Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apa Itu Fast Charging dan Bedanya dengan Quick Charging?

Apa Itu Fast Charging
Ilustrasi fast charging (freepik.com/senivpetro)
Intinya sih...
  • Fast charging adalah teknologi pengisian daya cepat yang memanfaatkan arus dan tegangan tinggi untuk mengisi baterai lebih singkat.
  • Ada banyak standar fast charging, seperti Qualcomm Quick Charge, USB-PD, VOOC, SuperCharge, dan Warp Charge, dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing.
  • Penggunaan fast charging aman jika memakai charger resmi, menjaga suhu, dan mengatur pola pengisian secara bijak.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Apa itu fast charging? Ini adalah teknologi pengisian daya yang memungkinkan baterai perangkat, terutama HP, terisi jauh lebih cepat dibandingkan charger biasa. Dengan teknologi fast charging, kamu bisa mendapatkan daya cukup untuk penggunaan perangkat selama berjam-jam hanya dalam hitungan menit.

Baca artikel IDN Times berikut sampai tuntas supaya kamu paham apa itu fast charging, cara kerja, dan keunggulannya. Simak, yuk!

Apa itu fast charging?

Kalau kamu penasaran apa itu fast charging, jawabannya adalah metode pengisian baterai yang memanfaatkan arus dan tegangan lebih tinggi dari charger standar untuk mempercepat waktu isi daya. Teknologi ini biasanya didukung oleh kombinasi perangkat keras seperti charger, kabel, dan port serta perangkat lunak yang mengatur distribusi daya agar tetap aman.

Dilansir PCMag, fast charging mampu memberikan daya Watt besar hingga beberapa kali lipat lebih cepat dibandingkan pengisian normal. Misalnya, charger biasa mengisi daya 5 Watt, sedangkan teknologi fast charging bisa mencapai 18 Watt, 30 Watt, bahkan di atas 100 Watt tergantung perangkat dan standarnya.

Cara kerja fast charging

Apa Itu Fast Charging
ilustrasi charging HP (pexels.com/Cottonbro Studio)

Secara sederhana, fast charging bekerja dengan meningkatkan jumlah daya yang dialirkan ke baterai dalam waktu singkat. Charger fast charging memiliki chip kontrol yang berkomunikasi dengan ponsel untuk menyesuaikan tegangan dan arus sesuai kemampuan perangkat.

Berikut gambaran cara kerjanya:

  1. Negosiasi daya antara charger dan perangkat. Saat kabel terhubung, ponsel dan charger bertukar informasi untuk menentukan level daya optimal.

  2. Peningkatan tegangan atau arus. Setelah level aman ditentukan, charger mengalirkan daya lebih tinggi dari standar 5 volt, bisa menjadi 9 volt, 12 volt, atau lebih.

  3. Pengaturan suhu dan keamanan. Sistem memantau suhu baterai dan memotong arus jika terdeteksi panas berlebih untuk mencegah kerusakan.

Proses tersebut biasanya membagi pengisian menjadi dua tahap. Pertama, tahap cepat hingga sekitar 50 sampai 80 persen kapasitas baterai. Kedua, tahap lambat untuk mengisi sisa daya sekaligus menjaga kesehatan baterai.

Jenis-jenis teknologi fast charging

Fast charging hadir dalam berbagai standar teknologi yang dikembangkan oleh produsen yang berbeda-beda. Setiap teknologi punya karakteristik, kecepatan, dan kompatibilitas sendiri.

  1. Qualcomm Quick Charge (QC)

Teknologi ini populer di perangkat Android dengan prosesor Qualcomm Snapdragon. Quick Charge mengatur tegangan dan arus agar baterai bisa diisi hingga 50 persen hanya dalam 15 sampai 30 menit, tapi ini tergantung versinya.

  1. USB Power Delivery (USB-PD)

USB-PD adalah standar universal yang digunakan di banyak perangkat termasuk HP, tablet, dan laptop. Teknologi ini bisa menyalurkan daya hingga 100 Watt sehingga fleksibel untuk berbagai ukuran baterai.

  1. VOOC Flash Charge

Dikembangkan OPPO, VOOC memanfaatkan arus tinggi dengan tegangan rendah. Metode ini menjaga suhu perangkat tetap dingin meski pengisian berlangsung cepat.

  1. SuperCharge

Teknologi milik Huawei ini mampu memberikan daya hingga 40 Watt atau lebih. Dilengkapi juga sistem kontrol pintar untuk meminimalkan risiko overheat.

  1. Warp Charge/Dash Charge

OnePlus mengembangkan Warp Charge yang terkenal stabil. Metode ini bisa mempertahankan kecepatan meski perangkat digunakan saat mengisi daya.

Kelebihan dan kekurangan fast charging

Sama seperti teknologi lain, fast charging punya sisi positif dan negatif yang perlu dipahami pengguna. Dengan mengetahui kelebihan dan kekurangannya, kamu bisa memanfaatkan fitur ini secara maksimal tanpa mengorbankan kesehatan baterai atau keamanan perangkat.

Kelebihan fast charging:

  • Hemat waktu yaitu baterai terisi lebih cepat, cocok untuk pengguna dengan mobilitas tinggi.

  • Praktis, artinya cukup mengisi daya sebentar untuk mendapatkan kapasitas baterai selama berjam-jam.

  • Mendukung berbagai perangkat terutama pada standar seperti USB-PD yang kompatibel lintas merek.

Kekurangan fast charging:

  • Butuh charger dan kabel khusus karena kecepatan penuh hanya bisa dicapai dengan perangkat yang mendukung.

  • Potensi HP panas berlebih. Meski ada sistem pengaman, suhu tetap bisa meningkat saat pengisian cepat.

  • Dampak pada umur baterai, yaitu pengisian cepat terus-menerus dapat mempercepat degradasi kapasitas baterai dalam jangka panjang.

Perbedaan fast charging dengan quick charging

Apa Itu Fast Charging
ilustrasi charging ponsel (freepik.com/Rawpixel.com)

Banyak orang mengira fast charging dan quick charging adalah hal yang sama, padahal ada perbedaan penting di balik istilah tersebut. Fast charging adalah istilah umum untuk teknologi pengisian daya cepat yang digunakan oleh berbagai produsen dan standar.

Sementara itu, quick charging adalah nama dagang milik Qualcomm untuk teknologi fast charging mereka. Bedanya, quick charging punya protokol komunikasi dan pengaturan daya yang spesifik untuk chipset Qualcomm Snapdragon.

Dari segi performa, quick charging lebih optimal di perangkat dengan prosesor tersebut. Sedangkan, fast charging secara umum bisa merujuk pada teknologi dari merek lain, seperti USB-PD, VOOC, SuperCharge, atau Warp Charge.

Merek HP dengan teknologi fast charging

Tidak semua HP menawarkan kecepatan pengisian daya yang sama. Setiap produsen punya teknologi fast charging unggulannya masing-masing, mulai dari yang berfokus pada kecepatan ekstrem hingga yang mengutamakan kestabilan dan keamanan.

Berikut beberapa merek HP yang dikenal memiliki teknologi fast charging:

  1. Xiaomi 13 Pro mendukung fast charging hingga 120 Watt yang mampu mengisi penuh baterai hanya dalam waktu sekitar 20 menit.

  2. OPPO dengan VOOC dan SuperVOOC menawarkan kecepatan pengisian hingga 240 Watt pada model terbaru.

  3. Samsung Galaxy S series dan Note series terbaru mendukung USB-PD PPS dengan daya hingga 45 Watt.

  4. Warp Charge milik OnePlus mampu mencapai daya 65 Watt dengan pengisian yang stabil.

  5. realme GT series menghadirkan SuperDart Charge hingga 150 Watt dengan manajemen panas yang baik.

Tips aman menggunakan fast charging

Fast charging aman digunakan sehari-hari selama kamu mengikuti aturan dan praktik yang tepat. Selain menjaga kecepatan, langkah ini juga membantu memperpanjang umur baterai. Berikut tipsnya:

  1. Gunakan charger dan kabel resmi atau bersertifikasi

Kecepatan fast charging sangat bergantung pada kualitas charger dan kabel. Menggunakan aksesori original atau bersertifikasi resmi memastikan daya yang masuk sesuai spesifikasi perangkat dan mencegah risiko korsleting atau kerusakan.

  1. Pastikan perangkat mendukung teknologi fast charging

Tidak semua HP bisa menerima daya tinggi. Jika perangkat tidak mendukung, penggunaan charger berdaya besar tidak akan memberi efek signifikan dan justru berpotensi merusak komponen.

  1. Hindari mengisi daya di suhu ekstrem

Baterai lithium-ion bekerja optimal pada suhu 20 sampai 25 derajat Celcius. Mengisi daya di bawah sinar matahari langsung atau di tempat terlalu panas bisa mempercepat degradasi baterai dan memicu sistem keamanan memutus arus.

  1. Kurangi penggunaan intensif saat charging

Aktivitas berat seperti bermain game atau streaming video 4K saat mengisi daya membuat suhu perangkat meningkat drastis. Kombinasi panas dari pengisian cepat dan pemakaian berat dapat mengurangi efisiensi serta umur baterai.

  1. Aktifkan fitur optimasi atau proteksi baterai

Banyak HP terbaru memiliki fitur seperti Battery Protection atau Optimized Charging. Fitur ini mengatur arus agar baterai tidak terisi penuh secara cepat terus-menerus sehingga menekan degradasi jangka panjang.

  1. Sesekali gunakan mode pengisian lambat

Tidak selalu perlu fast charging. Mengisi baterai secara normal 5 sampai 10 Watt beberapa kali dalam seminggu bisa membantu menjaga kesehatan sel baterai karena prosesnya lebih stabil dan minim panas.

Kesimpulan

Sekarang kamu sudah tahu apa itu fast charging. Mulai dari pengertian, cara kerja, jenis teknologi, hingga tips aman penggunaannya.

Fast charging membuat pengisian daya HP jadi lebih cepat dan praktis, terutama untuk kamu yang sering beraktivitas di luar rumah. Dengan memahami cara kerja dan tipsnya, kamu bisa memaksimalkan manfaatnya sekaligus menjaga kesehatan baterai.

Baca juga artikel teknologi lainnya di IDN Times untuk menambah wawasan kamu seputar gadget dan inovasi terbaru, ya.

FAQ seputar fast charging

1. Fast charging untuk HP apa saja?
Fast charging tersedia di berbagai merek HP modern, mulai dari Samsung, Xiaomi, OPPO, realme, OnePlus, hingga iPhone tertentu.

2. Berapa lama ngecas fast charging?
Tergantung teknologi dan daya yang digunakan, fast charging bisa mengisi 50 sampai 80 persen baterai dalam 15 sampai 30 menit.

3. Apakah 15 Watt termasuk fast charging?
Ya, 15 Watt sudah tergolong fast charging karena di atas daya standar 5 watt, meski kecepatannya tidak setinggi teknologi terbaru.

4. Apakah fast charging merusak baterai?
Jika menggunakan charger resmi dan perangkat mendukung, fast charging aman. Namun, penggunaan berlebihan bisa mempercepat degradasi baterai dalam jangka panjang.

5. Apakah semua kabel bisa untuk fast charging?
Tidak. Kabel harus mendukung spesifikasi fast charging sesuai standar teknologi yang digunakan perangkat.

Disclaimer: Artikel ini dihasilkan dengan bantuan AI dan telah diedit oleh tim content IDN Times untuk menjamin kualitas serta ketepatan informasi.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ana Widiawati
EditorAna Widiawati
Follow Us