7 Game Horor Jepang Paling Underrated, Wajib Kamu Coba

Meski tersedia di banyak platform termasuk Nintendo Switch, pendekatan unik Ikai terhadap genre horor survival yang diusungnya tidak mendapat banyak perhatian seperti yang seharusnya. Itu sangat disayangkan karena dari segi gameplay, Ikai membawa sesuatu yang sulit ditemukan di game lain. Game ini sendiri mengajak pemain untuk berperan sebagai pendeta kuil Shinto yang harus mempertahankan kuil dari makhluk-makhluk jahat menggunakan segel di kertas yang harus pemain gambar sendiri.

Rule of Rose terus mendapatkan penggemar yang loyal selama bertahun-tahun dan meski game ini belum tentu cocok untuk semua orang, game ini sangat direkomendasikan untuk penggemar game horor psikologis seperti Silent Hill. Dikembangkan oleh developer asal Jepang yang kini telah ditutup yaitu Punchline, Rule of Rose mengikuti kisah seorang gadis bernama Jennifer yang disepanjang permainan harus berhadapan dengan trauma masa kecilnya, ditemani oleh anjing kesayangannya.

The Evil Within merupakan seri game horor garapan Tango Gameworks yang berbasis di Jepang, di mana game ini diposisikan sebagai suksesor bagi seri Resident Evil. Bukan tanpa alasan, The Evil Within dibuat oleh Shinji Mikami yang notabene adalah kreator Resident Evil. Seri game tersebut melahirkan dua game dengan The Evil Within 2 menjadi yang terbaik karena membawa peningkatan di hampir setiap aspek dari game pertamanya, mulai dari cerita yang lebih baik hingga gameplay yang lebih solid.

Ketika berbicara mengenai game PS2 yang hidden gem, Kuon menjadi salah satu yang paling underrated. Berlatar di periode Heian, Kuon menunjukkan bahwa FromSoftware selaku developer sangat memahami akar budaya Jepang sekaligus genre horor itu sendiri. Meski bukan game Soulslike, Kuon tetap menuntut pemain untuk mempelajari pola gerakan musuh jika ingin berhasil. Banyak yang menilai jika desain puzzle game ini ketinggalan jaman, namun tidak sedikit yang memuji cerita dan desain dunia yang diusung game ini.

Square Enix membuat game horor survival first-person untuk Nintendo DS pada tahun 2008 di mana game tersebut tidak pernah dirilis keluar Jepang. Berjudul Nanashi No Game (“The Game With No Name”), tidak mengherankan jika game ini mendapat reputasi misterius dari kalangan penggemar game horor Jepang. Mencoba gameplay survival dari perspektif first-person di konsol seperti DS merupakan keputusan yang berani dan ambisius, namun Square Enix berhasil mengeksekusi itu dengan cukup baik.

Spirit Hunter: NG merupakan pelengkap untuk Spirit Hunter: Death Mark yang dirilis pada tahun 2017. Ketergantungan game ini pada elemen horor dalam situasi sehari-hari memberinya kesan realistis yang tidak dimiliki Death Mark. Visual dan soundtrack-nya sangat bagus dan penulisan ceritanya tidak terlalu buruk. Tidak semua orang menyukai game visual novel, namun untuk penggemar game petualangan bergaya point-and-click sekaligus penikmat game horor, Spirit Hunter: NG sangat direkomendasikan.

Unsought merupakan game horor 360 derajat yang memang semenarik kedengarannya dan hal tersebut membantu game ini terasa unik dibanding game horor lainnya. Presentasinya yang unik memberikan kesan menyeramkan yang tidak biasa di mana itu membuat ceritanya yang sederhana bisa terasa hidup lewat cara yang tidak terduga. Unsought menjadi game paling anyar di daftar ini karena baru dirilis pada Oktober kemarin dan layak untuk mendapat perhatian lebih, terutama dari penggemar game horor Jepang.

Demikian tadi ulasan sekaligus rekomendasi beberapa game horor Jepang paling underrated yang wajib kamu coba. Dari 7 game di atas, mana yang paling menarik perhatianmu?