5 Tim yang Promosi Beruntun dari League One ke Premier League

League One merupakan kompetisi kasta ketiga dalam sistem sepak bola di Inggris. Itu artinya, tim yang bermain di ajang ini harus bisa meraih dua kali promosi untuk bisa mencapai Premier League (EPL) sebagai liga teratas.
Sepanjang sejarahnya, baru hanya ada lima tim yang bisa naik kelas secara beruntun dari League One, ke Championship, hingga akhirnya tiba di EPL.
1. Watford menjadi yang pertama pada 1998/1999
Watford merupakan tim pertama yang berhasil promosi secara beruntun dari League One ke Premier League. Mereka memulai perjuangannya pada 1997/1998. Tim asal London ini berhasil menjuarai League One yang saat itu masih bernama Divisi Kedua.
Semusim kemudian, The Hornets kembali meraih tiket promosi. Mereka keluar sebagai pemenang pada fase play-off Championship yang saat itu masih bernama Divisi Utama. Di klasemen akhir, Watford memang hanya bisa duduk di posisi kelima.
Sayangnya, di EPL 1999/2000, tim bermarkas di Vicarage Road ini langsung terdegradasi pada akhir musim. Mereka menjadi juru kunci dengan raihan 24 poin saja. Selama 3 musim ini, Graham Taylor menjadi pelatih yang memimpin perjalanan Watford. Ia mulai mengambil alih tim pada Februari 1996.
Namun, pada 1977 hingga 1987, Taylor sebetulnya sudah pernah melatih Watford. Hebatnya, saat itu ia bahkan membawa Watford promosi ke kompetisi teratas di Inggris dari level yang lebih rendah. Ketika Taylor ditunjuk sebagai pelatih baru, Watford sedang bermain di kompetisi kasta keempat.
Selama 2 musim beruntun, ia berhasil membuat mereka berkiprah di kompetisi kasta kedua. Akhirnya, pada 1982/1983, mereka pun bermain di kompetisi teratas di Inggris yang masih bernama Divisi Utama. Tidak berhenti di situ, pada musim yang juga merupakan kali pertama klub bermain di level teratas sejak terbentuk pada 1881, Taylor berhasil membuat Watford berakhir sebagai runner-up.
2. Manchester City mengikuti jejak Watford pada 1999/2000
Pada musim yang sama ketika Watford terdegradasi dari Premier League 1999/2000, Manchester City berhasil menjadi runner-up di Divisi Utama. Uniknya, keduanya melewati perjuangan yang sama. The Cityzens berhasil mencatatkan back-to-back promotion.
Kisah mereka dimulai pada 1998/1999 saat berhasil menjadi juara pada fase play-off Divisi Kedua. Manchester City menaklukkan Wigan Athletic pada semifinal dan Gillingham pada final lewat adu penalti. Di klasemen akhir, tim yang dilatih Joe Royle ini memang hanya berada di posisi ketiga sehingga tidak mendapat tiket promosi otomatis.
Di Divisi Utama 1999/2000, Royle juga sukses membawa Manchester City berakhir di posisi kedua. Mereka pun berhak atas satu tempat di EPL 2000/2001. Sayangnya, seperti Watford, mereka juga langsung terdegradasi pada musim kepulangannya ke kompetisi teratas tersebut. Manchester City hanya bisa duduk di peringkat 18.
3. Norwich City mengulang pencapaian Watford dan Manchester City pada 2010/2011
Norwich City menjadi tim yang berhasil mengulang pencapaian Watford dan Manchester City. Pada 2010/2011, mereka berhasil menjadi runner-up di Championship. Saat bermain di Premier League 2011/2012, The Canaries pun tampil cukup baik dengan berakhir di posisi 12.
Kesuksesan ini tidak terlepas dari peran sang pelatih, Paul Lambert. Sosok asal Skotlandia itu mulai menukangi tim pada awal 2009/2010 ketika mereka sedang bermain di League One. Lambert lantas membawa Norwich City menjadi juara kompetisi kasta ketiga ini.
4. Southampton menyusul Norwich City ke Premier League pada 2012/2013
Setelah Norwich City mencapai Premier League pada 2011/2012, Southampton menyusul mereka semusim kemudian. Di Championship 2011/2012, The Saints memang berhasil mendapat tiket promosi otomatis setelah mengisi posisi kedua di klasemen akhir. Begitu pun semusim sebelumnya saat masih bermain di League One.
Menariknya, dua promosi beruntun ini diraih setelah klub yang terbentuk pada 1885 itu melewati salah satu periode terkelam dalam sejarahnya. Pada April 2009, perusahaan pemilik mereka, Southampton Leisure Holdings, dinyatakan bangkrut. Klub pun terkena hukuman pengurangan poin sebanyak sepuluh angka.
Saat kembali bermain di EPL pada 2012/2013, Southampton mampu bertahan di kompetisi ini dengan berakhir di posisi 14. Kala itu, mereka berhasil mencuri perhatian karena diisi pemain-pemain muda bertalenta, seperti Luke Shaw, James Ward-Prowse, Morgan Schneiderlin, hingga Adam Lallana. Termasuk juga sang pelatih, Mauricio Pochettino.
5. Ipswich Town berhasil mencapai Premier League pada 2024/2025
Ipswich Town memang sudah dipastikan terdegradasi dari Premier League 2024/2025. Namun, publik sepak bola tidak akan melupakan perjuangan mereka untuk bisa mencapai kompetisi ini. Mereka sempat bermain di League One selama 4 musim sebelum akhirnya bisa naik kasta.
Setelah usaha yang keras, The Tractor Boys akhirnya keluar dari League One setelah menjadi runner-up pada 2022/2023. Saat bermain di Championship semusim kemudian, tim jagoan Ed Sheeran ini kembali berakhir di posisi kedua. Sayangnya, di EPL 2024/2025, tim asuhan Kieran McKenna memang kesulitan untuk bersaing.
Di League One 2024/2025, Birmingham City dan Wrexham AFC menjadi dua tim yang berhasil merebut tiket promosi otomatis. Dengan begitu, mereka pun akan tampil di Championship 2025/2026. Lantas, mampukah keduanya mengikuti jejak kelima tim di atas pada musim depan?