Ketika Juventus Berada di Tempat yang Seharusnya

Jakarta, IDN Times - Juventus pernah menjadi pesakitan dalam beberapa musim terakhir. Setelah terakhir menjuarai Serie A pada musim 2019/20, dominasi mereka terhenti. Mereka bahkan sempat terlempar jauh dari empat besar.
Pada musim 2022/23, Juventus harus rela finis di posisi tujuh klasemen akhir Serie A. Turbulensi yang mereka alami di akhir musim, termasuk kekalahan dari tim-tim macam Napoli, Lazio, AC Milan, hingga Sassuolo, membuat mereka terdampar.
Sempat banyak yang mengira masa dominasi Juventus di Serie A sudah habis. Apalagi, mereka juga tidak aktif merekrut bintang selama musim panas kemarin. Hanya Timothy Weah nama terkenal yang mereka rekrut.
Namun, Juventus justru menunjukkan taring mereka. Massimilliano Allegri selaku manajer kembali menunjukkan magisnya.
1. Pragmatisme Juventus yang kembali

Juventus sejatinya punya modal bermain indah. Mereka punya Paul Pogba hingga Nicolo Fagioli, ditambah nama-nama macam Adrien Rabiot dan Manuel Locatelli. Namun, pada praktiknya, itu tidak terjadi.
Lini tengah Juventus hanya diisi nama-nama macam Weston McKennie, plus Locatelli dan Rabiot. Adakah kreativitas yang ditawarkan di situ? Bisakah mereka main double pivot? Tentu tidak. Allegri paham betul akan hal tersebut.
Alhasil, Allegri pun menerapkan metode yang memang bisa dilakukan timnya saat ini, yaitu pragmatisme. Alih-alih bermain indah, Juventus memilih bermain super efektif. Pertahanan jadi titik yang mereka perkuat.
Juventus yang sekarang tidak lagi menjadi tim yang menekankan diri pada permainan indah. Mereka memilih bekerja keras. Pressing agresif jadi ciri khas mereka, begitu juga blok rendah dan serangan balik. Mereka sangat-sangat pragmatis.
2. Mulai akrab dengan skor 1-0

Bukti pragmatisme Juventus musim ini adalah mulai akrabnya mereka dengan skor 1-0. Tercatat, Juventus mencatatkan skor ini di Serie A sebanyak 18 kali sejak kedatangan Allegri. Jumlah ini jadi yang terbanyak dibandingkan skor-skor lain yang dicatatkan Juventus di Serie A.
Terbaru, skor 1-0 mereka catatkan kala menumbangkan Napoli di Allianz Stadium. Total, sepanjang musim 2023/24, Juventus sudah menang 1-0 sebanyak lima kali. Mereka juga rutin menang tipis musim ini.
Misal ketika lawan Cagliari, Juventus cukup menang 2-1, begitu juga ketika bersua Monza. Khusus kemenangan selisih dua angka musim ini, hanya mereka catatkan saat bersua Udinese, Empoli, Lazio, dan Torino.
3. Hasil tetap jadi yang utama, Juventus bangkit

Terkadang, dalam sebuah permainan, hasil tetap jadi yang utama. Seperti kata Sir Alex Ferguson, serangan membawamu memenangi laga, tetapi pertahanan bisa membawamu pada gelar. Itulah yang dilakukan Juventus saat ini.
Secara permainan, Juventus memang tidak indah. Mereka benar-benar tampak seperti 'Si Nyonya Tua' musim ini, kaku, dan tidak atraktif. Permainan mereka tak enak untuk ditonton.
Namun, persetan dengan permainan cantik. Toh, dengan kembali pada muruah mereka sebagai 'Si Nyonya Tua', Juventus berada di tempat yang seharusnya mereka berada sekarang. Mereka ada di papan atas Serie A.