Android 9 Pie Resmi Dirilis, Berikut 7 Fakta Menariknya

Seperti yang dilansir dari laman Androidcentral.com , Android Pie tidak terlalu mendapat perubahan yang terlalu signifikan di sisi visual (jika dibandingkan dengan lompatan visual KitKat ke Lollipop). Akan tetapi, jika dibandingkan dengan Oreo, Pie menunjukkan sejumlah elemen yang berbeda.

Yang paling terlihat adalah ikon pada pengaturan yang kini dibuat lebih berwarna. Selain itu, setiap menu juga didesain agar menampilkan model dengan pinggiran yang melengkung. Selain itu, sejumlah animasi dan gerakan, juga diperbarui sehingga membuat Pie menjadi lebih mulus dan menarik dari biasanya.

Seperti yang dilansir dari laman Digitaltrends.com , untuk mengatasi masalah kecanduan smartphone yang saat ini mulai menjadi penyakit umum, melalui Android 9 Pie, Google memperkenalkan Digital Wellbeing. Lewat fitur baru ini, Google memastikan bahwa smartphone lah yang 'bekerja' untuk pengguna, bukan sebaliknya.

Untuk mendukung itu semua, Google menyematkan sejumlah fitur yang memungkinkan pengguna mengatur waktu mereka di depan layar smartphone. Salah satu yang paling keren adalah Android Dashboard, yang membantu pengguna untuk mengetahui berapa banyak waktu yang mereka habiskan di aplikasi-aplikasi tertentu.

Selain itu, ada juga Wind Down Mode, yang bisa memberi peringatan kepada pengguna untuk beristirahat atau tidur.

Suka atau tidak, keberadaan 'notch' atau poni seakan menjadi hal wajib bagi smartphone model terbaru. Sayangnya, keberadaan poni ini, menimbulkan beberapa masalah yang cukup merugikan pengguna, salah satunya adalah layar menjadi terpotong ketika bermain game atau menonton film.

Nah, untuk mengatasi itu, Google menyebut bahwa Android 9 Pie memberikan dukungan langsung terhadap smartphone berponi lewat fitur cut-out. Nantinya, setiap aplikasi yang berjalan pada Android 9 Pie akan mendapatkan render ulang, dimana hal tersebut berguna untuk memastikan bahwa aplikasi yang dijalankan tidak terpotong oleh poni di bagian atas.

Kembali pada tahun 2011, ketika merilis Android 3.0 Honeycomb, Google memperkenalkan tiga tombol navigasi dibagian bawah, yang masing-masing memiliki fungsi yang berbeda. Namun kini, tujuh tahun kemudian, eksistensi tiga tombol navigasi itu secara resmi dihilangkan di Android Pie dan diganti dengan model terbaru yang cukup unik.

Sistem navigasi pada Android Pie, kini dibuat lebih simpel dengan keberadaan satu tombol navigasi saja. Setiap gerakan alias gestur yang dilakukan seperti geser ke kanan, kiri atau atas, kini memiliki fungsinya sendiri-sendiri. Kombinasi gestur pada tombol navigasi terbaru ini akan sulit diawal, namun dijamin bisa dikuasai dalam waktu singkat.

Berbeda dengan seri sebelumnya, Android 9 Pie kini dibekali sistem keamanan yang lebih ketat dari biasanya. Terutama di sisi enkripsi, setiap aktivitas yang membutuhkan enkripsi atau dekripsi data, saat ini hanya bisa dilakukan lewat smartphone pengguna (via pola, PIN atau password).

Selain itu, setiap terkoneksi ke jaringan internet, Android 9 Pie akan membuat alamat MAC secara acak untuk setiap jaringan yang diakses. Tak hanya keamanan saja, sistem privasi juga sangat diperhatikan oleh Google. Kini, Android 9 Pie akan membatasi akses terhadap mikrofon, kamera dan sensor, ketika suatu aplikasi tidak digunakan atau hanya berjalan di latar belakang.

Seperti yang dilansir TheVerge.com, sistem pencarian bawaan dari Google, kini dibuat lebih pintar lagi di Android 9 Pie. Sekarang, alih-alih masuk kedalam aplikasi untuk melakukan suatu aktivitas, Android 9 Pie menyediakan yang namanya efektivitas dengan adanya beberapa tombol 'activity shortcut' pada sejumlah aplikasi.

Tak sampai disitu saja, App Drawer pada Google Pie juga dibuat lebih cerdas, dengan menyarankan sejumlah aplikasi atau aktivitas lain yang dinilai akan dilakukan oleh pengguna.

Setiap merilis Android versi terbaru, Google selalu berusaha semaksimal mungkin untuk mengoptimalkan daya tahan baterai. Nah, pada Android Pie kali ini, Google mulai menggunakan AI sebagai solusi terbarunya.

Fitur baru yang dinamai Adaptive Battery ini, akan langsung memeriksa aplikasi apa saja yang jarang atau sering digunakan. Setelah, fitur ini akan langsung membatasi penggunaan CPU yang berlebihan untuk aplikasi yang jarang digunakan. Google mengklaim bahwa fitur baru ini, dapat menghemat baterai hingga 30%.