Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Pertimbangan Sebelum Membeli HP Lipat, Jangan Asal Tergiur Gaya

ilustrasi HP lipat (unsplash.com/Mika Baumeister)
ilustrasi HP lipat (unsplash.com/Mika Baumeister)
Intinya sih...
  • Biaya servis mahal, harga ganti layar Samsung Galaxy Fold berkisar Rp5,5 sampai di atas Rp7 juta.
  • Apakah aplikasi favoritmu sudah dioptimalkan untuk HP lipat? Layar kurang nyaman dan tidak semua aplikasi dioptimalkan.
  • HP lipat berat, rentan rusak, baterai boros, pengisian lama, garis lipatan terlihat, dan fitur produktivitas mubazir jika jarang digunakan.

HP lipat memang keren dan futuristik. Dengan layar besar yang bisa dilipat dan kesan premium, tak mengherankan jika HP lipat menarik perhatian banyak orang. Tidak sedikit orang tertarik membelinya hanya karena tampilannya yang beda dari smartphone pada umumnya.

Namun, di balik tampilannya yang keren, HP lipat membawa banyak kompromi. Mulai dari bobot yang lebih berat, layar yang lebih rentan rusak, hingga harga servis yang jauh lebih mahal. Belum lagi soal aplikasi—tidak semua aplikasi favoritmu dioptimalkan untuk tampilan layar lipat. Sebelum kamu buru-buru beli hanya karena gaya, ada baiknya mempertimbangkan hal penting berikut ini.

1. Biaya servis mahal

Ilustrasi servis hp (freepik.com/bublikhaus)
ilustrasi servis HP (freepik.com/bublikhaus)

Selain harga belinya yang mahal, biaya servis HP lipat juga sama-sama menguras kantong. Apalagi kalau yang rusak adalah layar, bisa-bisa uang jajanmu sebulan habis hanya untuk biaya servis. Misalnya, biaya ganti layar Samsung Galaxy Fold berkisar Rp5,5 sampai di atas Rp7 juta. Ditambah, tidak semua tempat bisa memperbaiki kerusakan HP lipat.

2. Apakah aplikasi favoritmu sudah dioptimalkan

ilustrasi HP lipat (unsplash.com/ Onur Binay)
ilustrasi HP lipat (unsplash.com/ Onur Binay)

Salah satu alasan banyak orang tertarik dengan HP lipat adalah kemampuan untuk menonton media di layar yang lebih besar. Namun, HP lipat kurang nyaman karena tidak cukup tipis saat dilipat, tetapi juga tidak selebar tablet saat dibuka. Dengan begitu, layar bagian berbentuk persegi alih-alih persegi panjang sehingga tidak memberikan pengalaman yang sama seperti tablet maupun laptop.

Dalam praktiknya, kemungkinan besar kamu akan melihat bilah hitam raksasa di bagian atas dan bawah saat mencoba menonton video. Demikian pula, jika aplikasi yang sering kamu gunakan tidak dioptimalkan untuk rasio aspek ini, maka ruang ekstra itu mungkin tidak menghasilkan pengalaman yang lebih baik.

3. Bobotnya berat

ilustrasi foldable phone (unsplash.com/Mediamodifier)
ilustrasi HP lipat (unsplash.com/Mediamodifier)

HP lipat bukan hanya besar, tapi juga berat. Bahkan tipe flip yang terlihat kecil, tetap lebih berat dari HP biasa. Misalnya Galaxy Z Fold 5 beratnya sekitar 253 gram—itu hampir setara dengan tablet mini. Kalau kamu sering pakai HP satu tangan atau senang membawa HP di saku celana, maka ini akan terasa bulky.

4. Layarnya lebih rentan

ilustrasi HP lipat (unsplash.com/Mika Baumeister)
ilustrasi HP lipat (unsplash.com/Mika Baumeister)

Layar yang dapat dilipat biasanya lebih rentan terhadap goresan dan retakan. Menambahkan lebih banyak komponen yang bergerak akan menghasilkan desain yang lebih rapuh. Selain itu, layar yang fleksibel tidak memiliki tingkat perlindungan yang seperti Gorilla Glass terbaru.

Beberapa HP lipat dapat rusak akibat partikel kecil seperti pasir yang tersangkut di antara layar saat dilipat. HP keluaran terbaru mungkin lebih tangguh daripada generasi sebelumnya, tetapi itu tidak berarti perangkat tersebut kebal dari kerusakan. Meskipun kamu dapat mengganti layar yang rusak atau banyak tergores, tapi harganya sangat mahal.

5. Baterai boros, pengisian lama

galaxy fold.jpg
ilustrasi HP lipat (pexels.com/Zana Latif)

Jika HP memiliki dua buah layar, tentu saja beban kerja lebih berat. Itu berarti konsumsi daya juga tinggi. Namun, karena ruang internal dipakai untuk engsel dan layar, kapasitas baterainya biasanya lebih kecil dari HP biasa. Akibatnya, kamu harus lebih sering mengisi daya.

Parahnya lagi, kecepatan charging di beberapa model HP lipat belum secepat flagship biasa. Jadi, siap-siap lebih sering cari stop kontak atau bawa power bank ke mana pun.

6. Garis lipatan yang terlihat

mika-baumeister-vI8_06RmSC0-unsplash.jpg
ilustrasi HP lipat (unsplash.com/Mika Baumeister)

Saat menonton review HP lipat di YouTube, kamu mungkin mengira saat tidak dilipat, layar HP sangat mulus tanpa garis lipatan. Padahal, kenyataannya, garis lipatan itu terlihat, bahkan terasa saat layar disentuh. Bagi beberapa orang, ini bisa jadi gangguan. Makin sering dilipat, makin besar kemungkinan garisnya makin menonjol.

Beberapa orang cepat terbiasa, tapi kalau kamu tipe yang perfeksionis, bisa-bisa kamu risih dengan tampilan garis lipatan. Jadi, alih-alih beli di toko online, lebih baik kamu datang ke offline store untuk mencobanya langsung dan merasakan sensasi pakai HP lipat.

7. Apakah kamu benar-benar butuh fungsinya

daniel-romero-PdfqLVSk-kg-unsplash.jpg
ilustrasi HP lipat (unsplash.com/Daniel Romero)

Inti dari HP lipat adalah produktivitas. Namun, kalau kamu jarang multitasking, nonton di layar lebar, atau kerja dari HP, sebagian besar fitur itu jadi mubazir. Kamu bisa saja beli karena keren, tapi akhirnya hanya dipakai seperti HP biasa, tapi lebih berat dan riskan rusak.

HP lipat memang revolusioner, tapi belum tentu cocok untuk semua orang. Pikirkan matang-matang soal ketahanan, harga servis, kenyamanan dipakai, dan kompatibilitas aplikasi favoritmu. Kalau kamu beli hanya untuk gaya-gayaan tanpa tahu risikonya, bisa-bisa kecewa dalam waktu sebulan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us