5 Hal Penting sebelum Beli Steam Deck biar Gak Salah Beli

Dilansir laman resmi Steam, perangkat gaming Steam Deck memiliki spesifikasi yang cukup kuat untuk menjalankan game kelas menengah:

• sistem operasi SteamOs 3.0;
• prosesor AMD APU dengan CPU Zen 2 berkecepatan hingga 3,5 GHz;
• GPU (pengolahan grafik) 8 RDNA 2 yang sanggup melontarkan performa maksimal pada angka 1,6 TFLOPS;
• RAM 16 GB LPDDR5;
• pilihan kapasitas penyimpanan beragam, mulai dari 64 GB, 256 GB, hingga 512 GB dengan kecepatan tinggi (NVMe SSD);
• resolusi layar HD (1280 x 800) dengan aspek rasio 16:10;
• luas bentang layar sentuh sebesar 7 inci dengan refresh rate 60 Hz;
• dukungan Bluetooth 5.0 dan dual-band WiFi radio;
• speaker stereo dan dukungan terhadap 3.5mm stereo headphone;
• baterai berkapasitas 40 Whr yang sanggup menjalankan gaming secara penuh selama 2 sampai 8 jam;
• konektivitas eksternal: USB-C dengan DisplayPort 1.4 yang sanggup menampilkan gambar hingga 8K @60Hz atau 4K @120Hz.

Well, dengan spesifikasi di atas, Steam Deck seharusnya sanggup menjalankan game baru meski tidak dalam tampilan maksimal. Kalau disetarakan dengan PC, kekuatan GPU pada Steam Deck berada di atas GTX 750 Ti (1,4 TFLOPS) dan sedikit di bawah GTX 1050 (1,8 TFLOPS).

Di beberapa toko online Indonesia, Steam Deck dijual dengan harga Rp8 jutaan (versi 64 GB) dengan garansi internasional. Untuk versi 256 GB dan 512 GB masing-masing dijual dengan harga Rp9,6 juta dan Rp10,6 juta. Jika dibandingkan dengan konsol handheld lainnya, misal Nintendo Switch dan Sony PS Vita, harga dari Steam Deck memang terpaut cukup jauh.

Nintendo Switch di Indonesia dijual seharga Rp5—6 jutaan tergantung kapasitas penyimpanannya (mendukung microSD hingga 2 TB). Sementara itu, Sony memiliki rencana meluncurkan konsol handheld terbaru mereka bernama PlayStation Q Lite, seperti diberitakan oleh Insider Gaming.

Kendati demikian, Nintendo Switch hanya memiliki GPU dengan performa maksimal pada angka 0,4 TFLOPS, jauh di bawah GPU milik Steam Deck. Nah, dari sini bisa kamu pikirkan bagaimana baiknya. Dengan harga yang lebih mahal, Steam Deck jelas memiliki performa gaming yang jauh lebih powerful ketimbang handheld lainnya.

Untuk urusan purnajual, Valve sepertinya sudah menjadi salah satu perusahaan yang bisa diandalkan. Pada umumnya, produk mereka di pasar dunia selalu update dan memiliki banyak pelanggan. Ambil contoh, produk Steam dan game buatan mereka sendiri, seperti Counter-Strike: Global Offensive dan serial Dota, begitu laris di kalangan gamer.

Nah, ini pun berlaku dengan produk fisik mereka, seperti Steam Deck ini. Dengan kapasitasnya sebagai handheld terkuat saat ini, gak sulit bagi Steam Deck untuk menjalankan berbagai macam game digital yang ada di Steam. Bahkan, kabarnya, Steam Deck bisa mendukung sekitar 7 ribu judul game, mulai dari game lawas sampai game modern yang baru saja dirilis ke pasaran.

Mirip seperti Xbox Series X/S buatan Microsoft, Steam Deck buatan Valve juga bergaransi internasional. Artinya, ketika kita membelinya, toko akan membantu klaim garansi jika dibutuhkan. Namun, perlu diperhatikan bahwa garansi seperti ini bisa memakan waktu yang sangat lama jika unit yang ada mengalami kerusakan.

Secara umum, garansi internasional atau global bisa dikatakan sebagai jenis garansi yang cakupannya paling luas, yakni di seluruh dunia. Sisi baiknya, garansi internasional bisa diklaim di negara mana saja selama produsen memasukkan barangnya di negara tersebut. Nah, hal ini berbeda dengan garansi resmi produsen yang diwakilkan oleh distributor resmi, misalnya Sony dengan produk PlayStationnya.

Lalu, jangan lupa tanyakan ke pihak toko mengenai lama dan mekanisme klaim garansinya. Di beberapa toko online, garansi yang diberikan untuk Steam Deck cukup bervariasi, yakni 2 hingga 5 tahun. Tentunya, kamu juga dapat menanyakan tentang hal-hal apa saja yang bisa menghanguskan sistem garansi dari Valve tersebut.

Jadi, kamu bisa menentukan untuk membeli dan memainkan Steam Deck jika:

• suka dengan metode permainan handheld yang fleksibel;
• hanya memainkan game dengan tampilan HD yang tidak menguras sumber daya GPU;
• sering bermain game ketika melakukan perjalanan jauh;
• tidak suka dengan metode permainan di PC dan konsol;
• memiliki dana lebih dan selalu memainkan game orisinal dari Steam;
• mengoleksi berbagai macam jenis handheld yang dijual di pasaran;
• tidak masalah dengan garansi internasional.

Namun, kalau kamu gak suka dengan konsep permainan menggunakan handheld, membeli Steam Deck tentu menjadi pemborosan. Apalagi, harga sebuah Steam Deck bisa setara, bahkan lebih mahal dibandingkan konsol PS5 dan Xbox Series X/S. Jadi, ada banyak pertimbangan sebelum kamu betul-betul memilih Steam Deck sebagai perangkat gaming utama.

So, bagaimana menurutmu? Apa kamu juga tertarik untuk membeli dan menggunakan Steam Deck sebagai perangkat gaming? Semoga artikel ini bisa menjadi bahan pertimbangan untuk kamu, ya.