4 Risiko Tak Cabut Kepala Charger dari Stopkontak

- Charger yang tetap menancap di stopkontak bisa menyedot listrik secara diam-diam, meningkatkan tagihan listrik secara signifikan.
- Resiko kebakaran juga meningkat karena charger terus menghasilkan panas meski tidak digunakan, terutama jika charger murah atau rusak.
- Kebiasaan ini dapat memperpendek umur charger dan membuat pengeluaran listrik tambahan yang sebenarnya tidak diperlukan.
Coba ngaku, apakah kamu termasuk sering setelah ngecas HP semalaman, paginya pas mau berangkat, yang dicabut cuma HP-nya saja? Kepala charger dan kabelnya? Dibiarkan menempel manis di stopkontak berhari-hari, bahkan berminggu-minggu. Sepertinya sudah jadi kebiasaan saking malasnya atau lupanya buat bolak-balik mencabut.
Mungkin kamu berpikir aman-aman saja karena yang penting HP-nya udah tercabut dan tidak bakal berpengaruh apa-apa. Padahal, kebiasaan sepele yang dianggap tidak berbahaya ini ternyata menyimpan risiko tersembunyi, lho! Ternyata, si kepala charger itu tetap bekerja dan diam-diam menyedot listrik. Selain bikin tagihan listrik pelan-pelan bengkak, ada bahaya lain yang harus diperhatikan. Penasaran apa aja risikonya? Simak artikel ini sampai tuntas, ya!
1. Diam-diam menyedot daya listrik

Ini dia risiko pertama dan yang paling pasti kejadian, yaitu bikin boros listrik. Kamu mungkin berpikir kalau HP atau laptop yang sudah dicabut, charger-nya otomatis mati. Padahal, tidak sama sekali seperti itu. Selama si kepala charger itu masih menempel di stopkontak, dia akan terus-menerus makan listrik dalam jumlah kecil. Fenomena ini sering banget disebut sebagai daya hantu atau daya siaga. Listrik ini dipakai charger itu buat menjaga sirkuit internal tetap siaga menunggu HP dicolok lagi.
Memang, sih, kalau cuma satu charger HP, daya hantu yang tersedot itu kecil banget, mungkin cuma 0,1 sampai 0,5 watt per jam. Tapi, coba deh kamu hitung. Di rumahmu ada berapa charger yang selalu menancap? Charger HP kamu, charger HP pasangan, charger laptop, jam tangan pintar, headphone, mungkin juga charger sepeda listrik. Kalau semua itu menancap 24 jam sehari, 7 hari seminggu, setahun penuh, akumulasi energi yang terbuang sia-sia itu jadi signifikan banget. Ujung-ujungnya, tagihan listrik kamu jadi bengkak pelan-pelan tanpa kamu sadari cuma buat memberi makan charger yang menganggur.
2. Risiko kebakaran

Charger yang terus menancap di stopkontak juga terus menghasilkan panas meski tidak dipakai. Kalau dibiarkan terus-menerus, panas berlebih ini bisa memicu percikan api, ledakan kecil, atau skenario terburuknya adalah menyebabkan kebakaran. Bahayanya jadi berkali-kali lipat lebih besar kalau charger yang kamu pakai itu murah, abal-abal, atau sudah rusak, karena charger seperti itu biasanya tidak punya sistem pelindung panas yang bagus. Risiko ini juga jadi jauh lebih tinggi buat charger baterai besar, seperti charger sepeda listrik atau perkakas listrik.
3. Memperpendek umur charger

Selain boros dan bahaya, kebiasaan ini juga bikin charger kamu jadi pensiun dini alias cepat rusak. Begini, selama si kepala charger itu menancap di stopkontak, komponen-komponen elektronik kecil di dalamnya itu sebenarnya kerja terus 24 jam non-stop. Sama seperti mesin motor yang dinyalakan terus, komponen ini pelan-pelan bakal aus dan umurnya jadi lebih pendek.
Parahnya lagi, charger yang menancap terus itu jadi sasaran empuk banget kalau tiba-tiba ada lonjakan listrik. Misalnya ketika ada petir atau listrik dari PLN sedang tidak stabil. Sekali kena lonjakan tegangan tinggi mendadak, sirkuit di dalamnya bisa langsung gosong dan charger-mu pun rusak seketika.
4. Kalau dicabut, bisa hemat puluhan ribu rupiah dalam setahun

Ujung-ujungnya, kebiasaan ini jelas bikin boros uang. Mungkin kamu berpikir jumlahnya kecil saja. Tapi, coba hitung pakai data dari situs The Spruce. Satu charger menganggur itu katanya bisa menyedot 0,1 sampai 0,5 watt per jam. Kalau di rumahmu ada lima charger yang menancap terus 24 jam, setahun itu bisa menghabiskan sekitar 22 kWh.
Kalau dikali tarif listrik PLN, misalnya Rp 1.445 per kWh, itu sudah lebih dari Rp30 ribu per tahun yang terbuang percuma. Terlihat kecil memang, tapi itu uang yang literally kamu bakar cuma-cuma. Apalagi, para ahli bilang charger laptop dan fast charging HP itu menyedot daya lebih besar. Kerugiannya pun jadi bisa lebih banyak lagi.
Jadi, kebiasaan sepele seperti malas mencabut kepala charger ternyata ada risikonya. Memang kelihatan tidak ngaruh apa-apa pada awalnya, karena, toh, tagihan listrik yang bengkak tidak semahal itu. Tapi, lebih dari itu, kepala charger yang terus menancap itu juga lebih cepat rusak. Agar lebih hemat dan menjaga umur kepala charger, ada baiknya untuk selalu mencabutnya dari stopkontak, ya!


















