Kisah David De Gea dan Kegagalannya Pindah ke Real Madrid

Bursa transfer selalu menyajikan kepindahan pemain ke klub barunya. Momen ini juga kerap diikuti dengan berbagai rumor dan spekulasi yang beredar terkait transfer pemain. Ada yang terealisasi, ada juga yang sebatas rumor saja.
Dalam beberapa kasus, ada transfer yang justru gagal terjadi karena alasan tertentu. David De Gea pernah mengalaminya. Ia nyaris bergabung dengan Real Madrid pada musim panas 2015 lalu. Namun, semuanya buyar sebab alasan yang tak biasa.
1. Alami konflik dengan Louis van Gaal

Masa depan David De Gea di Manchester United sempat menemui titik terendah pada musim panas 2015. Dirinya dikabarkan sudah siap untuk hengkang ke Real Madrid. Beberapa laporan menyebutkan bahwa De Gea tak lagi kerasan di bawah asuhan Louis van Gaal.
De Gea bahkan tidak dimasukkan ke dalam skuad Manchester United sejak Juli 2015. Melansir ESPN, hal ini dilakukan sebab De Gea berfokus tentang kepindahannya ke Spanyol. Di waktu yang sama, Setan Merah berhasil menggaet dua kiper anyar, Sergio Romero dan Anders Lindegaard.
2. Proses negosiasi berjalan lancar

Proses kepindahan De Gea ke Real Madrid sebenarnya berjalan lancar. Kedua klub tidak punya permasalahan rumit mengenai perbedaan harga yang mencolok. Dikutip SkySports, Real Madrid sepakat menebus De Gea dengan banderol 29 juta euro atau sekitar Rp541 miliar.
Los Blancos juga bersedia melepas Keylor Navas ke klub asal Manchester itu. Namun, realisasi transfer ini cenderung lambat sebab adanya beberapa perubahan pada draft kontrak oleh kedua klub. Hal ini memakan waktu hingga detik-detik akhir deadline bursa transfer musim panas 2015.
3. Pengiriman dokumen telat

Tanggal 31 Agustus 2015 bisa saja menjadi hari terakhir David De Gea berseragam Manchester United. Ia bahkan sudah terbang menuju kota Madrid. Sayangnya, semua kesepakatan yang sudah dicapai oleh kedua klub justru gagal pada penutupan bursa transfer.
Dokumen kontrak transfer De Gea mengalami keterlambatan pengiriman ke Transfer Matching System (TMS). Ini merupakan sebuah sistem elektronik yang menjadi alat utama memantau transfer pemain berskala internasional oleh FIFA.
Kesepakatan transfer De Gea terdaftar dalam TMS pada pukul 00.00 waktu setempat, tetapi tidak dengan transfer Navas. Pihak Real Madrid mencoba mengakses pada pukul 00.02, tetapi usaha itu gagal sebab tenggat waktu bursa transfer musim panas 2015 yang sudah berakhir.
TMS secara otomatis mengirimkan instruksi kepada pihak Real Madrid untuk memberikan detail lengkap tentang David De Gea. Hal ini terjadi sebab jendela transfer Premier League yang masih dibuka. Sayangnya, Los Blancos tetap tak bisa mendaftarkan De Gea ke LaLiga karena sudah melewati batas waktu.
Mencomot data Daily Mail, kedua klub seolah menunggu satu sama lain untuk menyelesaikan kesepakatan transfer. Padahal, secara teori, kedua belah pihak bisa mengakses database FIFA secara bersamaan dan mengisi formulir online dengan semua rincian kesepakatan hingga dikonfirmasi oleh FIFA.
4. Saling lempar tuduhan

Gagalnya transfer David De Gea berbuntut panjang. Manchester United dan Real Madrid sama-sama mengklaim tidak bersalah dan saling melemparkan tuduhan satu sama lain. Kedua klub mengaku sudah melakukan usaha maksimal demi terealisasinya transfer tersebut.
Dilansir Skysports, Manchester United beralasan telah menandatangani dan mengirimkan semua dokumentasi yang relevan tepat waktu. Setan Merah juga memiliki bukti valid untuk membuktikannya serta menyalahkan Real Madrid atas kegagalan ini.
Di sisi lain, Real Madrid mengeluarkan pernyataan resmi berisi 10 poin penting. Isi dari pernyataan ini menunjukkan bahwa Los Blancos sudah melakukan mekanisme transfer yang sesuai. Meski saling lempar tuduhan, Real Madrid, melalui sang presiden, Florentino Perez, mengaku tetap memiliki hubungan baik dengan Manchester United.
“Kami masih memiliki hubungan yang baik dengan Manchester United. Kami pikir mereka akan belajar dari apa yang terjadi di masa lalu,’’ kata Perez dikutip The Guardian.
5. Ia sebenarnya merupakan jebolan akademi Atletico Madrid
Kegagalan transfer karena alasan yang jarang terjadi ini memaksa David De Gea bertahan di Manchester United. Namun, itu tampaknya merupakan jalan yang tepat baginya. De Gea menjadi kiper utama Setan Merah dan kini sudah memasuki musim ke-12 di Premier League.
Andai dirinya bisa pindah ke Real Madrid, hal ini juga merupakan sebuah anomali. Pasalnya, De Gea merupakan produk akademi klub sekota Los Blancos, yaitu Atletico Madrid. Ia mengawali kariernya bersama Los Rojiblancos dan promosi ke skuad utama pada 2008 silam.
David De Gea harus menelan pil pahit karena gagal pindah ke Real Madrid. Namun, di sisi lain, kegagalan itu justru membawanya jadi salah satu pemain senior Manchester United yang sangat diandalkan hingga sekarang.