Mengenang El Clasico 2010, Bukti Kedigdayaan Barcelona di Eropa

Perhatian sepak bola Eropa kini tengah terfokus kepada Liverpool dan Real Madrid. Mereka berhasil lolos ke babak final Liga Champions yang akan berlangsung di Kiev tanggal 27 Mei mendatang, setelah berhasil mengandaskan perlawanan Bayern Muenchen dan AS Roma dengan sengit, tengah pekan kemarin (3/5/2018).
Namun akhir pekan ini perhatian seluruh pencinta sepak bola dunia akan tertuju ke Camp Nou. Di sana akan tersaji sebuah laga akbar El Clasico, Barcelona vs Real Madrid yang pastinya akan sangat sayang sekali untuk dilewatkan.
Bagi publik Camp Nou, tentunya mereka akan berharap kenangan manis November 2010 terulang kembali kali ini. Saat itu mereka mampu menggulung habis Real Madrid dengan skor 5-0.
David Villa menjadi bintang dalam laga tersebut dengan mencetak dua gol. Sedangkan gol lainnya diciptakan oleh Xavi, Pedro dan Jose Suarez.
Sebelum menyaksikan laga akbar tersebut, yuk kita mengenang kembali dulu laga El Clasico yang terjadi pada tanggal 30 November 2010 tersebut. Dilansir dari Burson-Marsteller.com, Uefa.com dan Transfermarkt.com, berikut ulasannya.
1. Kenangan indah David Villa
Laga El Clasico musim 2010/2011 akan menjadi kenangan terindah bagi eks striker Barcelona, David Villa. Laga yang digelar di Camp Nou tersebut menjadi El Clasico pertamanya setelah dibeli dari Valencia pada tahun 2010.
Hebatnya lagi, dalam pertandingan tersebut dia berhasil mencetak dua gol dalam jangka waktu hanya lima menit, yaitu menit ke-55 dan ke-58. Puluhan ribu Los Cules bergemuruh saat sang striker berhasil membenamkan Real Madrid dengan dua golnya tersebut.
Gol lainnya dicetak oleh Xavi pada menit ke-10, Pedro (18') dan Jose Suarez (90+1). Kala itu Real Madrid masih dilatih oleh Jose Mourinho, sedangkan Barcelona di bawah kepelatihan Pep Guardiola.
David Villa sendiri tampil sangat bersinar di musim pertamanya di Nou Camp. Musim tersebut dia mengakhiri musim dengan mencetak 23 gol dan 11 assist di semua kompetisi. Tak hanya itu, dia juga berhasil membawa Barcelona menjadi juara La Liga dan Liga Champions pada musim tersebut.
Tak hanya sukses dalam level klub, dia juga merupakan striker andalan timnas Spanyol, dan menjadi bagian penting saat berhasil menjadi juara dunia dan juara Eropa. Setelah mengakhiri kariernya dari dunia lapangan hijau, kini sang pemain menjadi ambassador La Liga.
2. Barcelona menjadi raja Eropa

El Clasico yang berlangsung pada matchday ke-13 musim 2010/2011 berlangsung sangat keras. Tujuh pemain Real Madrid harus diganjar kartu kuning. Bahkan Sergio Ramos harus diusir wasit setelah mendapatkan kartu merah di akhir pertandingan.
Pemain Barcelona pun tak kalah keras. Lima pemain mereka mendapatkan kartu kuning. Nama-nama besar seperti Messi, Xavi, David Villa dan C Ronaldo pun tak luput dari kartu kuning saking panasnya laga tersebut.
Kemenangan itu membuat Barca kokoh berada di puncak klasemen La Liga. Hebatnya lagi, musim tersebut mereka mengakhiri musim dengan menjadi juara. Trofi tersebut menjadi trofi ketiga berturut-turut yang mereka dapatkan di bawah kepelatihan Pep Guardiola.
Tak cukup menjadi raja Spanyol, di musim itu juga mereka berhasil meraih juara Liga Champions setelah mengandaskan perlawanan Manchester United di babak final dengan skor 3-1 di Wembley Stadium.
David Villa, Lionel Messi dan Pedro menjadi pencetak gol bagi Barcelona. Sedangkan satu-satunya gol Manchester United dicetak oleh Wayne Rooney. Prestasi yang mereka raih pada musim tersebut merupakan pembuktian jika mereka adalah raja Eropa. Sedangkan bagi Pep Guardiola raihannya itu menjadikannya pelatih paling hebat di dunia.
3. Drama El Clasico paling seru

Musim 2010/2011 memang merupakan musim yang sangat luar biasa bagi pencinta sepak bola. Musim itu kita disajikan laga El Clasico Real Madrid vs Barcelona sebanyak 5 kali di berbagai kompetisi. Di La Liga sendiri, pertandingan pertama berakhir 5-0 untuk Barcelona. Sedangkan ketika bermain di Santiago Bernabeu, kedua klub berbagi hasil imbang 1-1.
Messi dan Ronaldo menjadi aktor pencetak gol bagi masing-masing klub. Namun lagi-lagi, pemain Real Madrid juga harus mendapatkan kartu merah di pertemuan kedua tersebut. Jika pada pertandingan pertama adalah Sergio Ramos, maka pada laga di Barnebeu giliran Raul Albiol yang mendapatkan kartu merah.
El Clasico pun terjadi di final Coppa Del Rey. Kali ini Real Madridlah yang berhasil menjadi juara dengan mengalahkan Barca, sang juara bertahan. Bukanlah El Clasico jika tanpa sebuah drama. Dalam laga final tersebut, Real Madrid kembali ketiban sial. Karena Angel Di Maria harus menerima kartu merah.
Sehingga Madrid harus bermain dengan 10 orang di babak perpanjangan waktu. Namun justru dengan 10 pemain, Real Madrid mampu mencetak gol melalu Cristiano Ronaldo di perpanjangan waktu. Madrid pun menjadi juara Coppa Del Rey 2010/2011, sedangkan Barcelona menjadi juara La Liga 2010/2011.
4. Drama berlanjut di Liga Champions 2010/2011

Setelah saling mengalahkan di La Liga dan Coppa Del Rey, dunia kembali dimanjakan dengan drama El Classico rasa Liga Champions pada musim tersebut. Kedua klub Spanyol tersebut harus saling berhadapan di babak semifinal.
Musim tersebut juga merupakan musim pertama Jose Mourinho menangani Real Madrid, setelah sebelumnya berhasil membawa Inter Milan meraih treble winner. El Clasico ini pun menjadi awal perseteruan dua pelatih hebat, Pep Guardiola dan Jose Mourinho.
Leg pertama sendiri digelar di Santiago Bernabeu dan memicu sebuah skandal. Dalam laga itu, kembali pemain Madrid harus menerima kartu merah. Kali ini aktor antagonisnya adalah Pepe. Akibat bermain dengan 10 orang, Real Madrid harus menyerah dengan skor 0-2 melalui brace Lionel Messi.
Kartu merah itu sendiri diprotes keras oleh Jose Mourinho. Bahkan dia menganggap bahwa wasit memihak kepada Barcelona. Mou menganggap jika Dani Alves hanyalah diving saat dilanggar oleh Pepe. Akibat protes dan statementnya tersebut, Jose Mourinho pun tak bisa menemani klubnya saat leg kedua di Camp Nou.
Di leg kedua sendiri pertandingan berakhir dengan skor 1-1. Pedro dan Marcelo menjadi aktor pencetak gol bagi masing-masing klub. Barcelona berhak lolos ke final karena menang aggregate 3-1. Terlepas dari itu semua, drama terus saja menyelimuti kedua klub tersebut hingga luar lapangan.