7 Game Multiplayer Terburuk dalam Sedekade Terakhir Versi Metacritic!

Franchise film Fast & Furious terus menerus sukses secara komersil, namun game adaptasinya justru melakukan hal yang sebaliknya. Game adaptasi ketiganya yaitu Fast & Furious: Showdown memungkinkan pemain untuk bermain secara kooperatif.

Showdown mengajak pemain dari seluruh dunia untuk melakukan aksi pencurian, balap liar dan banyak lagi. Karakter dari seluruh seri filmnya disertakan dan bisa digonta-ganti di sepanjang permainan. Dengan skor 22 di Metacritic, Showdown dinilai sebagai game balapan yang membosankan, klise dan buang-buang waktu.

Firefall memiliki salah satu skor Metacritic tertinggi di daftar ini, namun itu masih belum cukup untuk memenuhi standar game multiplayer yang baik. Firefall sendiri merupakan game online berbasis tim di mana pemain memerankan The Chosen.

Pemain diberi misi dan tugas untuk diselesaikan, sehingga mereka bisa meningkatkan statistik karakter mereka. Apa yang membuat Firefall buruk adalah fakta bahwa setiap misi bertempat di area yang sama dan karakter yang diusung kurang variatif. Plus, tidak ada hal menarik lain selain narasi yang datar dan tanpa tujuan.

Alone In The Dark: Illumination merupakan game keenam dari franchise Alone In The Dark yang sebenarnya cukup baik. Dengan genre action-horror yang mencekam, Illumination juga memungkinkan pemain untuk bermain bersama tiga pemain lain secara kooperatif.

Banyak reviewer yang menyukai konsep Illumination, namun di saat yang bersamaan, merasa bahwa eksekusinya buruk. Penggemar pun juga banyak yang kecewa, mengingat Illumination merupakan game terakhir di serinya. Sebagian besar penggemar menilai jika Illumination menakutkan dalam artian lain.

Film reboot Ghostbusters dengan karakter utama yang semuanya wanita mendapatkan banyak ulasan negatif, begitu pula dengan game adaptasinya. Dengan judul yang sama, game adaptasinya diceritakan berlangsung beberapa saat setelah peristiwa di filmnya dan memungkinkan pemain untuk bermain secara kooperatif hingga empat pemain.

Ghostbusters dikritik karena kurangnya variasi gameplay, pendalaman karakter yang buruk dan eksekusi secara keseluruhan. Beberapa orang juga berpendapat bahwa Ghostbusters tidak sebanding dengan label harga yang dimilikinya.

Tidak sendirian, Fast & Furious: Showdown ditemani oleh Road Rage sebagai game multiplayer balapan terburuk di daftar ini. Singkatnya, Road Rage adalah game open-world untuk sepeda motor. Pemain dibekali dengan kebebasan untuk menjelajahi setiap sudut kota dan melakukan beragam aktivitas di atasnya.

Tidak hanya itu saja, pemain juga dapat memukul pemain lain menggunakan senjata. Road Rage meraih banyak ulasan negatif karena setiap aspek di dalamnya seperti dunia, desain suara dan visual, digarap dengan setengah matang.

Overkill’s The Walking Dead bisa dibilang menjadi game paling dikenal dan diantisipasi di daftar ini, mengingat komik dan serialnya begitu populer. Namun naas, nasibnya tidak sebaik dua sumber adaptasinya. Dengan genre FPS dengan elemen co-op, Overkill’s The Walking Dead yang awalnya diniatkan untuk dirilis di konsol, dibatalkan karena versi PC-nya berakhir buruk.

Kritik utama dari game ini adalah kurangnya variasi gameplay dan waktu loading yang lama. Selain itu, reviewer juga tidak menyukai kualitas visual serta mekanisme senjatanya. Kini, Overkill’s The Walking Dead resmi mati.

Blades Of Time dirilis di Nintendo Switch tahun lalu dan langsung mendapat segudang ulasan buruk. Game hack-n-slash yang diterbitkan oleh Konami ini menampilkan karakter protagonis wanita yang diceritakan melawan entitas misterius di sebuah pulau.

Ayumi sang protagonis utama dideskripsikan sebagai “pemburu harta karun dengan pedang yang menakjubkan”. Para kritikus, menilai jika keseluruhan Blades Of Time sangatlah melelahkan. Intinya, Blades Of Time tidak begitu cermat dalam menjalankan idenya sehingga gagal untuk menghasilkan kualitas gameplay yang baik.

Demikian tadi sedikit tentang sederetan game multiplayer terburuk dari sedekade terakhir. Pernah jadi korban dari game buruk di atas?