Menerka Jalan Futsal Indonesia Menuju Kancah Dunia

- Futsal Indonesia pernah jaya pada 2010 dengan beberapa prestasi di tingkat internasional
- FFI bergerak aktif untuk mengangkat kembali futsal Indonesia ke kancah dunia melalui hubungan dengan negara-negara top
- Pembinaan futsal tidak hanya terfokus pada Timnas, namun juga Liga dan klub-klub futsal di Indonesia
Jakarta, IDN Times - Futsal Indonesia pernah menjadi primadona. Pada 2010 silam, mereka menjuarai Piala AFF, serta sempat juga beberapa kali lolos Piala Asia. Mereka juga sempat mengguncang dunia.
Akan tetapi, perlahan futsal mulai agak terlupakan lagi belakangan ini. Salah satu penyebabnya adalah minimya prestasi Timnas Futsal di level internasional yang konsisten.
Sekarang, Federasi Futsal Indonesia (FFI) mulai bergerak lagi. IDN Times pun berkesempatan mewawancarai Ketua Umum FFI, Michael Victor Sianipar, tentang upayanya mengangkat lagi futsal Indonesia menuju kancah dunia.
Top nih, kita acungkan jempol dulu untuk kemarin ya turnamen yang mengundang Argentina itu. Bisa diceritakan bang bagaimana bisa undang Argentina?

Jadi ada ceritanya masing-masing. Kalau Argentina, sebenarnya tuh dengan kami sudah komunikasi bahkan sebelum Indonesia juara AFF. Jadi dari pihak Argentinanya waktu itu melalui kedutaan, memang ada komunikasi.
Tahun lalu kan ada Piala Dunia Futsal, dan Argentina melirik Indonesia sebagai latihan tanding menuju Piala Dunia Futsal. Cuma karena komunikasinya mepet, kita juga nggak ada persiapan, kita juga fokus buat yang AFF, akhirnya nggak kejadian.
Tapi komunikasi kita jaga terus dengan Argentina. Apalagi setelah kita juara AFF, ditanyain lagi deh gitu kan. Dan kita akhirnya undang Argentina untuk datang di FIFA Match Day yang Januari akhir kemarin, ke 4 World Nations Series.
Nah seiring dengan suksesnya ajang itu, dari Mas Michael sendiri, melihatnya ke dunia futsal Indonesia itu efeknya seperti apa sih?

Yang pertama sebenarnya dari tujuan dari acara itu adalah kita mau benchmarking dengan peringkat teratas di dunia. Dan termasuk peringkat teratas di Asia. Kita undang Argentina karena pernah juara dunia.
Kemudian, kalau Jepang juga pernah empat kali juara Piala Asia. Bisa dibilang yang salah satu yang paling kuat di Asia. Dan yang pernah juara Piala Asia ini hanya Iran sama Jepang. Itu kenapa kita juga undang Jepang.
Tapi, kita lihat di dunia Arab, termasuk di Arab Saudi itu, antusiasme terhadap sepak bolanya tinggi. Lagi naik. Dan itu di sepak bola iya, di futsal juga. Pemerintahnya investasi besar-besaran untuk mengembangkan futsal.
Jadi contohnya pelatih kepala dari Timnas Arab Saudi itu adalah pelatih kepala Barcelona. Kemudian ditarik oleh pemerintah Arab Saudi untuk jadi pelatih kepala Timnas mereka. Jadi kita lihat ini ada keseriusan dari Arab Saudi juga untuk berkembang.
Kenapa kita undang mereka? Karena kita mau memastikan, baik ke tim pelatih kita sama pemain kita, jangan kita merasa cepat puas. Oh, akhirnya juara AFF lagi, sekarang Indonesia sudah paling jago, paling top futsalnya. Coba dulu lawan Argentina.
Tapi pesan ini juga sama ke dunia luar. Karena saya yakin yang menyaksikan acara kemarin pasti ada dari Amerika Latin, dari Eropa, dari seluruh negara dan termasuk penggiat futsal di seluruh dunia, supaya kita tunjukkan bahwa futsal Indonesia sekarang sedang berbenah.
Menyinggung kata Bang Michael kan, 4 World Nations Series adalah sebagai pengingat inilah level dunia. Dari situ, apakah akan jadi patokan juga untuk pembinaan futsal ke depan, termasuk di Liga Pro?

Oh iya, pasti. Kami juga di futsal punya keyakinan Timnas yang kuat itu dibangun di atas Liga yang kuat. Jadi ini juga kita selalu sampaikan, kita berterima kasih sekali kepada para klub futsal, karena pemain-pemain Timnas itu, di Timnas hanya tiga bulan dalam satu tahun.
Sembilan bulan sisanya itu mereka ada di klub yang bermain di Liga. Jadi kalau Liga kita tidak kompetitif, klubnya juga tidak serius membina pemainnya, pada saat kita panggil pemainnya ke Timnas mereka tidak akan siap.
Jadi pembinaan ini kita lakukan bukan hanya di Timnas saja, tapi juga sebenarnya masuk ke Liga dan ke klub-klub yang ada. Itu pendekatan federasi yang sekarang, untuk memastikan pemain kita akan lebih siap lagi, lebih terasa lagi.
Tapi memang ada beberapa observasi ya, observasi yang kita lihat dari pemain-pemain asing, itu salah satunya adalah fisik. Fisiknya Argentina kita lihat kemarin itu berotot-berotot besar-besar. Kita sebenarnya kalau secara fisik, stamina oke. Tapi kalau bicara soal ototnya, fisiknya, ya itu PR kita juga.
Dan saya juga lihat di dalam Liga, itu juga masih jadi PR. Jadi bukan hanya pemain Timnas yang sekarang, tapi kan kita sudah mempersiapkan generasi pemain. Liga ini menjadi salah satu faktor penting juga untuk kesuksesan Timnas Futsal.
Apakah ada inovasi-inovasi atau terobosan baru untuk Liga ini, untuk mendukung Timnas ini ke depannya?

Jadi Liga ini sudah berjalan cukup lama, hampir 20 tahun. Cukup lama sebenarnya Liga kita sudah berjalan. Tapi kita memang terus mencari format yang terbaik. Dan kami juga di federasi ada rencana yang harapannya akan segera kami umumkan.
Kita mau membentuk tim khusus. Tim khusus untuk transformasi Liga. Mungkin jumlahnya nggak banyak, tapi tim ini yang nanti kita akan amanahkan, tugaskan untuk memberikan blueprint Liga Profesional Futsal yang ideal itu seperti apa bagi Indonesia.
Contoh misalkan, kalau sekarang ini kan ada 12 klub. Itu pun jujur aja 12 klub, sekarang pun ada klub-klub yang struggling secara keuangan. Beda-beda kan kemampuan klubnya, ada yang mapan sekali, ada yang struggling. Tapi kalau saya lihat di Liganya itu kompetitif semuanya.
Nah itu kondisi sekarang 12 klub. Tapi salah satu pemikirannya, apakah 12 klub ini cukup untuk Liga Pro yang kompetitif? Atau kalau kita mau bikin lebih kompetitif lagi Liganya, jumlah klubnya perlu diperbanyak. Apakah 14, 16, tapi pertanyaannya adalah klub yang dari mana?
Nanti tim ini akan menyusun skemanya. Jadi transformasi Liga itu PR kita berikutnya. Kalau di Timnas kita sudah cukup berhasil. Tentu PR masih banyak, tapi saya rasa sudah on the right track sekali lagi. Sekarang PR kita berikutnya di level Liga. Liganya harus kita tata untuk jangka panjang.
Bicara Timnas, Timnas kan juga kita butuh sosok-sosok pelatih. Sekarang kita ada coach Souto dan Estrella. Kok bisa dapat mereka itu?

Kalau dua-duanya, kejadiannya berbeda. Kalau Coach Hector (Souto) itu mulainya 1 September. Atau sebenarnya satu minggu sebelum itu. Agustus lah, akhir Agustus. Kondisinya waktu itu, (11:55) pelatih sebelumnya, Marco Sorato mengundurkan diri karena urusan pribadi.
Pada saat beliau mundur, kita di FFI jadi ada PR besar menuju Piala AFF. Ada kekosongan pelatih. Saya kemudian berinisiatif dengan tim yang ada di FFI, kita bikin FGD (diskusi forum). Waktu mau mencari pelatih tim yang baru, saya juga kan, nama-nama tokoh-tokoh pelatih-pelatih, masih kurang.
Jadi, saya konsultasi dengan banyak pihak, dan bikin FGD kita undang ada mantan pelatih Timnas, asisten pelatih Timnas, pemain Timnas, dan mantan pemain Timnas, kita bikin FGD. Dari situ kita coba rumuskan, kenapa selama ini kok belum berhasil juara AFF, dan pelatih Timnas seperti apa yang dibutuhkan untuk bisa membawa Timnas kita berprestasi optimal?
Dan dari hasil FGD, lalu di luar FGD saya juga konsultasi ke beberapa orang, mengerucut namanya, ke beberapa nama, salah satunya Coach Hector. Nah setelah pertimbangan-pertimbangan, yang menarik dari Coach Hector, dia udah punya semua file lengkap soal futsal Indonesia.
Dia juga bisa menjelaskan blueprint yang dia mau lakukan. Pemain-pemain yang dia mau panggil ke Timnas, siapa aja sudah ada daftarnya. Di posisi ini bagaimana dan seterusnya udah ada. Jadi sangat sistematis, sangat teknis. Dari blueprint dan dari semua itu kan saya jadi ada gambaran. Oh ini orang punya rencana.
Kalau coach Luis Estrella, kan baru bergabungnya setelah AFF. Ditambah lagi, pelatih Timnas Putri belum pernah pelatih asing. Tapi waktu kita melihat hasil di AFF, kita butuh nama bagus untuk di Kualifikasi Piala Asia. Dari situ, kalau lolos ke Piala Asia, kemudian Piala Dunia Futsal Putri. Perdana ini diadakan.
Kalau Indonesia berhasil masuk di Piala Dunia Futsal Putri pertama, ini akan jadi preseden yang sangat baik bagi kita. Dan jangan-jangan putranya belum masuk piala dunia, putrinya udah duluan.
Jadi kita mempertimbangkan itu. Nah, tapi untuk mencapai itu, sekali lagi pertanyaannya ada di FFI. Investasi seperti apa yang harus dilakukan dari FFI? Akhirnya, salah satu kesimpulan kita, harus ada investasi di pelatih kepala. Dan, dari beberapa orang yang kita tanya, kita juga sekali lagi ada sorting, terpilihlah coach Luis Estrella.
Dan seiring kedatangan mereka berdua, bisa kita lihat langsung ada peningkatan di Timnas Futsal. Timnas Futsal Putra dan Putri ada di Piala Asia. Selain itu, mereka juga membuat masyarakat mulai kembali mengenal futsal.
Seiring datangnya mereka, selain prestasi meningkat juga, berarti secara langsung ini sekarang awareness masyarakat terhadap futsal ini meningkat lagi?

Kalau saya lihat sih begitu ya, kalau di sosmed. Tentu kita belum punya metriks khusus untuk monitor antusiasme terhadap futsal. Tapi kalau kita lihat di sosmed, komentar orang-orang, likes, engagement itu memang meningkat.
Dan sekarang juga dengan hubungan kita dengan PSSI juga sangat baik, dengan Kemenpora juga sangat baik, saya lihat juga banyak stakeholder penting di dunia olahraga dan khususnya untuk futsal ini juga turut mendukung.
Jadi kita bicara membangun futsal ini bukan cuma tugas federasi atau beberapa klub saja. Semuanya. Kita bangun ekosistem yang sehat untuk futsal.
Tapi kan yang uniknya adalah Piala Asia Futsal untuk Putra nih. Kok bisa Indonesia jadi jadi tuan rumah?

Nah sebenarnya Indonesia jadi tuan rumah itu sudah beberapa kali kesempatan ditawarkan. Karena memang, ya dari AFC sendiri memang melirik futsal di Indonesia ini potensinya besar. Ada banyak kompetisi, termasuk tarkam dan junior, di Indonesia. Sangat masif.
Jadi saya rasa dari AFC juga melihat itu. Bahwa futsal di Indonesia itu potensinya besar. Tentu Indonesia negara yang gila bola. Tapi kalau kita lihat di lapangan, di daerah, lapangan bola yang proper, yang luas, kan nggak banyak.
Anak-anak kalau level pelajar main bola atau main futsal? Sebenarnya mereka main futsal, tapi bilangnya bola, kira-kira gitu kan. Karena lapangan yang benar-benar bola kan terbatas. Main bolanya berlima, dan futsal sama sepak bola. Itu sebenarnya satu keluarga.
Potensinya sangat besar untuk futsal berkembang terus. Jadi dari AFC melihat itu dan sudah berkali-kali kesempatan itu ada untuk Indonesia. Sekali lagi tinggal pertanyaan balik ke kita. Selalu begini memang. Pertanyaannya dari kitanya sendiri, dari federasi futsalnya sendiri siap atau tidak.
Tapi kami juga jujur aja sekarang lagi menghitung biaya. Karena penyelenggaran turnamen skala AFC itu besar, bisa sampai Rp20 sampai Rp30 miliar. Bicara soal sewa venue, bicara soal akomodasi untuk 16 negara, untuk nanti ada match commissioner, atau dari AFC nanti akan datang., angkanya nggak kecil, besar.
Nah pertanyaan kan kita juga sekarang lagi lihat nilai komersialnya. Dan ini saya rasa bukan cuma futsal. Seluruh olahraga di Indonesia sama. Faktanya industri olahraga itu belum semaju itu. Jadi banyak event olahraga itu kalau nggak dibantu pemerintah, dibantu BUMN.
Untuk venue, selain Indonesia Arena itu, apakah Indonesia ini punya venue-venue futsal yang memadai begitu tidak mas?

Kalau setahu saya yang menentukan nanti yang bisa menyatakan memadai atau tidak dari tim AFC ya. Tapi setahu saya yang secara venue-nya itu memenuhi standar Itu Indonesia Arena. Istora itu bisa cuma nanti perlu ada renovasi kecil.
GOR POPKI Cibubur ini kan juga baru renovasi. Velodrome yang pasti juga kemarin berhasil jadi acara 4 World Nations Series. Tapi kalau ya ini kan sekali lagi kita bicara yang ideal, yang kita mau, rasa-rasanya sih paling cocok di Senayan.
Cuma perlu diingat, sewa Indonesia Arena itu kalau nggak salah Rp750 juta sampai Rp1 miliar lah kalau nggak salah ya, satu hari. Kalau kita bikin event itu berapa minggu? Karena event AFC ini kan bukan cuma sehari dua hari. Ini 16 negara gitu.
Dan mungkin butuh dua venue. Nah jadi kalau dua venue bisa jadi Indonesia Arena sama Istora. Berarti biayanya nambah lagi. Jadi kalau misalkan kita bikin event Piala Asia, perlu peran dari pemerintah dan dari stakeholder olahraga Indonesia.
Tadi kan Mas Michael kan udah bicara soal harapan. Yakin gak kita bakal ke Piala Dunia Futsal, putra dan putri?

Putra dulu ya. Kalau putra, menurut saya kita berhasil mengalahkan Jepang, kita berhasil mengalahkan Thailand itu, kita yakin bisa masuk ke Piala Dunia. Karena sudah ada indikator-indikator ke arah sana.
Tapi sekali lagi, yang saya sampaikan di awal, kalau kita lengah, cepat puas, oh sudah kok kita udah menang lawan Thailand, itu kan kemarin. Kemarin saya yakin Thailand ada rasa malunya juga gitu kan, tidak terima juga masa kalah, kita selama ini juara kok kalah kita sama Indonesia?
Pasti ada pressure juga kan, pasti akan berbenah juga. Jadi kalau kita puas dengan prestasi kita sekarang, kemudian merasa kita sudah siap pasti lolos Piala Dunia, malah bisa-bisa nanti kita jadi tidak siap.
Jadi kalau ditanya optimistis, sebagai Ketum FFI, saya bisa bilang kita di jalan yang benar menuju ke Piala Dunia. Tapi pesannya untuk semua kita, termasuk untuk pemain-pemain jangan merasa sudah hebat, jangan merasa kita sudah lolos.
Untuk putri tahun ini, di depan mata, kita ini di grup ada Jepang, Thailand, sama satu lagi itu Bahrain. Ini juga negara-negara yang kuat. Jadi sekali lagi saya tidak ingin kasih pressure juga ke temen-temen pemain Timnas Putri. Kita ke pelatih bilang bahwa ini grup neraka juga nih.
Bisa jadi, sebenarnya penentuan kita masuk Piala Dunia itu bisa-bisa sudah dari grup ini nih. Kalau kita lolos dari grup ini kayaknya bisa. Optimistis kita. Jadi PR-nya besar.
Nah ini setelah dari sini, mungkin saya perlu laporan ke bos-bos pimpinan-pimpinan ini supaya dukungan untuk Timnas Futsal Indonesia, kita bisa pastikan supaya bisa masuk ke Piala Dunia ya.