Samsung Galaxy Tab S11, Partner Ideal Buat Jurnalis dan Pekerja Mobile

Begitu digenggam, Galaxy Tab S11 Ultra langsung terasa solid tapi tetap ringan dibawa. Ketebalannya yang hanya 5,3 mm membuatnya mudah masuk ke tas kecil saya, bahkan bersama keyboard cover-nya. Build-nya kokoh berkat bahan Armor Aluminum, dan finishing-nya terasa premium, khas Samsung.

Untuk performa, Samsung menyematkan chipset 3nm terbaru MediaTek Dimensity 9400+, yang ternyata terasa banget bedanya. Saya bisa menulis artikel sambil membuka tab riset di Chrome, memutar audio wawancara di latar belakang, bahkan mengedit foto RAW ringan, tanpa lag sama sekali.

Performa AI-nya juga tidak main-main. Samsung mengklaim peningkatan CPU hingga 24%, GPU 27%, dan NPU 33% dibanding generasi sebelumnya. Kalau selama ini tablet sering dianggap tidak sekuat laptop, Galaxy Tab S11 Series jelas menghapus stigma itu.

Salah satu fitur yang paling saya nikmati adalah Gemini Live. Di tengah padatnya pekerjaan liputan, sering kali saya harus memahami data atau rilis dengan cepat. Dengan fitur ini, saya cukup tekan lama tombol samping dan aktifkan Share Screen with Live lalu biarkan AI meringkas isi dokumen atau menjelaskan grafik secara real-time.

AI juga membantu saya menulis draft atau memperbaiki tata bahasa saat menulis berita langsung di tablet. Bagi jurnalis atau pelajar, fitur ini benar-benar menyelamatkan waktu. Rasanya seperti punya asisten pribadi yang bisa berpikir cepat dan tidak pernah lelah.

Saat butuh menulis naskah panjang atau mengedit visual untuk artikel feature, saya tinggal menghubungkan tablet ke monitor dengan Samsung DeX Extended Mode. Seketika, tampilan tablet berubah jadi seperti desktop PC, lengkap dengan taskbar, window, dan kemampuan membuka beberapa aplikasi sekaligus.

Yang menarik, pengguna bisa membuat hingga empat workspace terpisah. Saya mengatur satu workspace untuk riset berita, satu lagi untuk editing visual, dan sisanya untuk hiburan setelah bekerja. Semua terasa seamless, tanpa jeda, dan produktivitas pun meningkat drastis.

Sebagai jurnalis, saya sering menulis cepat di sela-sela wawancara. Di sinilah S Pen baru dengan desain heksagonal dan ujung presisi tinggi jadi penyelamat. Fitur Quick Tools memungkinkan saya mengganti warna atau mode tulisan hanya dengan satu ketukan.

Tulisan tangan terasa alami di layar Dynamic AMOLED 2X dengan refresh rate 120Hz yang membuatnya tidak ada delay, bahkan saat menulis cepat. Dengan kecerahan layar mencapai 1.600 nits, saya masih bisa mencatat dengan jelas meskipun sedang duduk di area outdoor yang terang.

Ada beberapa perubahan yang kurang saya suka di Galaxy Tab S11 ini. Salah satu yang paling menyebalkan adalah hilangnya tempat menyimpan S pen di bagian belakang smart case. Buat saya yang pelupa, tempat penyimpanan tersebut jelas membantu. Hilangnya tempat penyimpanan tersebut jadi kehilangan terbesar buat saya di Galaxy Tab S11.

Masih di sektor smart case, di seri Tab S11 ini Samsung juga turut menghilangkan trackpad-nya. Tanpa trackpad, navigasi hanya berfokus di sektor layar, baik menggunakan S Pen atau tangan.

Sebagai jurnalis yang hidup di antara deadline dan mobilitas tinggi, saya merasa Galaxy Tab S11 Series bukan sekadar tablet, tapi alat kerja profesional berbasis AI. Desainnya ringan, performanya tangguh, dan fitur-fiturnya benar-benar mendukung kecepatan kerja modern.

Dengan kombinasi DeX Mode, Gemini Live, dan S Pen canggih, Samsung berhasil menciptakan perangkat yang bukan hanya mempermudah pekerjaan — tapi juga membuat produktivitas terasa lebih menyenangkan.

Kalau kamu termasuk orang yang suka bekerja di mana saja, dari kafe hingga ruang tunggu bandara, Galaxy Tab S11 Series bisa jadi gadget yang paling tepat untuk menemani ritme cepatmu.