Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Samsung dan Apple Dikabarkan Beralih ke Baterai Silicon Carbon 

ilustrasi baterai smartphone (unsplash.com/Tyler Lastovich)

Kapasitas baterai kini menjadi salah satu faktor utama dalam keputusan pembelian smartphone. Dalam beberapa tahun terakhir, produsen smartphone asal China semakin aktif mengembangkan baterai silicon carbon dengan kapasitas besar untuk meningkatkan performa dan daya tahan perangkat mereka. Teknologi baterai silicon carbon memungkinkan produsen untuk meningkatkan kapasitas baterai tanpa menambah ketebalan perangkat, yang sering menjadi tantangan bagi smartphone flagship. Dengan kapasitas lebih besar, pengguna dapat menikmati durasi penggunaan yang lebih lama, sebuah daya tarik utama di pasar yang semakin kompetitif.

Menariknya, meskipun Samsung dan Apple dikenal sebagai pemimpin pasar smartphone flagship, kapasitas baterai tertinggi yang mereka tawarkan masih terbatas pada 5.000mAh. Hal ini berbeda dengan pesaing mereka, seperti Xiaomi yang memperkenalkan model Redmi Turbo 4 dengan baterai 6.550mAh, jauh melampaui kapasitas yang dimiliki oleh Samsung dan Apple. Kondisi ini mendorong kedua perusahaan besar tersebut untuk mengevaluasi ulang strategi pengembangan baterai mereka agar tetap relevan dan kompetitif di pasar global.

Dengan kapasitas baterai yang jauh lebih besar, Samsung dan Apple kini terdesak untuk segera mengejar ketertinggalan dan menghadapi tantangan dalam beralih ke teknologi baterai silicon carbon guna memenuhi harapan konsumen yang menginginkan daya tahan baterai lebih lama tanpa mengorbankan desain ramping dan fitur canggih. Apakah benar Samsung dan Apple dikabarkan beralih ke baterai silicon carbon? Temukan jawaban dari rumor tersebut dalam artikel ini! 

1. Untuk bisa melampaui pesaing dengan kapasitas lebih dari 5000 mAh, Samsung dan Apple tampaknya tidak punya banyak pilihan selain baterai silicon carbon

Samsung Galaxy M05 dibekali dengan kapasitas baterai 5000 mAh (samsung.com)

Untuk dapat melampaui pesaing yang kini menawarkan kapasitas baterai lebih dari 5000 mAh, Samsung dan Apple tampaknya tidak memiliki banyak pilihan lain selain beralih ke teknologi baterai silicon carbon. Dalam beberapa tahun terakhir, produsen smartphone China, seperti Xiaomi misalnya, telah memperkenalkan perangkat dengan kapasitas baterai yang sangat besar, seperti 6.000 mAh atau bahkan lebih, yang memberikan keunggulan signifikan dalam hal daya tahan.

Meskipun kedua raksasa teknologi ini memiliki reputasi kuat dalam hal inovasi, mereka kini menghadapi tekanan yang lebih besar untuk mengikuti tren tersebut. Dengan kapasitas baterai flagship mereka yang terbatas pada 5.000 mAh, seperti yang terlihat pada Galaxy S24 Ultra dan iPhone 15 Pro Max, sudah jelas bahwa mereka telah mencapai batas kapasitas baterai tradisional. Oleh karena itu, beralih ke baterai silicon carbon menjadi langkah yang hampir tidak terhindarkan untuk mempertahankan daya saing mereka di pasar global.

2. Menurut rumor yang beredar, Samsung terlibat dalam pengembangan baterai silicon carbon dan memproduksinya dalam jumlah besar

Samsung Galaxy S24 Ultra menggunakan setidaknya 50 persen kobalt daur ulang pada baterai (samsung.com)

Seiring dengan semakin berkembangnya teknologi baterai, khususnya di kalangan produsen smartphone China, kapasitas baterai telah menjadi salah satu faktor utama dalam daya tarik perangkat. Dengan merek-merek seperti Xiaomi yang telah memperkenalkan baterai berkapasitas besar pada perangkat non-flagship mereka, Samsung dan Apple kini merasa terdesak untuk mengejar ketertinggalan dalam hal kapasitas baterai.

Menurut rumor yang beredar, Samsung kini terlibat langsung dalam pengembangan baterai silicon carbon dan berencana untuk memproduksinya dalam jumlah besar. Teknologi ini menawarkan kapasitas yang lebih besar dalam ukuran yang lebih kecil, memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan kapasitas baterai tanpa harus menambah ketebalan perangkat.

Proses pengembangan ini melibatkan riset dan eksperimen yang intensif, mengingat teknologi baru ini masih dalam tahap pengembangan dan membutuhkan penyesuaian yang cermat agar bisa diterapkan pada perangkat flagship yang sudah dikenal dengan desain ramping dan premium. Samsung dilaporkan sedang bekerja sama dengan sejumlah perusahaan untuk menciptakan sel baterai yang lebih efisien, namun belum ada kejelasan tentang kapan teknologi ini akan pertama kali diterapkan pada produk flagship mereka

3. Desain perangkat yang menjadi ciri khas Samsung dan Apple pada model terakhirnya menjadi tantangan pada alih fungsi baterai ini

Potret Samsung Galaxy S24 Ultra (samsung.com)

Meskipun teknologi baterai silicon carbon menawarkan kapasitas yang lebih besar, tantangan terbesar bagi Samsung dan Apple adalah bagaimana mengintegrasikan baterai besar tersebut ke dalam desain perangkat mereka yang sudah ramping. Smartphone flagship seperti iPhone 16 Pro Max dan Galaxy S24 Ultra memiliki ruang internal yang terbatas, sehingga pengembangan baterai berkapasitas lebih besar membutuhkan perencanaan yang sangat hati-hati.

Proses ini tidak hanya memerlukan waktu yang lama tetapi juga biaya yang cukup tinggi, mengingat kedua perusahaan harus memastikan bahwa peningkatan kapasitas baterai tidak mengorbankan fitur atau kualitas perangkat secara keseluruhan. Selain itu, meskipun baterai silicon carbon menawarkan kapasitas lebih besar, teknologi ini masih dalam tahap pengembangan dan mungkin belum sepenuhnya siap untuk diimplementasikan dalam waktu dekat.

4. Peningkatan kapasitas baterai melalui penggunaan teknologi silicon carbon mungkin menjadi solusi jangka panjang bagi Samsung dan Apple

Phone 16 Pro Max (kiri) (apple.com) | Samsung Galaxy S24 Ultra (tengah) (samsung.com) | Google Pixel 9 Pro XL (kanan) (store.google.com)

Peningkatan kapasitas baterai melalui penggunaan teknologi silicon carbon mungkin menjadi solusi jangka panjang untuk Samsung dan Apple dalam meningkatkan daya tahan baterai perangkat mereka. Namun, meskipun penggunaan komponen hemat daya dan optimasi perangkat lunak dapat membantu, batasan utama tetap ada pada ukuran baterai itu sendiri.

Dengan persaingan yang semakin ketat, baik Samsung maupun Apple tampaknya tidak memiliki pilihan lain selain mengeksplorasi teknologi baterai silicon carbon. Jika berhasil, langkah ini akan memungkinkan kedua perusahaan untuk menawarkan smartphone dengan daya tahan lebih lama tanpa mengorbankan desain ramping yang menjadi ciri khas perangkat flagship mereka.

Walaupun Samsung dan Apple dikabarkan beralih ke baterai silicon carbon, rupanya para penggemar teknologi berharap Samsung dan Apple dapat segera menghadirkan baterai silicon carbon pada perangkat mereka, sehingga memberikan pengalaman pengguna yang lebih baik dengan kapasitas baterai yang lebih besar dan daya tahan lebih lama. Akankah Samsung dan Apple mampu memenuhi ekspektasi tinggi konsumen terkait inovasi baterai silicon carbon ini? Mari kita tunggu perkembangan selanjutnya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Reyvan Maulid
EditorReyvan Maulid
Follow Us