Evolusi Game Sepak Bola dari Berbagai Era

Game sepakbola di konsol telah melalui berbagai evolusi. Dimulai dari grafis berbasis pikselasi hingga menjadi sebuah simulasi yang mengaburkan batas-batas realitas dan dunia game. Kamu yang lahir tahun 90an dan gemar bermain game pasti telah menjadi saksi bagaimana grafis dan mekanik sebuah game sepakbola bisa terus berkembang hingga hari ini. Mari kita bernostalgia melalui 4 era game sepakbola yang dapat mendefinisikan di mana posisi kita hari ini.
1. Merintis melalui pikselasi pada 80-an

Tahun 80-an menandai dimulainya sebuah era game sepakbola seperti International Soccer pada Commodore 64 dan Soccer pada NES. Game sepakbola pada era tersebut sebagian besar didesain dengan mekanisme permainan top-down atau side-scrolling dan grafis yang terpikselasi. Terdengar monoton memang, tetapi teknologi ini dapat dibilang revolusioner pada zamannya.
Di luar keterbatasannya, game-game di era ini setidaknya telah meletakkan dasar untuk genre olahraga di masa depan. Mereka memberikan gambaran bagaimana rasanya sebuah permainan sepakbola virtual, sekaligus membangun komunitas pecinta permainan sepakbola yang terus tumbuh hingga generasi hari ini.
2. Revolusi 3D pada tahun 90-an

Revolusi game yang terjadi pada tahun 90-an membawa dampak besar pada penggunaan grafiis 3D. Game-game berupa FIFA International Soccer (1993) atau Actua Soccer telah memamerkan kekuatan konsol terbaru seperti Playstation dan Sega Saturn. Pertama kalinya, para pemain dapat mendapatkan pengalaman bermain yang lebih nyata, lebih dinamis, dengan perspektif 3 dimensi.
Era kejayaan ini juga dilengkapi dengan mekanisme baru, , yaitu suara komentator dan lisensi dari klub sepakbola yang membuat game ini terasa lebih otentik. Periode ini juga menandai awal mula persaingan antara waralaba FIFA dan Pro Evolution Soccer, di Indonesia lebih dikenal dengan Winning Eleven, yang akan berlangsung selama beberapa dekade.
3. Memulai tahun 2000 dan mengutamakan realisme

Game-game dengan unsur realisme melejit ketika Playstation 2 dan Xbox menjadi fenomena global. FIFA dan Pro Evolution Soccer bersaing untuk mendominasi satu sama lain, menawarkan grafis yang terus ditingkatkan, menggunakan motion capture untuk menangkap ekspresi dan gerakan yang lebih halus, dan mekanisme permainan sepakbola yang menyerupai pertandingan aslinya.
Fitur-fitur seperti career mode pada FIFA atau master league pada Pro Evolution Soccer membuat para pemain mendapatkan hiburan yang tidak berhenti. Ini adalah era ketika para pemain dapat mengidentifikasi wajah dan gerakan khas para pemain sepakbola favorit mereka.
4. Era Imersif hingga hari ini

Bersamaan dengan lahirnya Playstation 4, Xbox One, dan era konsol hari ini, game-game sepakbola mencapai level imersif yang sebelumnya nampak tidak mungkin terjadi. FIFA berinovasi dengan memulai story mode berjudul The Journey dengan karakter utama Alex Hunter, sebuah mode permainan untuk mendapatkan pengalaman menjadi seorang pemain sepakbola. Sementara itu pesaingnya, Pro Evolution Soccer mencoba menawarkan mekanisme bola dan permainan yang super realistis.
Game sepakbola hari ini, seperti EA FC yang merupakan transformasi FIFA atau eFootball sebagai pendatang baru mencoba terus mengaburkan batas antara realitas dan game dengan menggunakan grafis photorealistic dan penggunaan teknologi AI. Ditambah dengan integrasi yang terjadi antara esport, membuat game sepakbola menjadi sebuah fenomena global. Sebuah perjalanan luar biasa dari pikselasi, lalu berevolusi menjadi industri hiburan yang terus melambung tinggi seperti penalti David Beckham pada gelaran Euro 2004 melawan Portugal.