Tragedi Kanjuruhan Masuk 3 Besar Laga Paling Mematikan di Dunia

Tragedi Kanjuruhan memakan 129 korban jiwa

Jakarta, IDN Times - Sepak bola Indonesia berduka. Pada Sabtu (1/10/2022) malam terjadi sebuah tragedi berdarah di Stadion Kanjuruhan, usai laga antara Arema lawan Persebaya. Banyak nyawa melayang sia-sia.

Berdasarkan laporan terbaru, tercatat ada 129 orang meninggal dunia dalam tragedi ini. Bukan cuma korban jiwa, ada juga 180 orang yang tengah dirawat di rumah sakit yang tersebar di beberapa daerah di Malang Raya.

Tragedi yang terjadi di Kanjuruhan ini rupanya masuk dalam kategori tiga besar laga sepak bola mematikan di seluruh dunia. Sebelumnya, ada beberapa laga di belahan dunia lain yang sempat merenggut banyak korban jiwa.

Baca Juga: Liga 1 Dihentikan Sepekan Imbas Tragedi Berdarah di Kanjuruhan

1. Tragedi di Stadion Accra, Ghana

Tragedi Kanjuruhan Masuk 3 Besar Laga Paling Mematikan di DuniaPenonton sepak bola di stadion Accra Sport (goal.com/Kent Mensah)

Sebelum insiden di Kanjuruhan, pada 2001 lalu juga terjadi tragedi memilukan di Stadion Accra, Ghana. Tragedi itu terjadi dalam laga yang mempertemukan dua klub asal Ghana, Accra Hearts dan Asante Kotoko.

Rivalitas yang kencang antara kedua tim membuat penjagaan laga begitu ketat. Accra Hearts sukses memenangi laga dengan skor 2-1, dan di sinilah kerusuhan bermula. Diawali aksi dari Kotoko fans yang menyerobot masuk lapangan, situasi jadi ricuh.

Polisi pun mengamankan laga menggunakan senjata api plus gas air mata dalam jumlah banyak. Alhasil, 40 ribu orang yang menyaksikan laga berlarian ke luar stadion. Namun, situasi yang padat menjadikan banyak orang kehabisan oksigen.

Tercatat, 127 orang meninggal dunia, dan tragedi ini jadi salah satu laga berdarah paling mematikan ketiga di dunia.

2. Tragedi Estadio Nacional di Peru

Tragedi Kanjuruhan Masuk 3 Besar Laga Paling Mematikan di DuniaPertandingan Copa America 2021. (twitter.com/CopaAmerica)

Pada Mei 1964, tragedi berdarah pernah terjadi di Estadio Nacional, Lima, Peru. Ketika itu, stadion tengah menggelar laga antara Argentina lawan Peru, memperebutkan tiket di Olimpiade Tokyo. Total, 53 ribu orang menyaksikan laga.

Laga berjalan dengan tensi tinggi. Peru sejatinya sempat menyamakan laga jelang laga tuntas, usai tertinggal 0-1 sepanjang laga dari Argentina. Namun, gol Peru ini tidak disahkan wasit, sehingga akhirnya membuat fans yang hadir di stadion murka.

Tragedi bermula ketika salah satu fans lari ke lapangan dan memukul wasit, diikuti oleh fans-fans yang lain. Polisi pun mengamankan situasi, tetapi dengan cara yang brutal. Gas air mata yang berlebihan dilemparkan dan menciptakan kepanikan.

Ditambah lagi, ada satu gerbang keluar stadion yang dikunci, sehingga membuat situasi makin mencekam. Pada akhirnya, 328 orang dinyatakan meninggal dunia karena terinjak dan juga kehabisan oksigen. Ini jadi tragedi terparah di stadion sepanjang sejarah.

3. Kanjuruhan masuk peringkat dua

Tragedi Kanjuruhan Masuk 3 Besar Laga Paling Mematikan di DuniaEvakuasi korban saat kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (2/10/2022) malam. (IDN Times/Alfi Ramadana)

Di antara tragedi Lima dan Accra, sekarang terselip tragedi Kanjuruhan. Dengan pola yang sama, yaitu diawali kekecewaan suporter, penanganan massa yang terlalu brutal menggunakan gas air mata, plus penumpukan massa, korban jiwa berjatuhan.

Buah dari tragedi Kanjuruhan ini, Liga 1 2022/23 pun dihentikan selama sepekan, tak terkecuali laga besar Persib vs Persija pada Minggu (2/10/2022). Hal ini tentu jadi pekerjaan rumah bagi otoritas sepak bola Indonesia dan otoritas keamanan di Indonesia.

Topik:

  • Sunariyah
  • Retno Rahayu

Berita Terkini Lainnya