Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Hitung-hitungan Untung Rugi Beralih dari Kartu SIM Fisik ke eSIM

ilustrasi aktivasi eSIM (unsplash.com/Opal Pierce)
ilustrasi aktivasi eSIM (unsplash.com/Opal Pierce)
Intinya sih...
  • Pemerintah mengajak beralih dari kartu SIM fisik ke eSIM untuk perlindungan data dan keamanan siber.
  • Biaya aktivasi eSIM beragam, mulai dari Rp20.000 hingga Rp168.000, lebih mahal dibanding SIM fisik yang umumnya gratis atau murah.
  • Pemakaian jangka panjang eSIM bisa lebih hemat jika pengguna jarang ganti nomor atau provider, meskipun ada biaya tambahan dan keterbatasan teknis.

Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengajak masyarakat untuk segera beralih dari kartu SIM fisik ke eSIM. Mengutip situs resmi Komdigi, ajakan ini disampaikan langsung oleh Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, saat sosialisasi Peraturan Menteri tentang eSIM dan Pemutakhiran Data di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, pada Jumat (11/04/2025. Transformasi SIM card ke eSIM dinilai sebagai salah satu upaya untuk membentengi masyarakat dari maraknya penyalahgunaan data dan kejahatan siber, seperti spam, phishing, hingga judi online.

Meski begitu, imbauan ini masih menimbulkan keraguan terutama bagi pengguna yang masih setia menggunakan kartu SIM fisik. Apakah migrasi ke eSIM benar-benar lebih hemat atau justru menambah beban biaya? Supaya tidak bingung, mari sama-sama bedah hitung-hitungan sederhana soal untung-rugi beralih dari kartu SIM fisik ke eSIM lewat penjelasan berikut ini!

1. Biaya awal SIM Fisik vs eSIM

Telkomsel Lite eSIM PraBayar (telkomsel.com)
Telkomsel Lite eSIM PraBayar (telkomsel.com)

Kalau kamu sedang mempertimbangkan untuk beralih dari SIM fisik ke eSIM, mungkin hal pertama yang terlintas di pikiran adalah soal biaya. Sekilas, eSIM memang terlihat seperti solusi yang lebih praktis. Tapi, bagaimana soal biaya awalnya?

Untuk SIM fisik, biaya yang kamu keluarkan umumnya cukup terjangkau. Kartu perdana bisa kamu dapatkan secara gratis saat membeli paket data. Kalaupun harus bayar, harganya berkisar antara Rp5.000 hingga Rp25.000 saja. Misalnya, Telkomsel Lite menawarkan kartu perdana mulai dari Rp25.000, mencakup kuota data hingga 60GB, serta bonus 3GB per bulan selama 6 bulan pertama untuk pengguna baru. 

Lain halnya pada eSIM. Walau kamu tidak menerima kartu fisik, biaya aktivasi tetap dibebankan oleh sebagian besar operator. Jumlahnya bervariasi, tergantung kebijakan masing-masing provider. Berdasarkan situs resmi Telkomsel per 19 April 2025, Telkomsel hanya menyediakan satu paket pembelian eSIM prabayar, yaitu Paket Lite 3GB seharga Rp20.000. Paket ini mencakup kuota nasional dan kuota lokal serta sudah termasuk paket internet bulanan.

Sementara itu, XL Axiata menawarkan eSIM dengan harga yang jauh lebih beragam, mulai dari Rp46.000 hingga Rp168.000, tergantung pada besar kuota dan paketnya. Berikut contoh paket eSIM XL berdasarkan laman resmi XL.co.id:

  • Xtra Combo Flex M (14 GB): Rp46.000
  • Xtra Combo Flex L (30 GB): Rp70.000
  • Xtra Combo Flex XL (55 GB): Rp100.000
  • Xtra Combo Flex XXL (80 GB): Rp140.000
  • Xtra Combo Flex XXXL (150 GB): Rp168.000

Beberapa operator memang menyediakan aktivasi eSIM secara gratis, tetapi tidak semuanya. Jadi, dari segi biaya awal, SIM fisik masih tergolong lebih ramah di kantong. Tapi, tentu saja, ini baru permulaan. Kalau bicara soal pengeluaran jangka panjang, ceritanya bisa jadi berbeda.

2. Skenario hitung-hitungan kasar SIM Fisik vs eSIM

eSIM Prabayar Telkomsel (telkomsel.com)
eSIM Prabayar Telkomsel (telkomsel.com)

Agar lebih jelas, coba kamu bayangkan situasi sederhana untuk melihat gambaran pengeluaran secara keseluruhan. Misalnya, kamu adalah tipe orang yang suka ganti provider atau nomor. Dalam satu tahun, kamu bisa mengganti kartu hingga tiga kali. Kalau setiap kali ganti kamu beli SIM fisik seharga Rp10.000, maka total pengeluaranmu dalam setahun adalah Rp30.000.

Sekarang bandingkan dengan eSIM. Idealnya, kamu hanya perlu satu kali aktivasi di awal. Setelah itu, kamu bisa mengganti atau menambahkan profil operator langsung dari HP tanpa perlu membeli kartu baru. Kalau providermu menyediakan fasilitas aktivasi ulang secara gratis, tentu ini jadi pilihan yang lebih hemat.

Tapi, kenyataannya, tidak selalu semulus itu. Ketika kamu ganti HP, belum tentu eSIM bisa langsung dipindahkan. Meski secara umum biaya aktivasi ulang eSIM gratis, ada beberapa pengecualian. Terutama jika kamu melakukan migrasi dari SIM fisik ke eSIM di perangkat baru. Misalnya, kamu pakai Telkomsel dan harus mengulang proses migrasi dua kali dalam setahun. Proses migrasi ini dikenakan biaya Rp10.000 tiap kali. Totalnya? Rp20.000.

Secara nominal memang masih sedikit lebih murah dibandingkan SIM fisik. Tapi, tetap saja ada biaya tambahan yang perlu kamu antisipasi. Belum lagi faktor kenyamanan dan kecepatan proses aktivasi ulang yang bisa berbeda-beda di tiap operator. Jadi, meskipun eSIM menawarkan kemudahan, biaya jangka panjang tetap sangat tergantung pada gaya penggunaanmu dan kebijakan operator yang kamu pilih.

3. Sebelum buru-buru pindah ke eSIM, pertimbangkan juga kekurangannya

ilustrasi slot kartu SIM yang berhasil dikeluarkan dari smartphone menggunakan SIM Card Ejector (unsplash.com/Brett Jordan)
ilustrasi slot kartu SIM yang berhasil dikeluarkan dari smartphone menggunakan SIM Card Ejector (unsplash.com/Brett Jordan)

eSIM memang terlihat menarik dan menawarkan banyak kemudahan. Tapi, sebelum kamu tergoda untuk langsung pindah, ada baiknya kamu juga menghitung potensi kerugian tersembunyi di balik kemudahannya. Pertama, tidak semua HP mendukung eSIM. Mayoritas perangkat yang sudah bisa menggunakan eSIM masih berada di kelas HP flagship. Bahkan HP mid-range seperti Samsung A55 maupun A36 juga sudah mendukung eSIM. Tapi, untuk HP entry level tentu saja belum support. Jadi, kalau smartphone kamu belum mendukung, kamu jelas belum bisa memanfaatkan fitur ini. Kecuali, jika kamu siap keluar biaya tambahan untuk upgrade perangkat.

Kedua, proses pemindahan eSIM dari satu perangkat ke perangkat lain tidak selalu semudah yang dibayangkan. Beberapa provider belum punya fitur transfer otomatis. Jadi, kamu harus datang ke gerai atau request ulang QR code. Kalau HP kamu hilang atau rusak, kamu mungkin harus menghubungi provider dan melakukan proses aktivasi ulang. Ini tidak hanya menyita waktu dan energi, tetapi bisa juga dikenakan biaya aktivasi ulang yang bervariasi antar provider.

Terakhir, tidak semua provider punya sistem yang mulus untuk pengelolaan eSIM. Beberapa masih mengharuskan proses manual yang cukup merepotkan. Berbeda dengan ekspektasi kamu yang berharap semuanya bisa dilakukan dalam beberapa klik. Jadi, sebelum kamu memutuskan untuk beralih ke eSIM, pastikan kamu siap dengan konsekuensi biaya dan teknis yang mungkin muncul karena tidak semua orang mendapatkan efisiensi total dari eSIM.

4. Ganti ke eSIM, yay or nay?

ilustrasi pengguna melakukan aktivasi eSIM (unsplash.com/NordWood Themes)
ilustrasi pengguna melakukan aktivasi eSIM (unsplash.com/NordWood Themes)

Pada akhirnya, keputusan untuk pindah ke eSIM sangat tergantung pada gaya hidup dan kebutuhanmu. Kalau kamu termasuk orang yang sering bepergian, suka mencoba provider berbeda, atau ingin mengurangi penggunaan kartu fisik, maka eSIM bisa jadi pilihan yang tepat. Kemudahan untuk menambahkan paket dari luar negeri tanpa harus membeli kartu baru, atau kemampuan dual SIM meskipun hanya punya satu slot fisik, adalah kelebihan besar yang patut dipertimbangkan.

Tapi, jika kamu tipe pengguna yang setia pada satu nomor, jarang ganti HP, dan belum memiliki perangkat yang mendukung eSIM, maka saat ini belum ada urgensi untuk buru-buru pindah. Kamu masih bisa nyaman menggunakan SIM fisik tanpa merasa ketinggalan tren. Kalau kamu siap menghadapi segala kemudahan sekaligus tantangan teknisnya, eSIM bisa menjadi investasi kecil untuk kenyamanan jangka panjang. Namun jika belum, tidak ada salahnya tetap memakai SIM fisik yang sederhana, murah, dan tetap bisa diandalkan.

Jadi, meski eSIM terlihat modern dan menjanjikan, belum tentu ia selalu lebih hemat. Semua kembali pada cara kamu menggunakannya. Bisa dibilang, untung-ruginya sangat bergantung pada pola pemakaian dan kesiapan perangkat yang kamu punya.

eSIM memang bagian dari transformasi digital, terutama dalam hal keamanan dan efisiensi. Tapi, untuk sekarang, tidak semua pengguna akan langsung merasakan nilai ekonomisnya. Maka dari itu, pahami dulu kebutuhanmu, cek spesifikasi HP kamu, dan pastikan operator pilihanmu mendukung layanan eSIM yang mudah dan terjangkau. Setelah melihat hitung-hitungan kasar pada artikel ini, kamu sendiri sudah siap belum untuk migrasi ke eSIM?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Reyvan Maulid
EditorReyvan Maulid
Follow Us