Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mengenang Masa Kejayaan HP CDMA di Tengah Gempuran Era 5G 

ilustrasi HP jadul (pexels.com/Gylfi Gylfason)
Intinya sih...
  • CDMA, teknologi seluler era 90-an hingga awal 2000-an, menawarkan kualitas suara jernih, koneksi stabil, dan jangkauan luas dibandingkan GSM.
  • CDMA dikembangkan oleh Qualcomm, menjadi standar industri pada 1995, dan mengalami pertumbuhan pesat di Indonesia antara 2006-2009.
  • HP CDMA populer di Indonesia karena tarif komunikasi murah, sinyal kuat di daerah terpencil, dan fitur praktis seperti push-to-talk.

Bagi kamu yang lahir di era 90-an hingga awal 2000-an, mungkin cukup akrab sama istilah CDMA. Ya, teknologi seluler kala itu memang lagi ugal-ugalan banget. CDMA menawarkan kualitas suara lebih jernih, koneksi stabil, dan jangkauan yang lebih luas dibandingkan GSM di beberapa wilayah. Operator seluler seperti Flexi, Esia, dan StarOne sempat merajai pasar melalui paket telepon murah yang menarik banyak pengguna. Namun, seiring perkembangan zaman, teknologi ini mulai ditinggalkan dan digantikan oleh jaringan LTE dan 5G yang lebih cepat serta efisien. 

Menilik sejarah, CDMA (Code Division Multiple Access) pertama kali dikembangkan oleh Qualcomm. Awalnya, teknologi seluler ini digunakan untuk komunikasi militer karena kemampuannya dalam mengamankan sinyal dan mengurangi gangguan. Pada 1995, CDMA resmi diadopsi sebagai standar jaringan seluler komersial dan mulai digunakan oleh berbagai operator di seluruh dunia. Teknologi ini memberikan alternatif bagi jaringan GSM yang lebih dulu hadir, terutama karena keunggulannya dalam efisiensi spektrum dan kapasitas pengguna yang lebih tinggi.

Lantas, bagaimana kabar HP CDMA sekarang? Sudah lebih dari dua dekade sejak masa kejayaannya, banyak cerita yang pernah dilalui. Bagaimana nasibnya di era modern yang serba digital saat ini? Mari bernostalgia bersama!

1. Garis waktu teknologi seluler CDMA

Garis waktu operator CDMA di Indonesia (commons.wikimedia.org/Bagus Belo Prayogo)

Teknologi CDMA (Code Division Multiple Access) merupakan salah satu pencapaian penting dalam sejarah komunikasi seluler. Melansir ETHW, Qualcomm pertama kali mendemonstrasikan sistem radio seluler digital berbasis teknologi spektrum sebar CDMA secara terbuka pada 7 November 1989. Teknologi ini dinilai mampu meningkatkan kapasitas jaringan, memperbaiki kualitas layanan, serta memperpanjang masa pakai baterai. CDMA kemudian menjadi dasar bagi standar IS-95 generasi kedua serta standar pita lebar generasi ketiga yang diterapkan pada perangkat seluler di seluruh dunia.

Memasuki era 1990-an, Qualcomm mengembangkan CDMA dan menetapkannya sebagai standar industri pada 1995. Teknologi ini menawarkan metode transmisi yang lebih efisien dibandingkan GSM, di mana tiap panggilan telepon atau data dikodekan secara unik dan disebarkan ke seluruh spektrum frekuensi yang tersedia. Sebagai bagian dari teknologi komunikasi nirkabel generasi kedua (2G) dan ketiga (3G), CDMA memungkinkan banyak sinyal berbagi satu saluran transmisi sehingga meningkatkan efisiensi penggunaan pita lebar.

Di Indonesia, perkembangan CDMA dimulai pada 2002-2003 ketika PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) memperkenalkan layanan CDMA2000 dengan nama Flexi. Pada 2003, Samsung Telecommunication cabang Indonesia turut merintis teknologi CDMA di Tanah Air. CDMA2000 kemudian mengalami pertumbuhan pesat antara 2006 hingga 2009. Selepas tahun 2009, teknologi CDMA mulai jarang digunakan. Banyak vendor berhenti memproduksi perangkat berbasis CDMA. Sementara itu, operator seluler juga mempertimbangkan untuk melanjutkan layanan teknologi ini. Hingga akhirnya, pada 2017, PT Smartfren Telecom secara resmi menghentikan layanan CDMA-nya yang sekaligus menandai berakhirnya era CDMA di Indonesia.

2. Mengenang masa kejayaan HP CDMA yang menghiasi anak generasi 90-an hingga awal 2000-an di Indonesia

ilustrasi kumpulan HP jadul (unsplash.com/Eirik Solheim)

Pada akhir 90-an hingga awal 2000-an, HP CDMA menjadi primadona di Indonesia. Operator seluler seperti TelkomFlexi, Esia, StarOne, dan Smartfren hadir sebagai penyedia layanan berbasis CDMA yang menawarkan tarif komunikasi lebih murah dibandingkan GSM. Pada masa itu, HP CDMA banyak digunakan oleh masyarakat perkotaan hingga pedesaan karena sinyalnya yang lebih kuat, terutama di daerah terpencil yang sulit dijangkau oleh jaringan GSM.

Bagi anak-anak generasi 90-an, HP CDMA menjadi bagian tak terlupakan dari kehidupan sehari-hari. Lewat desain khas seperti HP lipat dan fitur push-to-talk, HP CDMA menjadi simbol teknologi komunikasi yang terjangkau dan praktis. Banyak orang mengandalkan HP CDMA untuk panggilan suara yang lebih murah, terutama bagi mereka yang sering berkomunikasi dalam satu jaringan. Namun, seiring berkembangnya teknologi dan hadirnya internet seluler yang lebih cepat, HP CDMA mulai kehilangan daya tariknya.

3. Mengapa HP CDMA mulai ditinggalkan?

ilustrasi menara sinyal (pexels.com/Miguel Á. Padriñán)

Perlahan tapi pasti, teknologi CDMA mulai tergeser dengan kehadiran LTE (Long-Term Evolution) dan jaringan 4G yang menawarkan kecepatan data yang jauh lebih tinggi. Salah satu alasan utama mengapa HP CDMA mulai ditinggalkan adalah keterbatasannya dalam penggunaan kartu SIM. Berbeda dengan GSM yang menggunakan SIM card yang bisa dipindahkan ke perangkat lain, HP CDMA biasanya menggunakan sistem nomor yang terikat langsung pada perangkat sehingga penggunaannya menjadi kurang fleksibel.

Selain itu, faktor ekonomi dan perkembangan teknologi juga memainkan peran besar dalam pergeseran ini. Operator seluler di berbagai negara, termasuk Indonesia, lebih memilih untuk mengembangkan jaringan berbasis GSM dan LTE karena memiliki jangkauan lebih luas dan mendukung teknologi terbaru. Lambat laun, layanan CDMA mulai dihentikan dan pengguna pun beralih ke HP berbasis GSM yang menawarkan akses internet yang lebih cepat serta pilihan perangkat yang lebih beragam.

4. Regenerasi CDMA ke GSM, 4G, hingga 5G sebagai penyegaran dalam dunia telekomunikasi

revolusi jaringan 5G (samsung.com)

Sebagai pionir jaringan seluler digital, CDMA telah membuka jalan bagi kemajuan teknologi komunikasi. Namun, kebutuhan akan kecepatan dan efisiensi data mendorong CDMA untuk beradaptasi dengan perkembangan zaman. Setelah bersaing dengan GSM pada era 2G dan 3G, CDMA mulai ditinggalkan ketika LTE (4G) menjadi standar utama komunikasi seluler. Transisi ini bukan hanya menandai adanya perubahan teknologi, tetapi juga revolusi dalam bagaimana cara manusia berkomunikasi. Kini, kamu bisa menikmati internet berkecepatan tinggi, latensi rendah, dan konektivitas lebih stabil dibandingkan generasi sebelumnya. Hal ini memungkinkan aplikasi berbasis internet seperti video streaming berkualitas tinggi, cloud computing, dan Internet of Things (IoT) berfungsi lebih optimal.

Peralihan dari CDMA ke GSM, kemudian 4G, dan akhirnya 5G membawa dampak besar bagi industri telekomunikasi global. Operator yang sebelumnya bergantung pada CDMA harus menyesuaikan infrastrukturnya untuk mendukung teknologi baru. Pengguna pun perlu memperbarui perangkat untuk memanfaatkan sepenuhnya jaringan 5G. Meski membutuhkan investasi besar, perubahan ini membuka peluang besar bagi kemajuan industri telekomunikasi dan ekonomi digital. Konektivitas 5G yang lebih baik mendorong inovasi di berbagai sektor, seperti kesehatan, pendidikan, dan transportasi cerdas yang lebih efisien dan terintegrasi.

5. CDMA merupakan warisan teknologi seluler yang tidak terlupakan oleh zaman

ilustrasi HP Nokia jadul (pexels.com/Masood Aslami)

Apakah kamu pernah mengalami masa di mana HP CDMA jadi bagian dari keseharianmu saat kecil? Jika iya, pasti ada rasa rindu kala mengingat masa-masa itu. Bagi mereka yang dulunya pernah menggunakan HP CDMA, kenangan akan teknologi ini tetap melekat dalam memori. HP CDMA pernah menjadi simbol komunikasi murah dan efisien, khususnya di era sebelum smartphone mendominasi pasar. Terlepas dari segala keunggulan dan keterbatasannya, CDMA tetap memiliki tempat tersendiri dalam sejarah teknologi seluler. Ini sekaligus menjadi bukti bagaimana teknologi terus berkembang untuk memenuhi kebutuhan komunikasi manusia yang semakin kompleks. 

Meski kini hanya tinggal kenangan, CDMA tetap menjadi bagian penting dalam sejarah evolusi komunikasi seluler. Teknologi ini berperan sebagai landasan bagi pengembangan jaringan nirkabel yang lebih canggih sehingga memungkinkan miliaran orang di seluruh dunia menikmati proses komunikasi yang lebih baik. Bahkan, beberapa prinsip dasar CDMA masih diterapkan dalam teknologi jaringan modern seperti 4G dan 5G yang memanfaatkan metode pengkodean dan spektrum terbagi untuk meningkatkan kapasitas serta efisiensi jaringan. Satu hal yang pasti bahwa ada setiap masa pasti ada regenerasi. Inilah mengapa CDMA dulunya dianggap sebagai teknologi receh justru berjaya pada masanya. Kini, masanya harus usai dan tergantikan oleh teknologi 5G yang siap melanjutkan titah dari pendahulu sebelumnya dalam inovasi komunikasi dan konektivitas seluler global.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Reyvan Maulid
EditorReyvan Maulid
Follow Us