Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Teori Rasisme Selimuti Gagalnya Vinicius Raih Ballon d'Or 2024

Vinicius Junior (instagram.com/realmadrid)
Intinya sih...
  • Vinicius Junior gagal meraih Ballon d'Or 2024, meski sebelumnya diprediksi sebagai juara.
  • Madrid boikot malam penghargaan dan diduga karena adanya teori rasisme yang menyelimuti Vinicius.
  • Vinicius dan manajemennya menegaskan perjuangan melawan rasisme di sepak bola, mendapat dukungan dari rekan-rekan setimnya.

Jakarta, IDN Times - Kegagalan winger Real Madrid, Vinicius Junior, meraih Ballon d'Or 2024 menjadi sorotan. Banyak yang terkejut Vinicius gak jadi juara, meski sebelumnya sempat beredar prediksi mengarah kepadanya.

Bahkan, beberapa jam sebelum penghargaan digelar, Vinicius disebut sebagai juaranya. Ada foto soal hasil voting menyebutkan, Vinicius juara.

Nyatanya, Vinicius gagal meraih gelar prestisius itu. Madrid akhirnya boikot dan enggan hadir ke malam penghargaan. Diduga, sikap Los Blancos didasari adanya teori rasisme yang menyelimuti Vinicius.

1. Teori perlawanan rasisme dan unggahan Vinicius

Vinicius Junior (instagram.com/championsleague)

Teori ini berkembang setelah Vinicius melayangkan cuitan di akun media sosialnya. Isinya membuat publik bertanya-tanya dan mulai mengeluarkan interpretasinya sendiri soal perjuangannya terhadap rasisme di sepak bola.

"Saya akan melakukannya 10 kali jika saya harus. Mereka belum siap," tulis Vinivius di akun X miliknya, @vinijr.

Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan manajemen Vinicius. Mereka menuturkan, sistem di sepak bola sekarang masih lemah untuk mengangkat pemain yang kencang melawan rasisme.

2. Tanda-tandanya diperkuat lewat gerakan sosial

Vinicius Junior (instagram.com/vinijr)

Sebelumnya sempat ada sebuah gerakan yang membuat orang-orang yakin Vinicius gagal juara karena berkulit hitam. Sebab, grup rap asal Sao Paulo, A Vida E Desafio, sempat buka suara soal kasus ini.

"Anda harus percaya, sejak awal ibunya bilang seperti ini, 'Nak, karena kamu hitam, harus lebih baik dua kali'," begitu ucapan leader grup rap tersebut, Mano Brown, dikutip Forbes.

3. Ramai-ramai dukung Vinicius

Para pemain Madrid mendukung Vinicius dengan berbagai cara. Mereka melayangkan tribute kepada pemain 24 tahun tersebut lewat akun media sosialnya.

Salah satu yang mendukung Vinicius adalah Eduardo Camavinga. Dia menyatakan gelar Ballon d'Or musim ini begitu kental dengan politik.

"Politik sepak bola! Saudaraku, kamu pemain terbaik di dunia dan tak ada penghargaan yang bisa bilang sebaliknya. Sayang kamu, kawan!" tulis Camavinga.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Margith Juita Damanik
EditorMargith Juita Damanik
Follow Us