Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Menanti Timnas yang Ofensif di Bawah Arahan Patrick Kluivert

Pengumuman Patrick Kluivert sebagai pelatih anyar Timnas Indonesia (Dokumentasi PSSI)

Jakarta, IDN Times - Patrick Kluivert punya beban yang berat ketika menangani Timnas Indonesia. Tak cuma diminta mampu meneruskan tren positif Timnas di bawah arahan Shin, Kluivert juga harus memenangkan hati fans sepak bola Indonesia.

Wajar, karena ketika namanya masih dirumorkan jadi pelatih baru Timnas, penolakan sudah terjadi. Semakin kencang, ketika PSSI secara resmi mengumumkan Kluivert sebagai pelatih Timnas.

Penolakan ini direspons oleh Ketua Umum PSSI, Erick Thohir. Dia meminta agar publik bisa memberikan kesempatan terlebih dulu kepada Kluivert bersama bersama Alex Pastoor dan Denny Landzaat untuk membuktikan diri di Timnas.

"Kita bicara mau perbaikan tim nasional, sudah ditakut-takutin duluan pelatihnya. Di-doxing semuanya," ujar Erick.

1. Harus dikasih kesempatan di Timnas

Potret Jay Idzes menghampiri suporter Timnas Indonesia usai melawan Jepang di SUGBK, Jumat (15/11/2024). (IDN Times/Bimo).

Hal serupa diungkapkan mantan pelatih Timnas, Nilmaizar. Nil berharap publik bisa menerima keputusan PSSI. Dia mengakui keputusan PSSI memecat Shin sangat tidak populer dan memancing amarah fans.

Kini, menurutnya, tugas fans sekarang adalah mengawal Timnas dan memberikan pandangan atas apa yang terjadi dan hasil di duel melawan Australia dan Bahrain pada 20 serta 25 Maret 2025. Di situlah, menurut Nil, publik bisa memberikan penilaiannya terhadap kinerja Kluivert.

"Pastinya ada perhitungan dari federasi. Memang, keputusannya tak populer. Tapi, kan sudah diambil. Sekarang, bagaimana caranya kita kawal, biarkan dia bekerja dulu," ujar pelatih PSMS Medan tersebut dalam program Locker Room by IDN Times.

2. Bisa bentuk identitas baru di Timnas?

Kluivert datang dengan CV yang kurang meyakinkan. Di sinilah letak keraguan publik. Tapi, menurut pelatih Borneo FC yang pernah menjadi Direktur Teknik PSSI, Peter Huistra, ada dimensi lain dari Kluivert. Dengan didampingi Pastoor dan Landzaat, bukan gak mungkin permainan Timnas berubah menjadi lebih ofensif.

"Tim ini bisa dibentuk sendiri identitasnya oleh Kluivert," kata Huistra dilansir NOS.

3. Penting bentuk Timnas yang ofensif

Penerapan skema bermain yang ofensif di Timnas sangat penting, menurut Huistra. Sebab, dengan cara main tersebut, kepercayaan diri para penggawa Pasukan Garuda bisa terangkat.

Hal ini, dianalisis Huistra, jadi salah satu kekurangan Timnas di era Shin Tae Yong. Sebab, ketika melawan tim sekelas China atau Bahrain, Shin tetap menggunakan skema lima bek, mengindikasikan permainan bertahan harus diterapkan dan mereduksi potensi dari tim.

"Pemain butuh mendapatkan kepercayaan diri yang lebih. Mereka perlu ditanamkan pola pikir ketika menghadapi negara lebih kecil, harus main menyerang," ujar Huistra.

Nil sepakat dengan Huistra, Kluivert harus bisa meracik Timnas dengan atraktif. Sebab, tugas Kluivert begitu berat, memenangkan hati fans dan tak kalah ketika bertandang ke Australia serta menang atas Bahrain.

"Tugas Kluivert berat, karena harus menjaga ekspektasi fans. Minimal keyakinan masyarakat itu sama dengan STY, jangan turun. Berat itu," kata Nil.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Satria Permana
EditorSatria Permana
Follow Us