4 Pelatih yang Paling Sering Dikalahkan Luis Enrique per Juni 2025

- Luis Enrique telah mengalahkan Fran Escriba tujuh kali, termasuk kemenangan besar dengan skor 6-0 dan 5-0.
- Enrique menang delapan kali atas Unai Emery, termasuk kemenangan di final Piala Super Eropa dan Copa del Rey.
- Paris Saint-Germain membantai Atletico Madrid dengan skor 4-0 di Piala Dunia Antarklub FIFA 2025, menjadikan Luis Enrique memenangkan kesepuluhnya dari Diego Simeone.
Luis Enrique dianggap salah satu pelatih top di Eropa. Sosok asal Spanyol itu baru saja membawa Paris Saint-Germain (PSG) meraih treble winners pada 2024/2025. Keberhasilan tersebut menyejajarkannya dengan Pep Guardiola sebagai juru taktik yang mampu menorehkan trigelar bersama dua klub berbeda.
Pertanyaan tentang siapa rekan seprofesi yang paling sering dikalahkan Enrique kemudian menyeruak? Per Juni 2025, ternyata ada empat nama yang masuk daftar. Perhitungannya, kuartet tersebut sudah merasakan minimal tujuh kekalahan saat bersua Enrique. Mereka juga sekaligus menjadi lawan yang paling sering dihadapi pria kelahiran 8 Mei 1970 itu.
1. Luis Enrique sudah mengalahkan Fran Escriba tujuh kali
Luis Enrique debut sebagai pelatih Barcelona pada 24 Agustus 2014. Ia membuka LaLiga Spanyol 2014/2015 dengan kemenangan atas Elche yang dilatih Fran Escriba. Enrique sukses membawa Blaugrana menang dengan skor 3-0.
Setelahnya, ada enam kemenangan yang didapat Enrique ketika bertarung dengan Escriba. Masih pada 2014/2015, Enrique menang dengan skor 5-0 dan 4-0 dalam dua leg 16 besar Copa del Rey. Sementara, pada pertemuan kedua di LaLiga, Enrique lagi-lagi unggul dengan skor telak 6-0.
Pada 2015/2016, Escriba pindah ke Getafe. Naasnya, ia kembali gagal terhindar dari kekalahan atau sekadar mencetak gol saat berjumpa Barcelona pimpinan Enrique. Getafe kalah dengan skor 0-2 dan 0-6.
Semusim kemudian, Escriba ditunjuk sebagai pelatih Villarreal. Saat pertama kali berjumpa Barcelona asuhan Enrique dengan jabatan tersebut, ia mampu meraih hasil imbang 1-1. Namun, pada pertemuan kedua di LaLiga 2016/2017, Escriba kembali kalah dengan skor 1-4.
Meski begitu, sebelum dominasi di atas dimulai, Enrique sebetulnya selalu menelan kekalahan dari Escriba. Dalam dua pertemua pertama di antara mereka, Enrique kalah dengan skor 0-1. Itu terjadi di LaLiga 2013/2014 saat melatih Celta Vigo dan Escriba masih bersama Elche.
2. Luis Enrique menang delapan kali atas Unai Emery
Saat debut di LaLiga bersama Celta Vigo pada 2013/2014, Sevilla menjadi salah satu tim yang berhasil dikalahkan Luis Enrique dalam dua pertemuan. Ia sukes meraih kemenangan dengan skor 1-0. Saat itu, Sevilla dilatih Unai Emery.
Ketika mulai melatih Barcelona pada musim berikutnya, Enrique bertemu Sevilla era Emery sebanyak enam kali. Ia merebut empat kemenangan. Dua di antaranya berbuah trofi karena terjadi pada final Piala Super Eropa (11/8/2015) dan Copa del Rey (22/4/2016).
Enrique dan Emery kembali berjumpa pada 16 besar Liga Champions Eropa (UCL) 2016/2017. Emery kini memimpin Paris Saint-Germain. Pada leg pertama, ia mempermalukan Enrique dengan skor 4-0. Namun, Enrique membalas dengan menang 6-1 pada leg kedua.
Setelah 8 tahun, keduanya melanjutkan pertarungan di kompetisi yang sama. Mereka bertemu pada perempat final UCL 2024/2025 dengan Enrique melatih PSG dan Emery menukangi Aston Villa. Enrique dan PSG kalah dengan skor 2-3 pada leg kedua. Namun, kemenangan 3-1 pada leg pertama cukup untuk membuat mereka melaju ke babak selanjutnya hingga akhirnya menjadi juara.
3. Diego Simeone baru saja menelan kekalahan kesepuluh dari Luis Enrique
Paris Saint-Germain membantai Atletico Madrid dengan skor 4-0 di Piala Dunia Antarklub FIFA 2025, Senin (16/6/2025) pagi WIB. Bagi Luis Enrique, ini menjadi kemenangan kesepuluhnya atas Diego Simeone. Secara keseluruhan, mereka sudah bertemu 16 kali.
Sembilan dari sepuluh hasil positif atas Simeone diraih Enrique bersama Barcelona. Ia menang 5 kali di LaLiga, 3 kali di Copa del Rey, dan 1 kali di Liga Champions. Ada tiga pertemuan lain yang terjadi dan berakhir dengan 1 kekalahan bagi Enrique serta 2 keimbangan.
Sebelum kemenangan di Piala Dunia Antarklub FIFA 2025, Enrique sebetulnya sempat sekali memimpin PSG menghadapi Atletico Madrid besutan Simeone. Mereka bertemu pada fase liga UCL 2024/2025. Hasilnya, Simeone sukses membawa Atletico Madrid menang dengan skor 2-1.
Simeone mengoleksi dua kemenangan tambahan atas Enrique. Itu terjadi di LaLiga 2013/2014 ketika sang rival masih menukangi Celta Vigo. Pada pertemua pertama, ia unggul dengan skor tipis 2-1. Pada pertemuan kedua, Atletico Madrid kembali mencetak dua gol, tetapi tanpa kebobolan.
4. Ernesto Valverde menjadi lawan favorit Luis Enrique
Sejauh ini, Ernesto Valverde menjadi lawan yang paling sering dihadapi dan dikalahkan Luis Enrique. Keduanya sudah bersua dalam 17 pertandingan dengan 11 kemenangan bagi Enrique. Ia mencatakannya bersama Celta Vigo dan Barcelona. Sementara, Valverde selalu menemuinya sebagai pelatih Athletic Club.
Kemenangan pertama Enrique atas Valverde terjadi pada babak keempat Copa del Rey 2013/2014. Ia membawa Celta Vigo unggul dengan skor 1-0. Sayangnya, mereka gagal melaju ke fase selanjutnya karena kalah dengan skor 0-4 pada leg kedua.
Sepuluh kemenangan lain Enrique atas Valverde dibuat bersama Barcelona. Salah satu yang paling berharga tercipta di Copa del Rey 2014/2015. Ia berhasil membuat Barca mengangkat trofi karena menang dengan skor 3-1 pada final.
Ada tiga kemenangan lain yang diraih Enrique dari Valverde di Copa del Rey dan enam di LaLiga. Sementara, enam pertemuan sisa di antara keduanya berakhir dengan 2 keimbangan dan 4 kemenangan bagi Valverde. Separuh dari total kekalahan Enrique atas Valverde terjadi saat masih melatih Celta Vigo.
Pada Juni 2025, Enrique sebetulnya masih akan melakoni dua pertandingan bersama Paris Saint-Germain. Mereka mesti melanjutkan perjuangan pada babak grup Piala Dunia Antarklub FIFA 2025 melawan Botafogo (19/6/2025) dan Seattle Sounders (23/6/2026). Selain menjadi pertarungan pertama di antara para klub, ini juga merupakan pertemuan perdana antara Enrique dengan pelatih kedua tim tersebut, Renato Paiva dan Brian Schmetzer.