Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pelarangan Suporter Tim Tamu Liga 1, Buah Simalakama Ketum PSSI

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir usai jumpa pers di Menara Danareksa, Jumat (23/6/2023). (IDN Times/Tino).
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir usai jumpa pers di Menara Danareksa, Jumat (23/6/2023). (IDN Times/Tino).

Jakarta, IDN Times - Pengamat sepak bola Indonesia sekaligus Koordinator Save Our Soccer (SOS) Akmal Marhali berkata, pelarangan suporter tim tamu di Liga 1 2023/24 jadi buah simalakama bagi Ketua Umum PSSI, Erick Thohir. Mengapa demikian?

Akmal menjelaskan, Erick sempat berujar akan menghukum berat setiap tim yang suporternya datang saat laga tandang. Nah, pada pekan kedua Liga 1 2023/24, banyak suporter melakukan pelanggaran itu dan itu jadi tamparan balik bagi Erick.

"Posisi dia (Erick Thohir) menyatakan tak boleh ada suporter tim tamu datang ke stadion dan akan memberikan hukuman berat, tetapi faktanya semua tim di Liga 1 2023/24 banyak yang hadir penontonnya (dalam laga tandang), ini jadi backfire," kata Akmal.

1. PSSI berpotensi putuskan tali silaturahmi suporter

Suporter Bonek Mania. IDN Times/Hendy Wardhana
Suporter Bonek Mania. IDN Times/Hendy Wardhana

Akmal mengatakan, kebijakan pelarangan suporter tim tamu hadir ini berpotensi memutuskan tali silaturahmi. Sebab, ada beberapa suporter yang berhubungan baik, dan adanya aturan ini bisa memutuskan hubungan itu.

"Akan ada juga suporter yang datang ke lapangan karena punya hubungan baik, misalnya Persib lawan Persebaya, pasti Bonek datang ke Bandung atau Bobotoh ke Surabaya. Jangan sampai hubungan baik ini diputus," ujar Akmal.

2. Potensi pelanggaran bisa terjadi

Ferry Indrasjarief dan Heru Joko di laga Timnas Indonesia vs Curacao, Selasa (27/9/2022). (IDN Times/Tino).
Ferry Indrasjarief dan Heru Joko di laga Timnas Indonesia vs Curacao, Selasa (27/9/2022). (IDN Times/Tino).

Akmal juga mengatakan, pelarangan macam ini justru membuat potensi pelanggaran menjadi lebih tinggi. Mengacu pada pelarangan sebelumnya, suporter bisa mengakali larangan ini dengan tanpa menggunakan atribut atau datang sebagai penonton biasa.

"Kalau kemudian dibikin jalan pintas ini (pelarangan) ya tidak ada edukasinya, yang ada akan ada pertempuran-pertempuran di luar lapangan dan usaha-usaha mengakali aturan, misal datang ke stadion tak pakai atribut," ujar Akmal.

3. Harusnya ada klasifikasi laga, bukan pelarangan

Ilustrasi Jakmania. (Istimewa)
Ilustrasi Jakmania. (Istimewa)

Akmal berkata, sepak bola sejatinya harus ada penonton, baik itu tim tuan rumah atau tim tamu. Harusnya ada klasifikasi laga, sehingga antisipasi terhadap tindakan suporter bisa ditakar. Bukannya melarang.

"Tinggal diklasifikasi, mana yang laga Liga 1 yang masuk high risk match, middle level match, dan low risk match. Misal Persija lawan Persib masuk high risk match, maka persiapan harus dilakukan jauh hari dan langkah persuasif harus dilakukan, tapi tetap ada penonton," kata Akmal.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ilyas Listianto Mujib
EditorIlyas Listianto Mujib
Follow Us