4 Pencapaian Liga Domestik Terbaik Harry Kane sebelum 2024/2025

- Harry Kane meraih trofi pertama di Bundesliga Jerman 2024/2025 bersama Bayern Munich setelah menjadi top skor EPL pada 2015/2016 dan 2016/2017.
- Pada musim 2015/2016, Tottenham Hotspur berakhir di posisi ketiga, kalah dari Leicester City dan Arsenal. Pada musim 2016/2017, mereka hanya menjadi runner-up di bawah Chelsea.
- Di Premier League 2017/2018, Kane mencetak 30 gol tetapi Tottenham Hotspur hanya mampu menduduki posisi ketiga, kalah dari Manchester City yang juara dengan rekor 100 poin.
Bayern Munich resmi menjuarai Bundesliga Jerman 2024/2025 setelah Bayer Leverkusen hanya bermain imbang 2-2 melawan SC Freiburg pada Minggu (4/5/2025). Hasil tersebut membuat mereka tidak mungkin lagi terkejar dengan dua pertandingan tersisa. Die Roten memimpin dengan 76 poin, unggul 8 angka dari Die Werkself.
Kesuksesan ini pun disambut dengan sukacita yang luar biasa oleh sang penyerang andalan, Harry Kane. Pasalnya, penggawa berusia 31 tahun tersebut sahih meraih trofi pertama dalam kariernya. Sebelumnya, ada 4 musim terbaik ketika pemain asal Inggris itu pernah hampir menjadi juara di liga domestik.
1. Harry Kane dan Tottenham Hotspur berakhir di posisi ketiga di Premier League 2015/2016
Harry Kane menjadi top skor English Premier League (EPL) untuk pertama kalinya pada 2015/2016. Ia berhasil mencetak 25 gol, unggul 1 gol dari Sergio Aguero (Manchester City) dan Jamie Vardy (Leicester City). Sayangnya, di klasemen akhir, Kane hanya bisa membawa Tottenham Hotspur berakhir di posisi ketiga.
Mereka kalah dari Leicester City yang berhasil membuat kejutan menjadi juara. The Lilywhites juga berada di bawah rival utamanya, Arsenal. Tim asuhan Mauricio Pochettino itu mengoleksi 70 poin, tertinggal 11 angka dari The Foxes dan 1 poin dari The Gunners. Meski begitu, ini merupakan pencapain terbaik Tottenham setelah 1989/1990.
2. Harry Kane membawa Tottenham Hotspur menjadi runner-up di Premier League 2016/2017
Semusim setelah 2015/2016, Harry Kane kembali merebut trofi sepatu emas Premier League. Perolehan golnya bertambah menjadi 29 gol. Ia meninggalkan Romelu Lukaku (Everton) yang hanya bisa mengemas 25 gol.
Di klasemen, posisi Tottenham Hotspur juga ikut meningkat. Sayangnya, mereka hanya bisa menjadi runner-up dengan 86 poin. Tim asal London ini kalah dari rival sekota, Chelsea, yang meraup 93 angka. Padahal, Tottenham menjadi tim dengan jumlah gol paling tinggi (86 gol) dan kebobolan paling rendah (26 gol).
3. Harry Kane dan Tottenham Hotspur kembali ke posisi ketiga di Premier League 2017/2018
Harry Kane terus menunjukkan perkembangan yang progresif. Di Premier League 2017/2018, ketajamannya di depan gawang kembali meningkat dengan mencetak 30 gol. Meski begitu, ia gagal mempertahankan status top skor karena kalah dari Mohamed Salah (Liverpool) yang mampu menciptakan 32 gol.
Namun, Kane dan Tottenham Hotspur tidak bisa membendung keperkasaan Manchester City. Pada musim kedua era Pep Guardiola, The Cityzens menjadi juara. Mereka juga mencatatkan sejarah sebagai tim EPL pertama yang mampu mencapai 100 poin. Tottenham berada di posisi ketiga dengan koleksi 77 angka, sementara Manchester United menjadi runner-up dengan 81 poin.
4. Harry Kane gagal menjadi juara pada musim pertamanya di Bundesliga (2023/2024)
Tidak kunjung mengangkat piala, Harry Kane akhirnya memilih untuk meninggalkan Totenham Hotspur pada awal 2023/2024. Ia lantas bergabung dengan Bayern Munich yang merupakan kampiun Bundesliga dalam 11 musim terakhir. Nahas, Kane kembali menderita kekalahan pada musim pertamanya bermain di sepak bola Jerman ini.
Mereka dipermalukan Bayer Leverkusen yang berhasil menjadi juara tanpan merasakan kekalahan. Tim yang kala itu dilatih Thomas Tuchel bahkan hanya bisa mengakhiri liga di posisi ketiga. Mereka kalah posisi dari Stuttgart. Padahal, Kane mampu mencetak 36 gol yang bukan hanya membuatnya menjadi top skor kompetisi, melainkan juga memenangi trofi sepatu emas Eropa.
Pada 2024/2025, Kane akhirnya berhasil menyudahi puasa gelar. Kesuksesan ini pasti akan membuatnya makin terpacu untuk bisa meraih lebih banyak kejayaan. Bukan hanya di liga domestik, melainkan juga berbagai kompetisi lainnya, seperti Liga Champions Eropa misalnya.
Setidaknya, ia masih memiliki 2 musim untuk merealisasikan mimpi-mimpi tersebut bersama Bayern Munich. Sebab, kontraknya saat ini memang berlaku sampai 2027. Mampukah pemain berusia 31 tahun itu menambah trofi sebelum memutuskan pensiun?