Seluruh pemain timnas Prancis, tanpa terkecuali, menegaskan tidak setuju atas keputusan yang diambil oleh pihak federasi yang mengeluarkan Nicolas Anelka dari tim. Atas permintaan tim, pemain tersebut sudah coba meminta penjelasan namun diabaikan. Federasi tidak mencoba untuk melindungi timnasnya. Sebuah keputusan telah dibuat tanpa persetujuan seluruh pemain, berdasarkan fakta yang dilaporkan oleh media.
Sejarah Kelam Prancis di Piala Dunia 2010: Akhir Pahit Domenech

Perjalanan Prancis di Piala Dunia 2010 lalu, menjadi episode yang tak bisa dilupakan banyak orang. Perjalanan mereka di ajang yang mengambil tempat di Afrika Selatan tersebut lebih banyak dihiasi masalah daripada kabar kemenangan.
Prancis lolos ke putaran final edisi 2010 sebagai pemenang play-off, bukan capaian yang bagus untuk ukuran finalis empat tahun sebelumnya.
Berangkat ke Afrika Selatan, langkah mereka diikuti oleh kritik atas performa buruk dan tak dipanggilnya dua nama muda yang sedang naik daun waktu itu yakni Karim Benzema serta Samir Nasri.
Serangkaian keputusan buruk nantinya menjadi bumerang bagi sang pelatih, Raymond Domenech, yang mengumumkan berhenti menangani timnas Perancis beberapa waktu sebelum PD 2010.
Menilik ke belakang saat Piala Eropa 2008, Domenech tak menyertakan gelandang Robert Pires yang tampil moncer bersama Villareal. Alasannya?
Karena Pires berzodiak Scorpio, dan Domenech yang amat memegang teguh astrologi percaya bahwa orang-orang Scorpio bisa membawa masalah bagi tim. Hasilnya?
Prancis gagal lolos dari fase grup, sekaligus hancur lebur di tangan Italia dan Belanda.
1. Nicolas Anelka (Kiri) menyuarakan langsung rasa tidak puas kepada Raymond Domenech (Kanan) atas taktik yang diterapkan

Masalah muncul sejak di training camp. Keputusan Domenech menunjuk Patrice Evra sebagai kapten secara mendadak tidak disukai beberapa pemain.
Florent Malouda terlibat argumen dengan sang pelatih pada sesi latihan pagi sebelum menghadapi Uruguay di laga pertama penyisihan Grup A. Gelandang andalan selama babak kualifikasi itu “dihukum” dengan menjadi cadangan.
Kedua tim bertemu di Cape Town Stadium pada 11 Juni 2010. Les Blues kekurangan kreasi dan amat monoton. Mereka bahkan tak bisa mengambil keuntungan saat Uruguay bermain dengan 10 orang di menit-menit akhir.
Laga berakhir imbang tanpa gol. Kritik kembali dilayangkan. Termasuk dari sang legenda Zinedine Zidane. Zizou mengatakan bahwa dia tidak melihat sama sekali adanya kerjasama tim. Ketegangan di skuat Prancis meledak saat bertemu Meksiko enam hari berselang.
Kembali alami kebuntuan alias tak sanggup mencetak gol di babak pertama, striker Nicolas Anelka langsung menyembur Domenech dengan umpatan kasar, saat masa turun minum sebagai rasa tak puas atas taktiknya. Anelka langsung diganti pada babak kedua.
Meksiko berhasil menang 2-0, krisis menguat. Prancis sama sekali tidak memperlihatkan tanda-tanda permainan akan meningkat. Anelka, yang menolak meminta maaf, dikirim pulang sehari usai pertandingan sebagai hukuman atas tindakan indisiplinernya.
Domenech mulai hilang respek dari para pemain dan tak lagi punya kendali untuk menenangkan keadaan.
2. Cekcok antara pelatih kebugaran Robert Duverne (Kiri) dan Patrice Evra (Kanan) berujung pada aksi mogok latihan seluruh pemain Prancis

Di hari yang sama saat Anelka terbang meninggalkan Afrika Selatan, ketegangan terjadi antara Patrice Evra dan pelatih kebugaran Robert Duverne dalam sesi latihan. Tidak jelas apa yang jadi penyebab.
Namun Evra yang tersulut emosinya langsung meninggalkan lapangan kembali ke dalam bus, langkah yang diikuti oleh seluruh rekan setimnya. Mereka rupanya melancarkan aksi protes ke Domenech.
Beberapa jam setelah aksi mogok latihan, Domenech yang kini berusia 66 tahun itu membacakan surat protes para pemainnya. Bayangkan, seorang pelatih membaca kata-kata protes yang ditujukan kepadanya dengan sukarela di depan awak media.
Perbuatan nahkoda Les Blues sejak tahun 2004 itu seolah menyiratkan bahwa wibawanya sudah tercerabut penuh.
Masalah yang menimpa timnasnya membuat direktur tim Federasi Sepak bola Prancis, FFF, mengundurkan diri. Menteri Olahraga Prancis waktu itu, Roselyne Bachelot, bahkan rela terbang jauh-jauh ke Afrika Selatan demi memadamkan bara api dalam tim yang sudah membesar.
Reputasi dan nasib mereka dipertaruhkan pada laga terakhir kontra Afrika Selatan.
3. Langkah "Les Blues" di PD 2010 berakhir tragis setelah kalah dari Afrika Selatan

22 Juni 2010 di Free State Stadium Bloemfontein jadi penentuan apakah Prancis akan berakhir sebagai pecundang atau pahlawan, mengingat mereka masih punya harapan untuk lolos ke babak gugur. Namun kebangkitan sebuah tim yang baru saja diterpa masalah bertubi-tubi (seperti di film-film Hollywood) urung terjadi.
Tim tuan rumah berhasil menang dengan skor 2-1. Sepasang gol dari bek Bongani Khumalo (’20) dan Katlego Mphela (’37) hanya bisa dibalas satu angka oleh Florent Malouda yang mencetak gol di menit ke-70.
Domenech yang harusnya mendapat simpati malah menunjukkan sikap arogan. Dia menolak bersalaman dengan Carlos Alberto Parreira, juru taktik Afrika Selatan, saat pertandingan usai.
Prancis finis sebagai juru kunci Grup A tanpa sekalipun meraih kemenangan. Patrice Evra dan kawan-kawan terbang pulang dengan pesawat kelas ekonomi. Namun masalah tak berhenti sampai di sini.
Jean-Pierre Escalettes, mengundurkan diri dari jabatan sebagai Presiden FFF sebagai bentuk tanggung jawab atas “kekacauan” yang terjadi.
Beberapa pemain yang diduga sebagai “provokator” disidang oleh komisi disiplin federasi. Anelka mendapat sanksi terparah yakni larangan memperkuat timnas selama 18 laga.
Dengan usia yang tak lagi muda (31 tahun), pemain Chelsea itu menyimpulkan kariernya di Les Blues sudah habis. Bagi Domenech, ini adalah akhir pahit perjalanan panjang bersama timnas sekaligus noda bagi karier kepelatihannya.
Sejak 2010, dirinya tidak pernah lagi mendapat tawaran untuk menjadi pelatih baik di level klub atau timnas.











