4 Jejaka di Story of Seasons: A Wonderful Life

Gordy sebenarnya karakter lama yang terasa baru. Sebab, dalam Harvest Moon: A Wonderful Life, Gordy bernama Cody. Dia seorang seniman atletis yang tinggal di sebuah karavan. Gordy membuat karyanya dengan cara memukul-mukul logam.

Gordy sendiri sebelumnya karakter biasa. Dia bukan kandidat pasangan, baik dalam Harvest Moon: A Wonderful Life maupun Harvest Moon: Another Wonderful Life. Gordy baru masuk ke dalam daftar calon pasangan dalam Story of Seasons: A Wonderful Life. Secara fisik, perubahannya boleh jadi yang paling kentara. Dia berubah dari seniman yang tampak kasar menjadi seniman yang lebih manis meski karakternya tetap keras.

Gustafa juga mengalami perubahan fisik, tetapi tidak sedrastis Gordy. Ini tampak dari berewoknya yang tipis. Gustafa model begini seperti John Lennon versi hippie. Pakaiannya nyentrik. Lihat saja bunga di bucket hat-nya.

Gustafa sendiri merupakan seorang musisi. Dia tinggal di sebuah tenda tidak jauh dari pantai. Kesehariannya santai saja. Dia memainkan gitarnya di bawah pohon rindang tiap hari, tidak peduli cuaca apa pun.

Seolah tidak mau kalah dari dua karakter di muka, Matthew juga mengalami perubahan. Karakter yang dahulunya tampak seperti om-om kurang populer kini menjadi pemuda tampan. Gaya rambutnya kekinian, tetapi karakternya tetap begitu menyebalkan.

Matthew (dahulunya Marlin) adalah adik Vesta, pemilik kebun di seberang sungai. Dia orang kota yang pindah ke desa demi kesehatannya. Karakternya muram dan tampaknya sulit didekati. Apalagi, sepertinya, dia punya ketertarikan kepada Cecilia yang tinggal bersama mereka. Namun, kisahnya tidak berjalan seperti kisah romansa yang manis. Dia pun cenderung berlaku posesif. Sisi inilah yang kemudian membuatnya jadi menyebalkan.

Matthew memang menyebalkan, tetapi tidak ada yang lebih menyebalkan di Forgotten Valley daripada Rock. Putra sulung Tei dan Lou, pemilik penginapan, ini punya rasa percaya diri yang tinggi. Malah rasa percaya dirinya cenderung terlalu tinggi untuk ukurannya yang biasa saja.

Rock juga pengangguran. Dia tidak suka bekerja. Rock adalah jiwa yang bebas. Dia bahkan tidak bisa berempati kepada orang-orang yang bekerja. Baginya, keluyuran adalah jalan ninja. Namun, parasnya yang menawan kerap kali menjebak orang untuk jatuh cinta.

Empat jejaka di atas unik dengan latar belakang masing-masing. Gordy boleh saja tampak kasar, tetapi dia seniman yang luar biasa. Gustafa seperti laki-laki tanpa masa depan, tetapi dia musisi yang penuh kreativitas. Matthew adalah pribadi yang muram, tetapi dia paham bagaimana caranya mengurus tanaman. Sementara itu, Rock tidak perlu kita pikirkan. Karakter satu ini rasanya layak masuk ke dalam daftar orang-orang payah sedunia.