4 Klub yang Kalah meski Pemainnya Cetak Hattrick di UCL

Hattrick di Liga Champions Eropa (UCL) menjadi suatu capaian menarik bagi pesepak bola yang berkarier di klub-klub di sana. Namun, tidak semua pemain yang mencetak trigol pada akhirnya mampu membawa klubnya meraih kemenangan. Ada juga yang ternyata terpaksa kalah meski sudah menjebol gawang lawan tiga kali.
1. Real Madrid kalah 3-4 atas Manchester United meski Ronaldo Nazario hattrick pada 2002/2003
Real Madrid bertandang ke kandang Manchester United, Old Trafford, pada leg kedua 16 besar Liga Champions 2002/2003. Pelatih Real Madrid kala itu, Vicente del Bosque, memainkan Ronaldo Nazario sebagai striker tunggal dalam formasi 4-2-3-1. Pemain asal Brasil itu pun menampilkan performa memukau dalam laga ini.
Ia mencetak hattrick ke gawang Manchester United. Ronaldo mencetak gol pertamanya setelah memanfaatkan assist Guti Hernandez pada menit ke-12. Ia kemudian menorehkan gol kedua dan ketiga pada menit ke-51 dan 59. Sayangnya, Real Madrid kalah 3-4 dari Manchester United. Meski begitu, Los Blancos tetap lolos ke perempat final berkat unggul agregat 6-5. Real Madrid menang 3-1 atas MU di Santiago Bernabeu pada leg pertama 16 besar UCL 2002/2003.
2. Tottenham kalah 3-4 dari Inter Milan meski Gareth Bale mencetak trigol pada 2010/2011
Tottenham Hotspur menghadapi Inter Milan di Giuseppe Meazza pada fase grup Liga Champions 2010/2011. Inter Milan kala itu berstatus sebagai juara bertahan UCL setelah juara pada 2009/2010. Sementara itu, Tottenham baru pertama kali tampil di UCL.
Inter Milan langsung unggul empat gol pada babak pertama. Gareth Bale kemudian menampilkan aksi fantastis kala mencetak hattrick untuk memperkecil ketertinggalan Tottenham pada babak kedua. Bale menorehkan trigol pada menit ke-52, 90, dan 90+1. Meski begitu, Tottenham tetap kalah 3-4 dari Inter Milan di laga ini.
3. Istanbul Basaksehir takluk 3-4 dari RB Leipzig meski Irfan Kahveci hattrick pada 2020/2021
Istanbul Basaksehir menjamu RB Leipzig di kandangnya, Basaksehir Fatih Terim, pada fase grup Liga Champions 2020/2021. Pelatih Istanbul Basaksehir kala itu, Okan Buruk, memainkan eks pemain Chelsea, Demba Ba, bersama Berkay Oszan dan Irfan Kahveci sebagai starter. Di sisi lain, pelatih RB Leipzig saat itu, Julian Nagelsmann, mengandalkan Dani Olmo, Emil Forsberg, dan Amadou Haidara dalam starting line-up.
Irfan Kahveci sukses menorehkan hattrick pertamanya di UCL. Ia membobol gawang RB Leipzig tiga kali pada menit 45+2, 72, dan 85. Akan tetapi, RB Leipzig mampu menorehkan empat gol lewat Yussuf Poulsen, Nordi Mukiele, Dani Olmo, dan Alexander Sorloth. Alhasil, Istanbul Basaksehir menelan kekalahan 3-4 dari RB Leipzig di laga ini.
4. Benfica kalah dramatis 4-5 dari Barcelona meski Vangelis Pavlidis hattrick pada 2024/2025
Benfica menghadapi lawan berat, Barcelona, pada matchday ketujuh fase liga Liga Champions 2024/2025. Pelatih Benfica, Bruno Lage, mengandalkan Vangelis Pavlidis sebagai striker dalam formasi 4-3-3. Sementara itu, pelatih Barcelona, Hansi Flick, menurunkan para pemain terbaiknya, seperti Robert Lewandowski, Raphinha, dan Lamine Yamal.
Vangelis Pavlidis langsung membuka keunggulan Benfica lewat golnya saat laga baru berjalan 2 menit. Robert Lewandowski mencetak gol balasan dari penalti pada menit ke-13. Pavlidis melengkapi hattrick di laga ini pada menit ke-22 dan 30. Sayangnya, Barcelona mampu membalas empat gol. Benfica hanya mencetak satu gol pada babak kedua. Mereka takluk 4-5 dari Barcelona meski Pavlidis menorehkan hattrick.
Keempat pemain di atas memang menampilkan performa apik dengan mencetak hattrick atas lawan-lawannya di UCL. Namun, capaian tersebut tidak berarti setelah klubnya menelan kekalahan. Meski begitu, aksi keempat pemain tersebut tetap menjadi catatan apik dalam kariernya sebagai pesepak bola. Itu seperti Gareth Bale yang sukses mencuri perhatian klub-klub besar Eropa berkat hattrick ke gawang Inter Milan meski Tottenham menelan kekalahan 3-4 di UCL 2010/2011. Ia akhirnya memecahkan rekor transfer saat dibeli Real Madrid pada musim panas 2013.