5 Fakta Menarik Game Metaphor: ReFantazio, RPG Terbaru Atlus!

- Game Metaphor: ReFantazio (2024) rilis pada 11 Oktober 2024 dan mendapat rating tinggi dari berbagai media game internasional.
- Game ini digarap oleh Atlus dan memiliki desain karakter serta art style yang identik dengan waralaba Persona.
- Mekanisme kombatnya menggabungkan turn-based dengan action hack and slash.
Buat pencinta Japanese role-playing game (JRPG), kamu mungkin sudah tahu kabar rilisnya Metaphor: ReFantazio (2024) pada 11 Oktober 2024 kemarin! Game terbaru dari Atlus ini tengah jadi pusat perhatian karena dapat rating tinggi dari berbagai media game internasional, seperti IGN, Gamespot, dan Screen Rant. Ia dipuji karena ceritanya yang berhasil mengangkat isu dunia nyata, seperti rasisme dan opresi politik dengan realistis dalam game bertema fantasi. Gameplay-nya yang solid juga dapat banyak pujian.
Metaphor: ReFantazio menceritakan tentang Will, seorang pemuda dari suku yang dikucilkan dalam masyarakat karena kutukan sihir. Ia berusaha mendapat berbagai dukungan untuk memenangkan Royal Tournament dan menjadi pewaris kerajaan berikutnya. Terdengar epik, ya? Ngomong-ngomong, Metaphor: ReFantazio juga memiliki beberapa fakta menarik yang wajib kamu tahu. Penasaran? Yuk, simak ulasan berikut!
1. Digarap oleh developer game Persona

Buat yang sudah familier dengan waralaba Persona, kamu pasti bisa menebak kalau game Metaphor: ReFantazio ini juga digarap oleh Atlus. Ini bisa dilihat jelas dari desain karakter dan art style yang identik dengan game Persona. Apalagi, karakter utama game ini punya desain yang mirip banget dengan protagonis game Persona 3: Reload (2023).
Game ini digarap oleh Studio Zero, divisi pengembang baru yang dibuat Atlus, khusus untuk menggarap proyek di luar waralaba Shin Megami Tensei dan Persona. Divisi ini dipimpin oleh Katsura Hashino yang sebelumnya mengepalai produksi seri Persona hingga pada akhirnya mundur setelah rilisnya Persona 5 (2016). Ia merasa Persona 5 adalah titik awal perubahan yang akan dibawa dalam game Persona yang akan datang. Ia memutuskan untuk tidak ambil bagian dari hal tersebut.
2. Tidak ada mekanisme kencan seperti beberapa game terbaru Atlus

Game Atlus kebanyakan menyisipkan dating sim gameplay dalam beragam game terbaru mereka. Dipopulerkan dalam game Persona 3 (2006), fitur ini muncul pada tiap game Persona berikutnya dan waralaba Catherine. Adanya fitur yang memungkinkan kamu memilih pasangan dan mengencaninya dalam game memang membuat permainan menjadi lebih imersif.
Sayangnya, Metaphor: ReFantazio tidak menghadirkan fitur tersebut. Hoshino mengonfirmasi hal tersebut dalam wawancara dengan GamesRadar+ pada acara Summer Game Fest's Play Days 2024 Juni lalu. Hoshino ingin game ini berfokus alur cerita tentang peperangan dan hubungan ikatan seperjuangan. Ia gak bisa menemukan tempat untuk fitur kencan. Ini berbeda dengan game Persona yang latarnya kehidupan remaja yang dipenuhi kisah cinta.
3. Sistem kombat perpaduan turn-based dan hack and slash

Salah satu aspek yang banyak dipuji dari game ini ialah mekanisme kombatnya yang adiktif. Ia menghadirkan perpaduan turn-based dengan action hack and slash. Sebenarnya, mekanisme ini sudah terlebih dahulu dikenalkan dalam seri Persona. Namun, eksekusi dalam Metaphor: ReFantazio ini lebih baik dan adiktif.
Meski mekanisme utamanya turn-based battle, kamu bisa menyerang musuh dalam dungeon secara langsung. Dibandingkan game Persona yang lebih sederhana, dalam game ini kamu bisa melakukan kombo dan menghindar. Jika berhasil menghajar stamina musuh sampai habis, membawanya ke panggung turn-based akan memberikanmu banyak keuntungan. Bahkan, monster dengan level di bawahmu bisa langsung dihabisi. Untuk turn-based gameplay, ia juga kompleks dan seru. Fokusnya mengeksploitasi kelemahan lawan seperti dalam game Persona.
4. Memiliki ending multipel yang bisa kamu pilih

Untuk menambah nilai replayability, Metaphor: ReFantazio menghadirkan ending multipel yang bisa kamu pilih. Ini cukup menarik karena RPG dari Atlus jarang ada ending multipel! Biasanya, mereka fokus pada narasi untuk membuat ending yang memuaskan. Ini seperti dalam waralaba Persona dan Shin Megami Tensei.
Metaphor: ReFantazio ini menghadirkan empat ending berbeda yang bisa kamu putuskan sendiri menjelang akhir game. Dari keempat ending tersebut, salah satunya ialah true ending. Bagaimana cara mendapatkannya? Kamu bisa cari tahu sendiri dengan memainkan game ini langsung, ya!
5. Beberapa desain monsternya terinspirasi dari lukisan terkenal

Game ini memang sedikit mengandung unsur surealisme. Ini bisa kamu lihat pada desain musuhnya yang disebut Humans, yang terlihat berbentuk humanoid dengan sentuhan surealisme. Humans adalah monster ganas yang jadi ancaman utama untuk United Kingdom of Euchronia. Mereka dulunya merupakan manusia biasa yang bermutasi karena penggunaan sihir secara berlebihan.
Tidak mengherankan desain Humans ini sangat unik. Sebagian dari mereka terinspirasi dari lukisan-lukisan surealis para pelukis terkenal. Homo Avades, misalnya, terinspirasi dari lukisan Hieronymus Bosch yang berjudul The Garden of Earthly Delights. Karya ini dibuat pada 1503–1515 M. Lukisan tersebut punya makna mendalam tentang manusia yang bisa menjadi monster karena rasa kecemasan. Ini sejalan dengan tema dalam game ini.
Metaphor: ReFantazio adalah JRPG seru yang anti-mainstream dari Atlus. Ia menghadirkan visual yang familier dengan gameplay dan cerita yang revolusioner. Game ini cocok banget buat kamu pencinta JRPG. Tertarik? Metaphor: ReFantazio tersedia untuk konsol PlayStation 4 dan 5, Xbox Series, serta PC dengan harga Rp799 ribu. Yuk, beli!