Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mengapa HP Rp3 Jutaan Jadi Pilihan Teraman Imbas PPN 12 Persen?

ilustrasi HP segmen mid range (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Kenaikan tarif PPN 12 persen mulai 1 Januari 2025 akan berdampak pada harga smartphone, namun permintaan untuk HP di kisaran Rp 3 juta diprediksi tetap stabil.
  • Smartphone mid-range menawarkan fitur premium dengan harga terjangkau, seperti dukungan 5G, pengisian daya cepat, dan desain premium.
  • Kenaikan harga karena PPN 12 persen tidak akan terlalu memengaruhi keputusan pembelian konsumen di segmen mid-range, namun produsen harus tetap berhati-hati dalam menentukan harga.

Kenaikan tarif PPN 12 persen yang akan mulai berlaku pada 1 Januari 2025 diperkirakan akan berdampak pada harga barang-barang mewah, termasuk smartphone. Namun, harga smartphone di pasaran sangat bervariasi, mulai dari entry level, mid-range, hingga flagship, yang masing-masing disesuaikan dengan kemampuan dan daya beli konsumen.

Segmen entry level biasanya menawarkan harga yang lebih terjangkau, sementara segmen flagship menyuguhkan fitur premium dengan harga yang lebih tinggi. Di antara keduanya, ada HP mid-range yang berada di kisaran harga mulai Rp 3 juta. Ia merupakan kombinasi harga paling seimbang untuk mendapatkan fitur yang premium, namun, dengan bujet minimum.

Menariknya, meski kenaikan PPN 12 persen diperkirakan akan menyebabkan harga smartphone meningkat, permintaan untuk smartphone di kisaran Rp 3 juta diprediksi tetap stabil. Kenaikan harga ini tidak akan menghalangi penjualan karena fitur canggih dengan harga terjangkau tetap menarik minat banyak konsumen.

Bagi banyak konsumen Indonesia, harga HP mid-range masih sangat kompetitif dibandingkan dengan fitur dan kualitas yang ditawarkan. Selain itu, perkembangan teknologi dan kebutuhan perangkat untuk berbagai aktivitas sehari-hari, seperti bekerja, bermain game, dan berkomunikasi, bikin variasi HP mid-range tetap menjadi pilihan yang menarik.

Lalu, apa landasan yang bikin calon konsumen bakal tetap rela mengalokasikan anggaran untuk membeli smartphone dengan harga Rp 3 jutaan meski PPN 12 persen diberlakukan? Banyak yang bertanya-tanya bagaimana perubahan tarif PPN ini akan memengaruhi harga dan permintaan HP di segmen ini. Daripada semakin penasaran, mari identifikasi berbagai faktor yang memengaruhinya melalui artikel berikut!

1. HP Rp3 jutaan kerap jadi pilihan bagi konsumen yang ingin membeli HP dengan fitur premium namun bujet minimum

TECNO Pova 6 menyematkan panel AMOLED pada layarnya (tecno-mobile.com)

Di pasar smartphone Indonesia, HP mid range atau smartphone kelas menengah sering kali menjadi pilihan utama bagi konsumen yang menginginkan perangkat dengan fitur premium tanpa harus merogoh kocek dalam-dalam. Smartphone di segmen ini biasanya dibanderol dengan harga yang lebih terjangkau, namun, tetap menawarkan berbagai fitur unggulan yang sebelumnya hanya bisa ditemukan pada smartphone flagship. Konsumen yang tidak ingin mengeluarkan biaya besar untuk smartphone canggih, tetapi tetap ingin menikmati pengalaman menggunakan perangkat dengan kualitas tinggi, sering kali beralih ke HP mid range.

Fitur seperti kamera berkualitas tinggi, layar AMOLED, performa chipset yang kencang dan daya tahan baterai yang lebih lama adalah beberapa alasan mengapa smartphone mid range begitu diminati. Misalnya, smartphone dengan harga sekitar Rp 3 jutaan bisa menawarkan spesifikasi yang hampir setara dengan smartphone flagship, seperti dukungan 5G, pengisian daya cepat (fast charging), dan desain premium. Hal ini membuat HP mid range menjadi pilihan yang sangat rasional bagi konsumen yang ingin mendapatkan lebih banyak dengan harga yang lebih rendah.

2. Skenario harga smartphone Rp3 juta jika dikenakan PPN 12 persen

Skenario harga smartphone mid range jika dikenakan PPN 12 persen (dok.pribadi/Reyvan Maulid)

Kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11 persen menjadi 12 persen yang akan diberlakukan pada 1 Januari 2025 pasti akan berdampak pada harga smartphone, termasuk untuk segmen mid-range. Misalnya, jika sebuah HP mid range dengan harga Rp 3.000.000 dikenakan PPN 12 persen, maka harga jualnya akan meningkat sekitar Rp 30.000 sehingga menjadi Rp 3.360.000. Meski kenaikan harga ini terbilang tak terlalu besar, dalam pasar yang sangat sensitif terhadap harga tiap kenaikan tentunya dapat mempengaruhi daya beli konsumen.

Dampak kenaikan harga akibat PPN 12 persen cenderung bervariasi tergantung pada profil konsumen. Bagi sebagian besar pembeli di segmen mid-range, kenaikan harga sebesar Rp 30.000 mungkin tidak terlalu signifikan, mengingat daya beli mereka yang relatif stabil. Namun, bagi konsumen dengan anggaran terbatas, kenaikan ini bisa menjadi pertimbangan tambahan dalam memutuskan pembelian. Sebagian mungkin menunda pembelian atau mencari alternatif dengan harga lebih terjangkau. Meski demikian, smartphone mid-range diperkirakan tetap menjadi pilihan utama bagi konsumen yang mengutamakan efisiensi biaya dibandingkan fitur-fitur yang hanya tersedia di flagship.

HP mid-range yang biasanya dapat dijangkau oleh konsumen dengan anggaran terbatas tampaknya akan sedikit lebih mahal akibat kenaikan PPN ini. Namun, karena kenaikan harga tersebut tidak terlalu signifikan, dampaknya terhadap permintaan di segmen ini mungkin tidak akan terlalu besar. Meski begitu, produsen smartphone kemungkinan akan mencari cara untuk mengatasi dampak kenaikan harga seperti menyesuaikan strategi pemasaran atau menawarkan diskon untuk menarik minat konsumen.

3. Bagaimana konsumen merespons kenaikan harga imbas PPN 12 persen

ilustrasi box packaging HP realme (youtube.com/Lam Alif)

Konsumen Indonesia dikenal cukup sensitif terhadap harga, terutama ketika berhubungan dengan barang-barang konsumer seperti smartphone. Kenaikan harga dampak PPN 12 persen tentu akan mempengaruhi keputusan pembelian meski mungkin tidak terlalu signifikan pada smartphone mid-range. Banyak konsumen yang mungkin merasa kecewa dengan kenaikan harga ini, tetapi mereka tetap akan mempertimbangkan apakah smartphone yang mereka inginkan masih menawarkan nilai yang sesuai dengan harga baru yang lebih tinggi.

Bagi konsumen yang memiliki anggaran terbatas, meski harga HP mid range sedikit naik, mereka mungkin akan mencari alternatif lain dengan harga yang lebih terjangkau atau mempertimbangkan untuk membeli smartphone bekas. Namun, bagi mereka yang memiliki daya beli lebih kuat, kenaikan harga ini tidak akan terlalu memengaruhi keputusan mereka mengingat HP mid range tetap menawarkan fitur yang sangat baik dengan harga yang masih tergolong wajar.

4. Meski kenaikan PPN memengaruhi harga akhir produk smartphone, persaingan di pasar HP Rp3 jutaan tetap ketat

ilustrasi promo barang-barang elektronik (freepik.com/freepik)

Meski kenaikan PPN akan sedikit meningkatkan harga smartphone di segmen mid-range, persaingan antar merek di pasar ini diperkirakan akan tetap ketat. Merek-merek besar, seperti OPPO, Xiaomi, Samsung, dan vivo sudah lama berlomba-lomba menawarkan smartphone dengan harga yang kompetitif dan fitur yang menarik. Di sisi lain, merek lokal dan merek baru juga semakin gencar menawarkan pilihan HP mid range dengan harga yang lebih terjangkau. Persaingan yang ketat ini mendorong produsen untuk terus berinovasi, menawarkan teknologi terbaru, dan menyesuaikan strategi harga mereka agar tetap menarik bagi konsumen. Meski kenaikan harga akibat PPN dapat sedikit mengubah dinamika pasar, permintaan untuk smartphone mid range yang menawarkan kualitas baik dengan harga wajar tetap akan tinggi terutama di kalangan konsumen muda dan kelas menengah yang sangat sensitif terhadap harga.

5. Peningkatan harga setelah pemberlakuan PPN 12 persen justru terasa pada segmen harga di HP flagship ketimbang mid-range

Simulasi perhitungan pajak bila ada kenaikan PPN 12 persen untuk berbagai segmen smartphone (dok.pribadi/Reyvan Maulid)

Kenaikan PPN 12 persen akan terasa lebih signifikan pada smartphone flagship ketimbang HP mid-range. Pada smartphone flagship, yang sudah memiliki harga jual tinggi, kenaikan beberapa persen dalam besaran PPN akan berdampak lebih besar pada harga akhir produk. Sebagai contoh, jika sebuah smartphone flagship seharga Rp 15 juta dikenakan PPN 12 persen, harga jualnya akan meningkat sekitar Rp 150 ribu, sementara pada HP mid-range peningkatan harganya hanya sekitar Rp 30 ribu. Dengan harga yang lebih tinggi, konsumen pada segmen flagship tentu lebih sensitif terhadap perubahan harga ini.

Peningkatan harga yang lebih terasa pada smartphone flagship ini dapat memengaruhi daya beli konsumen di segmen premium, terutama di tengah kondisi ekonomi yang kurang stabil. Meski begitu, konsumen yang memiliki anggaran lebih besar untuk membeli smartphone flagship mungkin tidak akan terlalu terpengaruh oleh kenaikan harga tersebut. Namun, untuk konsumen yang lebih memilih smartphone dengan harga lebih terjangkau, HP mid range tetap menjadi pilihan yang lebih rasional meskipun ada kenaikan PPN.

Kenaikan tarif PPN 12 persen yang akan mulai berlaku pada 2025 diperkirakan tidak akan memberikan dampak besar pada pasar smartphone mid range, terutama yang berada di kisaran harga Rp 3 juta. Meski harga sedikit meningkat, daya beli konsumen di segmen ini kemungkinan besar tetap stabil. Bukan tanpa alasan, HP mid range masih menjadi pilihan utama karena menawarkan keseimbangan yang baik antara harga dan kualitas.

Namun, produsen HP perlu tetap berhati-hati dan memastikan harga tetap bersaing agar tidak kehilangan konsumen yang lebih peka terhadap harga. Menurut kamu, apakah segmen harga Rp 3 juta adalah bujet paling aman untuk membeli smartphone di tengah penerapan tarif PPN yang baru? Yuk, bagikan pendapat kamu!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Reyvan Maulid
EditorReyvan Maulid
Follow Us