Tentang Takdir yang Pertemukan PSIM dengan Liga 1

- PSIM Yogyakarta kembali ke Liga 1 setelah 18 tahun
- Mandala Krida mengalami renovasi dan kasus korupsi yang melilit stadion
- PSIM berhasil lolos ke Liga 1 musim depan setelah menang atas PSPS di laga terakhir grup babak delapan besar
Jakarta, IDN Times - Sejak 2007, atau sekitar 18 tahun silam, PSIM Yogyakarta dan Liga 1 bak dua hal yang susah untuk bersatu. Kerap ada penghalang yang membuat 'Laskar Mataram' selalu tertahan di Liga 2.
Meski tak pernah bersatu, bukan berarti PSIM tak memperjuangkan satu posisi di Liga 1. Ada beberapa kesempatan ketika Liga 1 itu begitu dekat, tetapi akhirnya tak tergapai karena satu dan lain hal.
Tak ingin mengulangi kesalahan yang sama, PSIM lebih mantap menatap Liga 2 2024/25. Namun, sebelum itu, mereka juga terus berbenah.
1. Mandala Krida pernah bersolek

Meski acap kesulitan main di Liga 1, bukan berarti PSIM dan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) abai dengan infrastruktur. Sejalan dengan menyambut Piala Dunia U-20 2021 lalu, Mandala Krida sempat bersolek.
Stadion yang dulunya dianggap sebagai kolam renang saat hujan ini, perlahan dibenahi. Rumput dan drainase stadion diperbaiki. Tribune stadion dipercantik, serta bangunan stadion pun dipugar sedemikian rupa.
Jadilah Mandala Krida yang kita kenal sekarang. Dibandingkan saat PSIM ikut Divisi Utama pada 2006 silam, stadion yang berlokasi di Umbulharjo itu kini sudah jauh lebih baik. Sayang, renovasi itu tersendat dua hal: pandemik dan korupsi.
Ternyata, ada kasus korupsi yang melilit Mandala Krida, dan membuat renovasi terhenti. Kasus itu akhirnya menyeret beberapa nama, termasuk Kepala Bidang Pendidikan Khusus Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga DIY, Edy Wahyudi.
2. PSIM terus berjuang menuju Liga 1

Terlepas dari kasus korupsi yang melilit Mandala Krida, perjuangan PSIM untuk lolos ke Liga 1 terus berlanjut. Pada musim 2011/12, mereka nyaris promosi ke Liga 1, tetapi tumbang di babak play-off promosi-degradasi.
Kesempatan lain hadir pada musim 2021, tatkala mereka sukses menembus empat besar Liga 2. Namun, kalah saing dari Dewa United dan RANS Nusantara FC membuat tiket Liga 1 kembali lepas dari genggaman mereka.
Cerita PSIM menuju Liga 1 selalu tentang hampir dan nyaris. Namun, pada musim 2024/25, cerita itu menjelma nyata, meski tak bisa dimungkiri jalan yang harus PSIM tempuh juga panjang.
Musim ini, PSIM mengawali perjalanan dari Grup 2 babak reguler. Mereka lolos sebagai tiga tim teratas grup tersebut, menduduki posisi kedua. Memasuki babak delapan besar, perjalanan PSIM lebih berliku lagi.
Sempat menang tiga kali beruntun, PSIM sempat dibuat keteteran oleh PSPS, Persiraja, dan Deltras. Skuad 'Laskar Mataram' dipaksa menentukan nasib hingga matchday terakhir grup. Namun, akhirnya tiket Liga 1 tergenggam sudah.
Kepastian itu didapat setelah dalam laga terakhir grup babak delapan besar, PSIM menang atas PSPS di Mandala Krida. Dengan ini, mereka memastikan satu tempat di Liga 1 musim depan, bersama Bhayangkara FC.
"Ini adalah takdir Allah. Jadi, ini sudah jalan Tuhan. Memang Allah yang menggerakkan dan mempermudah jalan kita. Akhirnya, semangat juang pemain di setiap match bisa membawa PSIM ke Liga 1," kata sang pelatih Erwan Hendarwanto.
3. PSIM harus terus membenahi diri

Selepas ini, PSIM masih memiliki satu laga sisa di Liga 2, yakni final. Mereka akan bersua Bhayangkara FC di Mandala Krida, untuk menentukan siapa juara Liga 2 musim ini. Namun, agaknya itu semua sudah tidak penting.
Keberhasilan PSIM lolos ke Liga 1 ini sudah lebih dari cukup bagi mereka menuntaskan penantian selama 18 tahun. Takdir itu akhirnya berkelindan dengan mereka, tetapi tentu harus disambut dengan upaya nyata yang lain.
Selain membenahi administrasi klub, PSIM juga harus membenahi Mandala Krida agar layak menjadi kandang mereka di Liga 1. Masih banyak kekurangan di stadion itu, yang masuk dalam kategori rusak berat versi Kementerian PUPR.
Gayung bersambut, pada 2024 silam, KPK sudah menyepakati renovasi Mandala Krida agar jadi lebih menawan. Meski renovasi ini harus berada dalam pengawasan KPK, setidaknya ini jadi sebuah hal baik.
Masih banyak fasilitas Mandala Krida yang harus dibenahi, terutama terkait pencahayaan stadion, perbaikan tribune, dan pengadaan papan skor elektrik. Semua kelengkapan ini tentu harus ada ketika PSIM mentas di Liga 1.
Terlepas dari itu semua, mari kita sambut bersama sang pendiri PSSI yang kembali ke kompetisi tertinggi sepak bola Indonesia. Bersama Persija, Persib, Persebaya, dan Persis (jika tak degradasi musim ini), PSIM siap meramaikan lagi Liga 1.