Willhoft-King, Wonderkid Keturunan Indonesia Pensiun Dini di ManCity

Jakarta, IDN Times - Wonderkid keturunan Indonesia, Gabriel Han Willhoft-King mengambil langkah mengejutkan. Digadang-gadang menjadi calon bintang di rumput hijau, Willhoft-King justru memilih pensiun dini.
Willhoft-King merupakan jebolan akademi Tottenham Hotspur. Dia berlatih di Spurs sejak berusia enam tahun, kemudian direkrut Manchester City U-21 pada Oktober 2024 lalu.
Di level akar rumput, yakni Premier League U-18, Premier League 2, dan FA Youth Cup, Willhoft-King membukukan 42 penampilan, dengan torehan empat gol, yang semuanya dicetak untuk Spurs.
Dengan bakatnya yang menonjol, Willhoft-King diyakini dapat menjadi pemain hebat di masa depan. Sayang, Willhoft-King tak dapat melanjutkan kisahnya di lapangan hijau. Dia memutuskan pensiun meski usianya baru menginjak 19 tahun.
1. Cedera dan ambisinya lanjutkan kuliah
Keputusan ini tidak lepas dari masalah cedera yang terus menghantuinya dalam tiga musim terakhir. Cedera parah pertama terjadi saat masih membela Spurs U-16, dan setelah itu masalah fisik berulang membuat performanya tak lagi stabil.
Di sisi lain, Willhoft-King sejak lama memiliki ketertarikan besar terhadap dunia akademik. Dia bahkan menjadi bintang kelas, dengan rentetan nilai A di berbagai pelajaran macam matematika, ekonomi, hingga sejarah.
Dorongan akademik juga didapat dari ayahnya yang merupakan dosen filsafat. Kini, Willhoft-King mengeyam pendidikan di Oxford University. Dia merasa bisa berbuat lebih banyak dengan melanjutkan kuliah.
"Saat itu, rencananya masih mengejar karier pro dan saya merasa akan selalu menyesal kalau tidak bergabung dengan ManCity. Saya akan selalu bertanya: ‘Bagaimana kalau ambil kesempatan itu?’ Sekarang saya sudah ambil, dan bisa mundur dari sepak bola dengan perasaan sudah memberikan yang terbaik. Itu membuatku lebih tenang," kata Willhoft-King dikutip dari The Guardian.
2. Kehilangan gairah di sepak bola
Faktor atlet yang hanya bisa meniti karier paling lama 10-15 tahun di level profesional secara perlahan mengurangi gairah Willhoft-King di sepak bola. Sementara, dengan melanjutkan kuliah, kemungkinan melakukan banyak hal hingga tua terbuka lebih lebar.
Padahal, Willhoft-King beberapa kali masuk dalam daftar pemain muda yang dibawa Pep Guardiola untuk berlatih bersama tim senior ManCity. Kesempatan yang diberikan Guardiola itu ternyata tak mengubah keputusannya untuk banting setir.
"Saya gak menikmatinya, tidak tahu kenapa. Mungkin lingkungannya? Saya juga sering bosan. Anda latihan, pulang, dan tidak melakukan apa-apa. Bandingkan dengan sekarang, saya kesulitan mencari waktu luang. Saya belajar, nongkrong dengan teman-teman, bermain untuk tim universitas, juga tim college," kata Willhoft-King.
Willhoft-King mengaku belakangan kurang bergairah saat bermain sepak bola dalam level profesional. Dia menyatakan dunia akademik kini membuatnya lebih bersemangat karena level tantangan yang berbeda.
"Saya selalu merasa kurang terstimulasi dalam sepak bola. Jangan salah, saya tetap menyukainya. Tapi, saya merasa bisa melakukan lebih banyak. Saya membuang terlalu banyak waktu. Saya butuh sesuatu yang berbeda dan Oxford membuatku bersemangat; juga orang-orangnya. Itulah alasannya. Cedera faktor besar, tapi itu jawaban yang mudah. Saya butuh tantangan lebih, terutama secara intelektual, kedengarannya memang agak sok. Tapi, ya, begitu," ujar Willhoft-King.
"Misalnya aku punya karier di League One atau Championship, uangnya menggiurkan. Tapi apakah saya akan menikmatinya? Saya tidak yakin. Bahkan dalam skenario terbaik, Anda bermain 10–15 tahun, lalu apa? Saya merasa universitas memberi landasan untuk masa depan jangka panjang, lebih dari sekadar 10–15 tahun ke depan. Jadi ini juga soal visi jangka panjang," lanjutnya.
3. Nyaris bela Timnas U-17
Willhoft-King sebenarnya juga berpotensi menjadi aset bagi Timnas Inggris. Dia pernah membela Inggris U-16, meski hanya dua caps. Itu sudah menjadi tolok ukur kalau talentanya diakui di Inggris.
Lebih dari itu, Willhoft-King juga memiliki kesempatan untuk membela Timnas Indonesia. Dia sebenarnya sempat masuk proyeksi Timnas U-17 di Piala Dunia U-17 2023 yang kala itu digelar di Indonesia.
















