permainan ini berkembang," kata Owers dilansir BBC.
1. Awasi perkembangan usia dini
Setelah percakapan itu, Owers melakukan perjalanan sejauh 13 ribu kilometer pada awal 2023 lalu. Kedatangannya tentu saja untuk membentuk fondasi sepak bola di Kepulauan Marshall.
Tugas pertamanya adalah mengawasi pelatihan sepak bola usia dini yang digelar Federasi Sepak Bola Kepulauan Marshall (MISF). Sepak bola usia dini tersebut pun baru dibentuk Livai pada 2020 lalu.
Selain perkembangan usia dini, infrastruktur pendukung pun tengah dibangun. MISF yang dibantu Owers juga menyusun format kompetisi baik di berbagai jenjang, mulai dari kelompok usia hingga divisi utama. Ambisi federasi membuat Owers tak bisa menolak ajakan Livai untuk ikut terlibat dalam pembangunan sepak bola Kepulauan Marshall.
"Secara pribadi, ini adalah kesempatan untuk menjadi bagian dari sesuatu sebesar ini, satu-satunya negara di dunia tanpa tim nasional yang pasti," kata Owers.
2. Punya mimpi besar
Owers menyebut, Kepulauan Marshall punya mimpi yang besar di sepak bola. Negara yang hanya dihuni 60 ribu jiwa penduduk itu berambisi besar untuk ambil bagian di Kejuaraan Oceania Football Confederation (OFC) dan Kualifikasi Piala Dunia.
Pria berpaspor Inggris itu pun punya optimisme serupa. Owers yakin target itu bisa terealisasi dalam 10 tahun ke depan, andai prosesnya dieksekusi dengan serius dan konsisten.
"Federasi ingin menjadi bagian dari OFC, tetapi dan diakui menjadi anggota FIFA. Mereka ingin menjadi bagian dari program (turnamen) yang lebih besar. Kami ingin menjadi bagian dari Kualifikasi Piala Dunia dan Kejuaraan OFC. Kami ingin menjadi bagian dari sepak bola arus utama," ujar Owers.
3. Banjir dukungan positif dari pencinta sepak bola di dunia
Start Kepulauan Marshall pun berjalan mulus. Dalam memulai kampanyenya, yakni membuat akun resmi di Twitter (kini menjadi X), MISF banjir dukungan. Itu setelah mereka mengunggah mimpinya lewat sebuah cuitan.
Setelah itu, MISF meluncurkan jersey yang diharapkan bisa dipakai Timnas Kepulauan Marshall untuk debutnya di pertandingan internasional secara resmi pada tahun depan. Tak disangka-sangka, jersey tersebut justru laris manis di pasar internasional.
"Kami tidak menyangkanya. Kami memiliki sekitar 1.500 pengikut di Twitter dalam dua atau tiga hari saja, ini luar biasa. Proses untuk menciptakan kesadaran bagi negara ini telah berhasil kami capai. Keseluruhan dukungan terhadap sepak bola negara ini sungguh luar biasa!" ucap Owers.