Kisah Ajaib Granada, Usai Degradasi Kini Tantang MU di Liga Europa  

Tak ada yang menyangka Granada bisa perkasa

Jakarta, IDN Times -Perempat final Liga Europa menyajikan cerita menarik dari pertemuan Granada kontra Manchester United di Estadio Nuevo Los Carmenes, Jumat (9/4/2021) dini hari WIB. Kisah itu datang dari Granada, klub yang sejatinya hampir degradasi, kini tampil di kompetisi Eropa dan menghadapi MU.

Liga Europa memang kompetisi kasta kedua di benua biru. Namun, tampil di Liga Europa dan menembus perempat final untuk duel melawan MU, sudah pencapaian tersendiri bagi Granada.

Baca Juga: Malam Super Seru Pemecah Rekor Liga Europa, 59 Gol Tercipta

1. Berawal dari klub papan bawah

Kisah Ajaib Granada, Usai Degradasi Kini Tantang MU di Liga Europa  Daily Mirror / Striker Granada, Roberto Soldado

Popularitas Granada di Andalusia sebenarnya tak mentereng seperti Sevilla, Real Betis, atau Malaga. Granada selama ini dikenal sebagai tim papan bawah di LaLiga. Bahkan, pada musim 2016/17, mereka terdegradasi dengan menduduki posisi juru kunci.

Granada butuh waktu dua musim untuk kembali ke LaLiga. Pada musim 2019/20, mereka akhirnya mentas lagi di kasta tertinggi Spanyol.

Hebatnya lagi, Granada finis di posisi tujuh, yang membuatnya berhak tampil dalam kualifikasi Liga Europa musim 2020/21.

2. Ledakan di Liga Europa

Kisah Ajaib Granada, Usai Degradasi Kini Tantang MU di Liga Europa  Daily Mirror / Fans menyambut kedatangan skuad Granada jelang perempat final Liga Europa

Kejutan Granada berlanjut. Dari tim promosi LaLiga, mereka tembus ke babak utama Liga Europa setelah mengalahkan Malmo FF. Pada babak utama, Granada tergabung di Grup E. Mereka lolos dengan status runner up, di bawah PSV Eindhoven.

Sensasi Granada berlanjut di babak 32 besar. Mereka jumpa Napoli dan berhasil menang secara agregat, 3-2.

Kemudian, Granada jumpa Molde di babak 16 besar. Mereka lolos ke perempat final dengan agregat yang sama. Dengan kemenangan atas Molde, Granada kini menantang MU.

3. Perubahan radikal

Kisah Ajaib Granada, Usai Degradasi Kini Tantang MU di Liga Europa  Daily Mirror / Pelatih Granada, Diego Martinez

Prestasi instan Granada sebenarnya diawali dari perubahan radikal ketika berkutat di divisi Segunda. Diego Martinez, usai Granada degradasi, ditunjuk untuk menjadi arsitek. Dari sini, revolusi Granada dimulai.

Martinez melakukan sejumlah pembenahan di berbagai sektor. Bersama seluruh stafnya, Martinez langsung memperbaiki proses perekrutan pemain, mencari identitas permainan, hingga sistem akademi di Granada.

Dua tahun, proses itu membuahkan hasil. Hingga akhirnya, di musim ini, Granada mencatatkan prestasi di Liga Europa.

"Mereka mengubah segalanya. Mereka melakukan revolusi di lingkup internal. Klub berkembang di bawah arahan Martinez dan menumbuhkan kepercayaan di ruang ganti," kata striker Granada, Roberto Soldado, dilansir Daily Mirror.

Martinez mencari identitas permainan Granada sesuai dengan materi yang dimiliki. Dari pengamatannya, permainan dengan bertumpu pada kekuatan fisik, cocok buat Granada. Benar saja, semua perubahan itu mulai dirasakan hingga sekarang.

Granada kini harus membuktikan diri, kelolosan ke perempat final bukan faktor hoki semata. Patut dinantikan, apakah keajaiban mereka berlanjut, atau justru MU mampu menghentikannya.

Baca Juga: MU Bakal Perpanjang Kontrak Solskjaer Si Guru Penjas

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya