Rusia dan Koleksi Kiper dengan Bakat di Atas Rata-rata

Rusia memang bukan tempat pertama yang dituju seseorang saat mencari pemain sepak bola berbakat. Namun, negara terluas di dunia itu punya banyak penjaga gawang hebat berdasar riwayatnya. Lev Yashin dan Rinat Dasaev adalah dua tokoh legendaris yang muncul pada era Soviet.
Setelah Soviet kolaps, kecenderungan ini ternyata tidak berubah. Pada era modern, Rusia masih punya koleksi kiper dengan talenta yang tak bisa diremehkan. Di Piala Dunia 2018, mereka punya Igor Akinfeev yang sampai 2024/2025 masih bermain untuk CSKA Moskow. Dari segelintir pemain mereka yang saat ini berlaga di Eropa, ada dua yang berposisi sebagai kiper, yakni Matvey Safonov (Paris Saint-Germain) dan Daniil Khudyakov (Sturm Graz).
Pada ranah domestik, Liga Primer Rusia (RPL) pun tak pernah kehabisan kiper-kiper brilian Musim 2024/2025 ini, ada beberapa nama mencolok seperti Anton Mitryushkin (Lokomotiv Moskow), Stanislav Agkatsev (FC Krasnodar), dan Evgeniy Latyshonok (Zenit St Petersburg). Apa yang membuat Rusia punya koleksi kiper dengan kualitas di atas rata-rata?
1. Kualitas di atas rata-rata kiper Rusia dibuktikan oleh statistik Total Football Analysis
Total Football Analysis (TFA) pernah menghimpun data soal kiper-kiper di Eropa pada 2019. Ada 142 penjaga gawang dari enam liga (Serie A Italia, English Premier League, Ligue 1 Prancis, LaLiga Spanyol, dan Bundesliga Jerman) dalam studi tersebut. Mereka menemukan bahwa saves per goal (rasio penyelamatan dibanding gol kemasukan, bisa dipakai untuk melihat kemampuan individu) dan saves per match (jumlah penyelamatan kiper per pertandingan, bisa dipakai untuk meninjau kemampuan bertahan tim).
Menurut data tersebut, kiper Rusia rata-rata berhasil membuat 3,06 saves per goal dan 3,04 saves per match. Data itu sudah cukup membuktikan superioritas kiper Rusia dibanding 5 liga lainnya dalam 2 aspek sekaligus. Berdasar statistik tersebut, ada 3 kiper RPL yang berhasil mencetak lebih dari 4 saves per goal. Ini melebihi 5 liga lain yang hanya punya 0 sampai 1 kiper dengan rekor serupa atau lebih baik.
2. Legasi Lev Yashin dan regenerasi yang relatif cepat
Berasal bahkan bermain di liga yang sama dengan Lev Yashin pada masa aktifnya, tak heran bila kiper-kiper asal Rusia menjadikannya role model. Masalahnya, Yashin adalah standar yang tinggi untuk seorang kiper dan sampai sekarang belum terkalahkan. Sama seperti legenda mereka yang berjuluk The Black Spider itu, kiper-kiper asal Rusia dikenal punya gaya penyelamatan yang berani dan tak biasa.
Mereka akan tampak mencolok pada laga-laga yang agresif dan bertempo cepat, yakni yang butuh gerakan berani dan berisiko. Kiper-kiper Rusia tak ragu melakukan intersep dan blok bahkan di luar kotak penalti. Hal ini cukup jarang ditemukan dilakukan kiper-kiper di liga lain dan jadi salah satu keunikan di RPL.
Regenerasi kiper di Rusia juga relatif cepat. Khudyakov misalnya debut di Lokomotiv pada usia 17 tahun. Kiper utama FC Krasnodar saat ini, Stanislav Agkatsev masih berusia 22 tahun. Begitu pula dengan penjaga gawang Orenburg, Bogdan Moskvichev yang baru 20 tahun. Mayoritas kiper utama di tim-tim Rusia berusia di bawah 30 tahun dengan hanya segelintir klub yang menggunakan jasa kiper berusia di atas 30-an sebagai opsi utama. Itu pun mereka yang sudah punya nama alias pernah membela tim papan atas seperti Andrey Lunev dan Sergei Pesyakov.
3. Tak banyak yang berkesempatan keluar dari Rusia
Sayangnya, tak banyak kiper Rusia yang berhasil meninggalkan negaranya untuk berkarier di luar negeri. Sebelum Safonov dan Khudyakov, Anton Mitryushkin dan Andrey Lunev adalah beberapa yang pernah mencoba peruntungan tersebut, tetapi karier mereka di luar negeri tak bertahan lama. Mitryushkin kembali ke Moskow setelah 5 tahun berkelana di liga utama Swiss dan liga kasta kedua Jerman. Lunev gagal dapat pos utama di Bayern Leverkusen dan kembali ke Rusia setelah kontrak 2 tahunnya dengan klub Bundesliga itu berakhir.
Selain gaya permainan yang berbeda dan kesulitan untuk bersaing, sanksi FIFA dan UEFA adalah faktor penghambat baru. Sejak Februari 2022, peluang kiper-kiper Rusia merantau ke Eropa akan lebih sulit dari sebelumnya. Kepindahan Safonov dan Khudyakov saja menuai pro dan kontra, terutama dari pegiat sepak bola dan penduduk Ukraina.
Kiper-kiper Rusia sama seperti para pemain outfield lain di negeri itu juga masih harus berdamai dengan masa bakti yang relatif pendek. Masuk usia 30—tak terkecuali kiper yang biasanya masa kerjanya bisa lebih panjang—kebanyakan dari mereka tersingkir dari klub-klub liga utama. Opsi yang ada adalah bergeser ke tim papan bawah dan liga kasta kedua atau yang terburuk pensiun dini. Mengingat Rusia punya banyak cadangan kiper muda potensial, tim-tim papan atas RPL akan memilih mereka dan secara otomatis menyingkirkan kiper-kiper senior. Igor Akinfeev salah satu pengecualian.