PSSI dan LIB Raup Rp14 Miliar dari Denda Komdis dan Kartu

Jakarta, IDN Times - Football Institute merilis riset terkait evaluasi Liga 1, 2, dan Elite Pro Academy (EPA), musim 2023/24. Salah satu temuannya menyingkap pendapatan PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) dari denda Komisi Disiplin (Komdis) dan kartu.
Berdasarkan hasil riset Football Institute, disebutkan PSSI dan LIB meraup dana sebesar Rp14,8 miliar dari hasil denda Komdis dan kartu. Rinciannya, Rp8,7 miliar berasal dari denda Komdis, dan Rp6,1 miliar berasal dari kartu.
1. Liga 1 jadi penyumbang denda Komdis terbanyak

Dalam temuannya, Football Institute menjabarkan Liga 1 jadi kompetisi penyumbang denda Komdis PSSI terbanyak, yakni Rp4,8 miliar. Diikuti oleh Liga 2 (Rp3,2 miliar), kemudian EPA (Rp620 juta).
Persib Bandung, Persebaya Surabaya, Bali United, PSS Sleman, dan Persija Jakarta, jadi klub Liga 1 penyumbang denda Komdis terbanyak. Peringkat pertama diduduki Persib dengan total denda Rp680 juta.
2. Liga 2 jadi penyumbang denda kartu terbanyak

Sedangkan, untuk penyumbang denda kartu terbanyak, jatuh kepada Liga 2. Mereka menyumbang pendapatan untuk denda kartu sebesar Rp2,1 miliar untuk kartu kuning, serta Rp567 juta untuk kartu merah.
Peringkat kedua ada Liga 1 yang menyumbang denda kartu kuning sebesar Rp1,9 miliar, serta denda kartu merah sebesar Rp511 juta. Sedangkan untuk peringkat tiga, ada EPA dengan sumbangan denda kartu kuning Rp761 juta, dan kartu merah Rp268 juta.
3. Perlu sanksi yang lebih memberikan efek jera

Founder Football Institute, Budi Setiawan, menyatakan semestinya ada evaluasi dari Komdis PSSI terkait sanksi yang diberikan. Sebab, sanksi denda ternyata tidak memberikan efek jera, justru malah banyak pengulangan.
"Meskipun Komdis PSSI telah memberikan denda kepada pihak klub atas pelanggaran yang mereka melakukan selama Liga 1, 2, dan EPA, ternyata tidak memberikan dampak yang berpengaruh pada kualitas pertandingan. Pengulangan pelanggaran masih kerap terjadi," ujar Budi di Jakarta, Selasa (9/7/2024).