Tips FPL 2025/2026: Triple Defence Arsenal Layak Jadi Andalan

- Arsenal hanya kebobolan 3 gol dalam 10 laga terakhir Premier League 2025/2026, mencatat rekor terbaik klub sepanjang 138 tahun berdiri.
- Bek Arsenal seperti Gabriel Magalhaes, Jurrien Timber, dan Riccardo Calafiori aktif dalam fase ofensif dengan kontribusi yang signifikan.
- Kombinasi pertahanan triple-up Arsenal bisa memberikan jaminan poin konsisten di FPL, dengan David Raya sebagai opsi penjaga gawang yang aman.
Dominasi pertahanan Arsenal menghadirkan fenomena menarik di Fantasy Premier League (FPL) 2025/2026. Klub asuhan Pelatih Mikel Arteta tidak hanya menampilkan konsistensi cemerlang dalam menjaga gawang tetap steril, tetapi juga menunjukkan kemampuan bek-beknya dalam berkontribusi di sisi ofensif. Dengan performa solid dan angka statistik yang mendukung, kombinasi tiga pemain bertahan Arsenal kini jadi opsi strategi rasional bagi manajer FPL yang ingin mendulang poin secara berkelanjutan.
Tren ini bukan sekadar hasil keberuntungan atau jadwal mudah. Arsenal memimpin hampir semua metrik defensif utama liga, dari jumlah clean sheet hingga peluang yang diberikan kepada lawan. Dalam konteks FPL, ini berarti para pemain bertahan mereka menjadi tameng pertahanan sekaligus mesin poin yang stabil. Dengan berbagai indikator positif dan fleksibilitas formasi yang ditawarkan, menggunakan tiga bek Arsenal menjadi pendekatan berani tetapi terukur dalam menghadapi fase krusial musim ini.
1. Arsenal baru kebobolan 3 gol dalam 10 laga terakhir Premier League 2025/2026

Arsenal mengukir sejarah dengan hanya kebobolan 3 gol dari 10 pertandingan pertama English Premier League (EPL) 2025/2026. Catatan ini menjadi rekor terbaik klub sepanjang 138 tahun berdiri dan menjadikan mereka tim dengan jumlah kebobolan paling sedikit di antara semua klub peserta kasta tertinggi liga Inggris. Menurut laman resmi Premier League, dari 10 laga itu, mereka mengemas 7 clean sheet dan mencatat expected goals conceded (xGC) hanya sebesar 5,68, angka terendah di liga.
Dominasi ini bukan kebetulan. Lawan hanya mampu menciptakan 6 peluang emas dan 4 peluang dari bola mati sepanjang periode tersebut, yang menandakan betapa kokohnya blok pertahanan mereka. Konsistensi itu membawa Arsenal menyamai rekor defensif yang terakhir terjadi lebih dari 100 tahun lalu, yakni 8 clean sheet beruntun di semua kompetisi. Bagi penggemar FPL, statistik semacam ini menggambarkan stabilitas poin yang nyaris tanpa risiko.
Filosofi Mikel Arteta menjadi fondasi utama. Ia menanamkan “desire to defend” sebagai bagian dari identitas tim. Dalam beberapa laga terakhir, seluruh pemain terlihat rajin turun ke lini pertahanan hanya untuk mengamankan clean sheet. Dalam sistem ini, koordinasi antara Gabriel Magalhaes dan William Saliba disebut sebagai salah satu duet bek tengah terbaik di Eropa. Dengan pola permainan seperti itu, tidak mengherankan jika investasi di lini belakang Arsenal menjadi langkah paling logis bagi manajer FPL pada 2025/2026.
2. Selain cakap dalam bertahan, bek Arsenal juga kerap terlibat dalam fase ofensif

Dalam konteks FPL, keunggulan Arsenal tak berhenti pada pertahanan. Para bek mereka juga kerap membuat ancaman di sisi ofensif. The Athletic mencatat, Gabriel Magalhaes menjadi contoh paling menonjol dengan rata-rata menyumbang 11 poin per gameweek dalam 5 pekan terakhir. Ia mencatat 3 keterlibatan gol dan 12 bonus points berkat sistem defensive contribution (DC) yang baru diterapkan musim ini. Konsistensi ini membuat Gabriel layak dipertimbangkan sebagai captain differential, sesuatu yang jarang diberikan kepada bek tengah.
Selain Gabriel, dua bek sayap Arsenal juga menjadi sumber poin potensial. Jurrien Timber memimpin seluruh bek Premier League dalam catatan expected goals (xG) sebesar 2,08 dan mencatat 34 sentuhan di kotak penalti lawan. Sementara itu, Riccardo Calafiori memimpin dalam jumlah tembakan dengan total 16 percobaan dan berada di tiga besar xG untuk posisinya. Data ini menunjukkan, keduanya tidak hanya bertahan, tetapi juga aktif dalam fase serangan yang menjadi karakteristik penting untuk bek FPL modern.
Kontribusi tersebut tak lepas dari efektivitas Arsenal dalam situasi bola mati. The Gunners telah mencetak 8 gol dari 10 laga Premier League melalui set-piece dengan Gabriel, Timber, dan Calafiori terlibat langsung dalam banyak di antaranya. Peran Declan Rice dan Bukayo Saka sebagai eksekutor bola mati makin memperkuat nilai ofensif para bek tersebut. Dengan sinergi yang terbentuk antara eksekutor bola mati dan finisher, lini belakang Arsenal menjadi kombinasi langka yang mampu menghasilkan poin dari dua jalur dari pertahanan dan serangan.
3. Kombinasi pertahanan triple-up Arsenal bisa memberikan jaminan poin konsisten di FPL

Bagi manajer FPL yang ingin mengambil langkah strategis, memilih waktu dan kombinasi yang tepat menjadi kunci keberhasilan. David Raya dengan harga 5,8 juta pounds jadi opsi paling aman di posisi penjaga gawang. Ia sudah mencatat 7 clean sheet dan rata-rata 6 poin per laga, serta menjadi kandidat kuat meraih Golden Glove untuk ketiga kalinya secara beruntun. Konsistensi ini memberi jaminan poin tanpa perlu mengandalkan rotasi atau bonus keberuntungan.
Kombinasi ideal untuk strategi triple-up, terdiri dari Gabriel Magalhaes sebagai bek utama sekaligus aset wajib, Riccardo Calafiori sebagai bek kiri dengan volume tembakan tinggi, dan salah satu di antara Raya atau Jurrien Timber sebagai pelengkap. Timber menawarkan keseimbangan antara kontribusi ofensif dan keamanan menit bermain, sementara Raya menjamin floor points yang stabil. Pilihan antara keduanya bergantung pada profil risiko masing-masing manajer, apakah ingin stabilitas atau peluang ledakan poin.
Meski Arsenal akan menghadapi ujian mulai gameweek 12 melawan Tottenham Hotspur dan Chelsea, mereka masih favorit untuk menjaga clean sheet. Dengan hanya 6 peluang emas dari lawan dan xG kebobolan terendah di liga, potensi kebobolan tetap minim bahkan dalam laga besar. Dibandingkan dengan Liverpool, Tottenham, dan Manchester City yang mengalami penurunan metrik defensif, Arsenal tetap menjadi pilihan paling konsisten. Dalam konteks FPL, ini berarti risiko triple-up dapat dikelola dengan baik asalkan dilakukan pada waktu yang tepat, seperti saat jeda internasional menjelang wildcard window.
Strategi trio bertahan Arsenal di FPL 2025/2026 bukan lagi sekadar eksperimen. Dengan keputusan rasional yang berlandaskan data, logika permainan, serta konsistensi performa tim, pendekatan ini menjadi langkah cerdas yang menawarkan peluang besar menuju jajaran elite klasemen.



















