Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tentang Bejo Sugiantoro, Libero Tangguh Timnas Indonesia

Legenda Persebaya Bejo Sugiantoro meninggal dunia, Selasa (25/2/2025). (Instagram/@officialpersebaya)
Intinya sih...
  • Bejo Sugiantoro, libero tangguh Timnas Indonesia, meninggal pada 25/2/2025
  • Karier di Persebaya Surabaya membawa Bejo meraih gelar juara Liga Indonesia dan Divisi Utama
  • Berbagai kontroversi termasuk skorsing satu tahun karena memukul wasit Subandi
  • Bejo Sugiantoro, libero tangguh Timnas Indonesia, meninggal pada 25/2/2025
  • Karier di Persebaya Surabaya membawa Bejo meraih gelar juara Liga Indonesia dan Divisi Utama
  • Berbagai kontroversi termasuk skorsing satu tahun karena memukul wasit Subandi

Jakarta, IDN Times - Pernah ada satu masa, Timnas Indonesia memiliki beberapa libero tangguh. Robby Darwis dari Persib Bandung, dan salah satunya lagi adalah Bejo Sugiantoro, nama yang besar dan terkenal di Persebaya Surabaya.

Ketika menggalang lini pertahanan, Bejo adalah sosok yang lugas. Dia tak kenal ampun pada penyerang lawan. Permainan lugasnya ini ditopang oleh wajahnya yang memang agak intimidatif kepada lawan.

Namun, sekarang sosok berwajah sangar itu bakal jadi nama yang dirindukan. Pada Selasa (25/2/2025), dia berpulang ke Rahmatullah, saat dia menjalani aktivitas yang membesarkan namanya: bermain sepak bola.

1. Bejo Sugiantoro besar di Persebaya

Karier sepak bola Bejo dimulai dari Persebaya. Bersama klub asal Surabaya itu, dia merasakan untuk pertama kalinya jadi pemain profesional, tepatnya pada 1994 silam.

Di Persebaya juga, Bejo merasakan main dengan beberapa nama ciamik seperti Anang Ma'ruf. Uston Nawawi, Aji Santoso, Rienald Pieters, hingga Jacksen F. Tiago. Bersama Persebaya juga, Bejo merasakan gelar juara.

Pada 1997, Bejo membawa Persebaya menjuarai Liga Indonesia usai mengalahkan Bandung Raya di final. Pada 2004, dia juga membawa tim juara usai mengungguli PSM Makassar dan Persija Jakarta.

Pada 2006, Bejo juga dengan heroik membawa Persebaya kembali melenggang ke Divisi Utama, setelah terdegradasi ke Divisi I. Di final, 'Bajul Ijo' mengalahkan Persis Solo dengan skor 2-0.

Selain membela Persebaya, Bejo juga sempat bermain untuk sejumlah klub. Beberapa di antaranya adalah PSPS, Mitra Kukar, Persidafon Dafonsoro, Deltras FC hingga Perseba Bangkalan.

2. Ragam kontroversi Bejo Sugiantoro

Selain berbalut prestasi, Bejo juga pernah terkena kontroversi. Dia pernah terkena skorsing main satu tahun pada 2004, lantaran memukul wasit Subandi. Ketika itu, dia sempat dibuat kesal dengan hukuman yang dia terima ini.

"Saya menjalani skorsing satu tahun penuh tanpa remisi. Bandingkan dengan kemudahan yang diterima teman-teman sesama pesakitan dua atau tiga musim belakangan ini,” ucap Bejo saat itu.

Atas alasan ini juga, Bejo enggan memperkuat Timnas sejak 2004, dan memilih fokus bersama Persebaya kala itu. Namun, selepas itu, dia masih berkelana ke klub-klub lain seperti Mitra Kukar, Deltras, dan Persidafon.

3. Membesarkan anak yang kelak jadi juara liga

Setelah menikah, Bejo memiliki seorang putra bernama Rachmat Irianto. Mengikuti jejak sang ayah, Rian, sapaan akrab Rachmat, menjadi pesepak bola dan mengawali karier di Persebaya.

Pada akhirnya, Rian juga menyamai torehan sang ayah setelah berhasil membawa Persib menjadi juara Liga 1. Ayah dan anak sama-sama pernah merasakan trofi juara liga, meski di klub yang berbeda.

Selamat jalan, Bejo Sugiantoro. Karier, perjalanan, dan jasamu terutama untuk Persebaya dan Timnas Indonesia akan selalu dikenang.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sandy Firdaus
EditorSandy Firdaus
Follow Us