Warna Kulit Jadi Kriteria Perekrutan, PSG Tersandung Kasus Rasialisme

Kasus mengkhawatirkan kembali terjadi di dunia sepakbola. Klub raksasa asal Prancis, Paris Saint-Germain, dikabarkan tersangkut kasus rasialisme kepada pemain akademi mereka. PSG dilaporkan melakukan tindakan rasialisme dengan menjadikan warna kulit sebagai acuan kriteria dalam perekrutan pemain baru untuk akademi klub.
1. Dikabarkan membatasi jumlah pemain kulit hitam

Praktek rasialisme ini diduga telah dilakukan sejak pertengahan 2013 hingga 2018. Hal ini diduga demi meminimalisir bergabungnya bakat-bakat asal Afrika ke dalam tubuh akademi.
Penanggung jawab tim pencari bakat di luar Paris saat itu, Marc Westerloppe, menjelaskan bahwa klub memiliki tujuan mengapa memberlakukan aturan seperti itu. Marc mengatakan di sebuah pertemuan pada 24 Maret 2014, "Kami membutuhkan lebih banyak keberagaman pemain. Sudah terlalu banyak orang India Barat dan Afrika di Paris."
2. Salah satu pemain muda asal Pantai Gading menjadi korban

Salah satu pemain muda PSG kala itu yang berasal dari Pantai Gading, Yann Gboho, menjadi korban dari kebijakan ini. Pemain yang berposisi sebagai gelandang serang itu kini sudah memperkuat Prancis U-18. Namun pada akhirnya, Gboho harus mengubur mimpinya untuk merumput bersama PSG.
3. Tidak semua orang di tim pencari bakat PSG menyetujui aturan ini

Pierre Reynaud, sosok yang saat itu bertanggung jawab di divisi tim pencarian bakat di wilayah Paris, mengaku geram dengan hal ini.
"Yang menjadi dasar pengambilan keputusan adalah bakat, bukannya etnis," ucap Reynaud menolak ide itu. Keluhan atas kasus rasial itu lantas disampaikannya ke Departemen HRD PSG.