Sempat Terdegradasi, 5 Pemain Ini Mampu Meraih Gelar Premier League

Kisah perjalanan Andy Robertson sebagai pemain sepak bola mungkin bisa menjadi inspirasi. Ia memulai karier dari kasta bawah sepak bola Skotlandia. Robertson kemudian pindah ke Inggris pada tahun 2014 dengan membela Hull City di Championsip atau kasta tertinggi kedua di Inggris. Ia dengan cepat mampu beradaptasi dan menyegel posisi inti di bek kiri.

Pada 2016, Robertson berhasil membawa Hull City promosi ke Premier League. Sayangnya, ia dan klubnya harus kembali terdegradasi pada musim selanjutnya. Namun, penampilan apik Robertson berhasil membuat Liverpool kepincut dan membelinya pada akhir musim 2016/2017.

Kini, tak hanya gelar Premier League saja yang mampu diraih oleh Robertson. Beberapa gelar bergengsi pernah ia menangi bersama Liverpool, seperti Liga Champions dan Piala Dunia Antarklub.

Michael Carrick meraih sebagian besar kesuksesannya ketika membela Manchester United. Meski mampu meraih 5 gelar Premier League, Carrick ternyata pernah merasakan turun kasta ke Championsip ketika membela West Ham United.

Pria yang kini berusia 38 tahun itu menjadi pemain reguler di tim utama West Ham mulai musim 2000/2001. Namun pada musim 2002/2003, The Hammers secara mengejutkan harus terdegradasi. Ketika sebagian besar pemain bintang memilih untuk meninggalkan klub, Carrick tetap setia dengan West Ham. Bahkan, ia sempat mendapatkan predikat sebagai pemain terbaik.

West Ham sebenarnya sempat mendapatkan asa untuk kembali lagi ke Premier League melalui babak playoff, namun mereka kalah pada pertandingan tersebut sehingga gagal kembali ke Premier League. Hal itu membuat Carrick memilih pindah ke Tottenham Hotspur dan bertahan selama dua musim, sebelum akhirnya dibeli Manchester United pada bursa transfer musim panas tahun 2006. Di United inilah dia memenangi beberapa gelar Eropa dan semua gelar domestik.

Georginio Wijnaldum merupakan produk akademi Feyenoord yang mengalami kenaikan karier saat membela PSV Eindhoven. Setelah cukup lama berkarier di Belanda, ia kemudian memilih bermain di Premier League dengan membela Newcastle United pada 2015. Di musim debutnya, Wijnaldum meraih beberapa pencapaian apik, salah satunya menjadi top skor bagi Newcastle.

Namun, pencapaian itu tak dibarengi dengan kesuksesan tim. The Magpies harus turun kasta ke Championship. Performa apik Wijnaldum membuat Liverpool tertarik mendatangkannya. Alhasil, ia berhasil diboyong ke Anfield pada Juli 2016. Sejak itu, ia menjadi pemain andalan The Reds dan ikut andil dalam memenangi Premier League musim ini.

Saat Marcos Alonso datang ke Stamford Bridge pada musim panas 2016, tak banyak yang menyadari bahwa itu adalah klub ketiganya di Premier League. Sebelumnya, ia pernah memperkuat Bolton Wanderers dan Sunderland. Alonso menjadi bagian skuad yang mengantarkan Chelsea juara Premier League 2016/2017 di bawah asuhan Antonio Conte.

Bersama Bolton Wanderers ia merasakan pahitnya turun kasta pada musim 2011/2012. Alonso bergabung bersama Bolton dari Real Madrid pada tahun 2010. Perlahan namun pasti, ia menjadi pemain andalan di posisi bek kiri. Tapi, keberuntungan belum memihak kepada Alonso dkk, Bolton harus terdegradasi pada musim 2011/2012 ke Championsip.

Meski begitu, Alonso tetap setia dengan klub sampai musim 2012/2013. Berkat penampilan yang konsisten, ia didatangkan Fiorentina pada akhir musim. Pemain asal Spanyol itu juga sempat dipinjamkan selama 6 bulan ke Sunderland. Kini ia masih menjadi pemain andalan di skuad asuhan Frank Lampard.

Sepanjang kariernya, James Milner hanya bermain untuk klub-klub Inggris. Bahkan ia pernah menjadi salah satu pemain termuda yang melakukan debut di Premier League saat membela Leeds United di usia 16 tahun. Meski kini telah memasuki usia 34 tahun, performa Milner tetap konsisten dan berpengaruh sangat penting di skuad Liverpool.

Milner telah memenangi 3 gelar Premier League. Dua gelar bersama Manchester City dan satu gelar bersama Liverpool. Sebelum meraih kesuksesan itu, ia pernah merasakan pahitnya terdegradasi bersama klub profesional pertamanya, Leeds United pada musim 2003/2004. Meski tak ingin meninggalkan klub, Milner pada akhirnya dijual bersama para pemain inti lainnya karena masalah keuangan yang saat itu menerpa Leeds. Lalu, ia bergabung bersama Newcastle dengan kontrak berdurasi 5 tahun. Milner sempat berseragam Aston Villa dan Manchester City sebelum akhirnya direkrut Liverpool pada bursa transfer musim panas 2015.

Dari kisah para pemain di atas, setidaknya satu hal yang bisa kita ambil yaitu usaha dan kerja keras tidak akan mengkhianati hasil.