7 Game PS2 Apik yang Dapat Ulasan Buruk Ketika Dirilis

- Tomb Raider: The Angel of Darkness memiliki kontrol kaku dan fitur tambahan yang tidak berguna, namun menawarkan sisi Lara Croft yang gelap dan menarik.
- Rule of Rose memiliki gameplay mirip Silent Hill dengan tema berat, meskipun cukup mengesankan dan dikenal karena kelangkaannya.
- Urban Reign punya gameplay solid dan seru, tapi mode campaign-nya terlalu repetitif sehingga kurang disukai para kritikus.
Kenyataan pahit dari industri gaming saat ini adalah jika sebuah game gagal ketika rilis, biasanya game tersebut akan langsung “mati” atau bahkan hilang sepenuhnya, terlebih jika game itu adalah game online. Namun di awal tahun 2000-an, game masih diberi kesempatan untuk bangkit meski gagal di awal dan walaupun mungkin tidak pernah balik modal, kebanyakan masih bisa bertahan cukup lama hingga pendapat pemain terhadapnya berubah. PS2 menjadi konsol yang memiliki banyak contoh game apik yang mendapat ulasan buruk ketika dirilis dan berikut 7 di antaranya.
1. Tomb Raider: The Angel of Darkness
Bagi banyak pemain terutama penggemar seri Tomb Raider, The Angel of Darkness sering dianggap sebagai salah satu game paling mengecewakan karena pengembangannya yang lama tidak sebanding dengan hasil akhirnya. Kontrol game ini sangat kaku dan beberapa fitur tambahan yang dihadirkan terasa tidak berguna. Padahal, jika pemain bisa melewati momen-momen awal yang mengecewakan, game ini sebenarnya menawarkan sisi Lara Croft yang lebih gelap dan menarik, meski tetap tidak sempurna. Bagi yang penasaran, ada baiknya untuk mencoba versi yang ada di Tomb Raider IV-VI Remasters yang jauh lebih modern.
2. Rule of Rose
Masalah terbesar Rule of Rose adalah gameplay-nya yang mirip dengan game klasik Silent Hill di era setelah hadirnya Resident Evil 4. Tambahkan itu dengan tema yang sangat berat dan minimnya distribusi ke pasar, game ini akhirnya mendapat banyak ulasan buruk dan penjualan yang mengecewakan. Hal tersebut cukup disayangkan padahal Rule of Rose sebenarnya cukup mengesankan. Kini, game garapan Punchline ini lebih dikenal karena kelangkaannya dan harganya yang tinggi di pasaran, bukan karena kualitasnya sebagai salah satu game horor terbaik yang jarang diketahui pemain.
3. Urban Reign
Urban Reign sebenarnya punya gameplay yang solid dan seru, dengan berbagai gerakan keren untuk mengalahkan ratusan musuh. Game ini mirip seperti versi lebih baik dari mode Tekken Force yang terinspirasi Streets of Rage. Urban Reign seru dimainkan sendiri maupun bersama pemain lain hingga empat orang, tapi sayangnya mode campaign-nya terasa terlalu repetitif sehingga para kritikus kurang begitu menyukainya. Padahal, game rilisan tahun 2005 ini bisa dibilang menjadi awal kebangkitan dari game dengan gameplay mirip Streets of Rage jauh sebelum entri terbaru dari seri tersebut hadir.
4. The Bouncer
Salah satu game yang sempat membuat heboh menjelang perilisan PS2 adalah The Bouncer, game langka dari SquareSoft yang menawarkan sistem combat real-time dengan combo. Sayangnya ketika dirilis game ini malah mendapat cukup banyak ulasan negatif. Sebenarnya masalah utama The Bouncer hanya terletak pada cerita yang terlalu sederhana dan gameplay yang minim inovasi, yang disinyalir bisa terjadi karena game ini tergesa-gesa dirilis sebagai game awal PS2. Padahal, ceritanya yang simpel justru terasa fresh jika dibandingkan game SquareSoft lain seperti Final Fantasy yang ceritanya terlalu kompleks.
5. Disaster Report
Ketika pertama kali dirilis, Disaster Report menimbulkan reaksi beragam karena menghadirkan gameplay survival tanpa unsur horor yang menegangkan dan bencana-bencana yang terjadi terasa kurang realistis hingga bahkan cenderung konyol. Meski awalnya banyak yang bingung dengan konsep game tentang melarikan diri dari area bencana atau menolong orang lain, game ini berujung cukup sukses hingga melahirkan tiga game lanjutan. Seri Disaster Report membuktikan bahwa genre “menyelamatkan diri dari bencana” punya penikmat tersendiri di kalangan para pemain.
6. Crash Bandicoot: The Wrath of Cortex
Ketika transisi dari PS1 ke PS2, banyak penggemar seri Crash Bandicoot berharap adanya perubahan besar, namun sayangnya itu tidak terjadi. Wrath of Cortex hadir dengan visual jauh lebih baik, tapi gameplay-nya tetap mirip dengan game-game sebelumnya. Padahal sama seperti Crash Bash yang dulu terlalu diremehkan, game ini sebenarnya merupakan tambahan yang solid untuk seri Crash Bandicoot. Perlu diingat, Wrath of Cortex bukanlah Crash Bandicoot 4, melainkan hanyalah game keempat di seri utamanya. Penting untuk memahami posisi game ini agar tidak bingung dengan alur cerita seri utamanya.
7. Enter The Matrix
Enter The Matrix mungkin bukan satu-satunya game adaptasi film yang bagus, tapi tidak ada yang terasa begitu menyatu dengan keseluruhan cerita filmnya seperti game ini. Mengambil latar yang sama seperti The Matrix: Reloaded, game ini menambahkan banyak konten untuk memperluas cerita filmnya. Meski beberapa animasi terasa kaku, gameplay tembak-tembakan dan kungfu tetap terasa seru. Sama seperti banyak orang yang akhirnya menilai trilogi prekuel Star Wars sebagai karya yang layak diapresiasi, Enter The Matrix juga pantas dipandang kembali sebagai game ambisius yang berhasil mewujudkan visinya.
Itulah tadi ulasan mengenai beberapa game PS2 apik yang dapat ulasan buruk ketika dirilis. Pernah memainkan game-game di atas?