Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mengapa Crystal Palace Begitu Tangguh dengan 18 Laga Tanpa Kekalahan?

potret Selhurst Park Stadium, markas Crystal Palace
potret Selhurst Park Stadium, markas Crystal Palace (commons.wikimedia.org/Rockybiggs)
Intinya sih...
  • Oliver Glasner membawa perubahan besar dengan mentalitas kemenangan dan kepercayaan diri baru di Crystal Palace.
  • Lini pertahanan yang solid dan efisien menjadi dasar kesuksesan The Eagles, dipimpin oleh trio Guehi, Lacroix, dan Richards.
  • Crystal Palace bermain efisien dengan pendekatan pressing di area tengah lapangan, bukan mengandalkan penguasaan bola.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Crystal Palace kembali menunjukkan ketangguhan mereka dengan mengalahkan Liverpool dengan skor 2-1 pada pekan keenam English Premier League (EPL) 2025/2026 pada Sabtu (27/9/2025) WIB. Kemenangan ini hadir secara dramatis lewat gol Eddie Nketiah pada menit ke-97 ketika sebelumnya Federico Chiesa sempat menyamakan kedudukan untuk tim tamu. Hasil ini sekaligus memperpanjang catatan tak terkalahkan The Eagles menjadi 18 laga di semua kompetisi, menyamai rekor klub yang terakhir dicapai pada 1969.

Euforia di Selhurst Park merefleksikan transformasi besar yang dialami tim di bawah asuhan Pelatih Oliver Glasner. Palace kini menjadi penantang tangguh bagi tim-tim besar sekaligus satu-satunya tim yang belum terkalahkan di Premier League musim ini. Momentum ini menandakan, perjalanan mereka bukan sekadar kejutan sementara, melainkan buah dari strategi matang, fondasi kokoh, dan mentalitas tim yang telah terbentuk.

1. Oliver Glasner mampu membawa warna baru bagi Crystal Palace meski kehilangan pemain pilar

Oliver Glasner mengambil alih kursi manajer Crystal Palace pada Februari 2024 dan langsung menanamkan optimisme baru jika setiap pertandingan bisa dimenangkan. Perubahan mentalitas ini terlihat jelas ketika Palace meraih FA Cup 2024/2025, kemudian menaklukkan Liverpool lewat adu penalti di Community Shield pada Agustus 2025. Kini, dengan rekor 18 laga tanpa kekalahan, Glasner berhasil menanamkan kepercayaan diri yang sebelumnya sulit dibayangkan di Selhurst Park.

Kultur kemenangan kini menjadi ciri khas era Glasner. Tidak hanya berhasil mengangkat trofi kejuaraan, ia juga membawa Palace lolos ke kompetisi Eropa untuk pertama kalinya. Keberhasilan ini menjadi lebih luar biasa karena dicapai setelah kepergian dua bintang utama, Eberechi Eze ke Arsenal dan Michael Olise ke Bayern Munich. Kehilangan itu tidak membuat tim melemah, justru memperlihatkan kolektivitas jadi hal yang lebih menonjol ketimbang mengandalkan individu.

Data Opta Analyst menegaskan capaian ini bukan kebetulan. Berdasarkan expected points (xPts), Palace seharusnya memuncaki klasemen Premier League 2025/2026 dengan performa mereka. Model prediksi bahkan menunjukkan kualitas peluang yang mereka ciptakan lebih tinggi daripada tim-tim title contender, seperti Liverpool, Arsenal, atau Manchester City. Dengan kata lain, performa mereka tidak hanya sekadar hasil keberuntungan atau momen singkat, tetapi juga cerminan dari kualitas permainan yang konsisten.

2. Lini pertahanan Crystal Palace jadi salah satu yang terbaik di Premier League

Stabilitas pertahanan menjadi dasar dari semua kesuksesan Crystal Palace. Oliver Glasner mengandalkan formasi 3-4-2-1 yang diperkuat oleh trio Marc Guehi, Maxence Lacroix, dan Chris Richards. Dalam 21 laga saat mereka tampil bersama, Palace mencatat 11 clean sheet, catatan yang mengukuhkan kualitas lini belakang.

Kehadiran Dean Henderson di bawah mistar makin melengkapi soliditas ini. Data The Athletic mencatat, ia hanya melakukan rata-rata 1,6 penyelamatan per laga, terendah ketiga di antara kiper utama Premier League 2025/2026, tetapi ini karena lini belakang The Eagles yang sangat efektif meredam ancaman lawan. Henderson hanya perlu sesekali melakukan penyelamatan krusial, seperti saat menahan peluang Alexander Isak pada babak kedua melawan Liverpool.

Selain para pemain inti, beberapa nama lain patut mendapat apresiasi atas kontribusi mereka. Sebut saja Tyrick Mitchell, Daichi Kamada, dan Eddie Nketiah yang berperan besar meski jarang menjadi sorotan utama. Mitchell tampil disiplin di sisi kiri, Kamada menemukan peran ideal di lini tengah sebagai penghubung serangan, sementara Nketiah mencetak gol penentu kemenangan melawan Liverpool. Peran mereka melengkapi kecepatan Ismaila Sarr, yang memiliki rekor luar biasa dengan lima gol melawan Liverpool sepanjang kariernya.

3. Crystal Palace bermain efisien dengan pendekatan pressing di area tengah lapangan

Crystal Palace bukanlah tim yang mengandalkan penguasaan bola. Kembali mengutip Opta Analyst, mereka hanya mencatat rata-rata 42,4 persen penguasaan bola, salah satu yang terendah di Premier League 2025/2026. Namun, efisiensi menjadi senjata utama, dengan pendekatan blok di lini tengah yang membuat lawan sulit menembus pertahanan, sekaligus membuka ruang untuk serangan balik cepat.

Berbeda dengan strategi parkir bus, Palace justru lebih sering melakukan pressing di area tengah lapangan untuk menutup ruang lawan. Cara ini terbukti efektif saat melawan Liverpool yang tampak buntu setiap menyentuh area sepertiga akhir. Sementara itu, The Eagles berhasil menciptakan banyak peluang pada babak pertama melaui Ismaila Sarr, Jean-Philippe Mateta, dan Yeremy Pino. Mereka silih berganti mengancam gawang Alisson Becker yang harus melakukan tiga penyelamatan krusial sebelum jeda.

Mentalitas pantang menyerah menjadi faktor pembeda. Saat Federico Chiesa menyamakan kedudukan pada menit ke-87, Palace tetap agresif mencari gol penentu. Upaya itu terbayar dengan sundulan Eddie Nketiah pada menit ke-97 setelah memanfaatkan situasi set-piece. Gol dramatis ini menegaskan, tim asuhan Oliver Glasner tidak pernah berhenti berjuang hingga peluit akhir dibunyikan.

Crystal Palace kini bukan lagi sekadar tim kuda hitam bagi raksasa Premier League. Mereka menjelma sebagai kekuatan baru dengan rekor 18 laga tak terkalahkan. Ini menjadi bukti konsistensi, kolektivitas, dan mentalitas petarung telah membuat mereka sebagai salah satu tim paling tangguh di kasta tertinggi liga Inggris saat ini.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Gagah N. Putra
EditorGagah N. Putra
Follow Us

Latest in Sport

See More

Pertamina Enduro VR46 Rilis Livery Spesial MotoGP Indonesia 2025

30 Sep 2025, 17:19 WIBSport