Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Saat Arsenal Akhiri Puasa Gelar pada 1971 dengan Cara yang Istimewa

ilustrasi jersey Arsenal (unsplash.com/nelsonndongala)
ilustrasi jersey Arsenal (unsplash.com/nelsonndongala)

Arsenal kembali gagal menjadi kampiun English Premier League (EPL). Setelah berstatus runner-up selama 2 musim beruntun di bawah Manchester City, The Gunners kalah dari Liverpool yang dipimpin seorang pelatih baru pada 2024/2025 ini. Dengan begitu, puasa gelar juara EPL mereka pun genap berlangsung selama 20 tahun.

Meski begitu, ini sebetulnya bukan paceklik trofi liga domestik perdana yang dialami klub yang terbentuk pada 1886 tersebut. Sebelumnya, mereka pernah merasakannya selama 18 tahun pada 1954--1971. Menariknya, kala itu, Arsenal mengakhiri penantian panjangnya dengan cara yang istimewa. Seperti apa?

1. Trofi Liga Inggris 1970/1971 merupakan gelar juara pertama Arsenal dalam 18 tahun

Arsenal menyambut 1970/1971 dengan penuh tekanan. Mereka tidak pernah memenangkan piala apa pun setelah menjuarai Liga Inggris 1952/1953. Sayangnya, peluang mereka untuk mengakhiri penantian panjang tersebut juga tidak begitu menjanjikan. Pasalnya, pencapaian mereka semusim sebelumnya mengecewakan. Di Liga Inggris 1969/1970, tim asuhan Bertie Mee ini hanya berakhir di posisi 12.

Namun, tim yang diperkuat para legenda, seperti Bob Wilson, Pat Rice, Frank McLintock, George Graham, dan Charlie George tersebut mampu mengawali musim dengan mengejutkan. Mereka hanya terkena dua kekalahan selama paruh pertama. Sisanya, Arsenal meraih 15 kemenangan dan 5 keimbangan. Hasilnya, mereka pun bisa bersaing dengan Leeds United di puncak klasemen.

Momen kunci Arsenal pada musim ini terjadi pada periode April--Mei 1971. Mereka menuntaskan 12 pertandingan terakhir dengan 10 kemenangan, 1 keimbangan, dan 1 kekalahan. Pada akhir kompetisi, mereka pun resmi menjadi juara dengan 65 poin, unggul 1 angka saja dari Leeds United. Ini merupakan gelar Liga Inggris kedelapan Arsenal secara keseluruhan.

2. Arsenal menjuarai Liga Inggris 1970/1971 dengan mengalahkan Tottenham Hotspur

Gelar juara Liga Inggris Arsenal pada 1970/1971 menjadi begitu istimewa karena mereka memastikannya dengan mengalahkan sang rival utama, Tottenham Hotspur. Selain itu, Arsenal juga melakukannya dengan cukup dramatis. Narasi ini memang bakal tampak biasa saja jika tidak dilengkapi konteks yang sempurna.

Saat itu, musim sebetulnya sudah selesai. Leeds United memimpin klasemen dengan 64 poin. Namun, Arsenal memiliki satu pertandingan tunda, yaitu melawan Tottenham Hotspur. Laga ini seharusnya digelar pada 27 Maret 1971. Arsenal tidak bisa melakoninya karena harus bermain di semifinal Piala FA.

Laga melawan Tottenham pun akhirnya digelar pada 3 Mei 1971, 2 hari setelah kompetisi rampung. Sebelum pertandingan, Arsenal berada di posisi kedua dengan 63 poin. Dengan begitu, mereka harus meraih kemenangan jika ingin menjadi juara.

Nahas, pertandingan digelar di kandang Tottenham, White Hart Lane. Arsenal pun jelas mendapat ujian berat untuk meraih kemenangan. Terlebih, selain tidak ingin dipermalukan di rumah sendiri, Tottenham juga sama-sama membutuhkan poin penuh demi bisa lolos ke Piala UEFA.

Arsenal sebetulnya memiliki satu cara lain untuk menjadi juara. Mereka hanya perlu bermain imbang tanpa gol. Pasalnya, saat itu, mereka unggul rataan gol dari Leeds United. Pada era tersebut, selain masih menggunakan sistem dua poin untuk kemenangan, Liga Inggris memang memakai rataan gol, alih-alih selisih gol.

Arsenal memiliki rataan gol 2,441 yang merupakan hasil dari mencetak 70 gol dan kebobolan 29 gol. Sementara, Leeds United memiliki rataan gol 2,4 karena mampu mencetak 72 gol dan kebobolan 30 gol. Dengan kondisi seperti ini, Arsenal sebetulnya lebih membutuhkan nirbobol dibanding mencetak gol.

Pada Senin, 3 Mei 1971, tepat pukul 19.30 waktu setempat, sepak mula pun dilakukan. Sesuai prediksi, laga berjalan begitu ketat. Tidak ada gol yang tercipta pada paruh pertama. Setelah kedua tim keluar dari ruang ganti, papan skor pun tak kunjung berubah. Hingga akhirnya, 3 menit sebelum pertandingan usai, Arsenal mendapatkan momennya. Mereka berhasil membobol gawang Pat Jennings lewat sundulan Ray Kennedy.

Namun, akibat rataan gol, peluang juara Arsenal jelas makin terancam. Tekanan bertambah karena Tottenham yang terus menyerang dengan sisa waktu yang ada. Dalam sebuah wawancara, Kennedy pernah mengungkapkan, itu merupakan 3 menit terlama sepanjang hidupnya. Beruntung, ia dan para pemain Arsenal lain berhasil menjaga gawang Wilson dari malapetaka. Mereka pun resmi menjadi juara setelah Kevin Howley yang bertindak sebagai wasit meniup peluit panjang.

3. Arsenal juga berhasil menjadi juara Piala FA pada 1971

Kejayaan Arsenal pada 1971 tidak berakhir hanya dengan gelar juara Liga Inggris. Lima hari berselang, mereka berhasil melengkapinya dengan trofi Piala FA. Di final, mereka mengalahkan Liverpool dengan skor 2-1 lewat babak tambahan. Sempat tertinggal oleh gol Steve Heighway pada menit 92, Arsenal membalikkan melalui sepakan George Graham pada menit 101 dan Charlie George pada menit 111.

Sementara, di semifinal ketika mereka seharusnya bertanding melawan Tottenham Hotspur, Arsenal bermain imbang 2-2 melawan Stoke City. Arsenal meraih tiket final usai menang dengan skor 2-0 pada laga replay. Saat itu, keberhasilan Arsenal mengawinkan trofi Liga Inggris dan Piala FA sekaligus menggugurkan status Tottenham sebagai satu-satunya tim Inggris yang bisa melakukan double pada abad 20.

Pada 2003/2004, ketika menjadi juara Premier League untuk terakhir kalinya sampai 2024/2025 ini, Arsenal juga memastikannya usai melawan Tottenham di White Hart Lane. Saat itu, mereka bahkan meraihnya hanya dengan hasil seri 2-2. Kini, tidak hanya para pendukung, pemain dan semua staf Arsenal juga sudah tidak sabar untuk bisa kembali merasakan momen serupa. Mampukah mereka menjadi juara Premier League pada 2025/2026?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Atqo Sy
EditorAtqo Sy
Follow Us