Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Bahaya Fitur Autofill pada Browser, Lebih Baik Nonaktifkan

ilustrasi fitur autofill pada browser (freepik.com/DilokaStudio)
Intinya sih...
  • Fitur autofill pada browser menyimpan risiko pencurian informasi pribadi pengguna.
  • Kemampuan autofill diakses oleh pihak ketiga dan rentan terhadap serangan phishing serta malware.
  • Pengguna disarankan untuk menonaktifkan fitur autofill dan mempertimbangkan solusi keamanan yang lebih kuat.

Fitur autofill pada browser menawarkan kemudahan dalam mengisi data, seperti nama, alamat, email, nomor kartu kredit, dan kata sandi. Autofill bekerja dengan menyimpan informasi sensitif dan secara otomatis mengisi kolom yang relevan saat pengguna mengunjungi situs tertentu. Di balik kemudahannya, fitur ini menyimpan banyak risiko yang dapat membahayakan keamanan data pengguna.

Fitur ini dapat dimanfaatkan oleh peretas untuk mencuri informasi pribadi. Berikut ini beberapa bahaya yang perlu diperhatikan dari penggunaan fitur autofill pada browser.

1. Pencurian identitas

ilustrasi penjahat siber (unsplash.com/Kenny Eliason)

Salah satu bahaya utama dari fitur autofill adalah kemampuannya untuk diakses oleh pihak ketiga. Peretas dapat menempatkan formulir tak terlihat di halaman web yang sudah terkompromi. Ketika browser secara otomatis mengisi detail login, informasi tersebut dapat dengan mudah diambil oleh penjahat siber. Hal ini menjadikan pengguna rentan terhadap pencurian identitas dan serangan siber lainnya.

2. Memata-matai aktivitas online

ilustrasi penjahat dunia maya (unsplash.com/Kasia Derenda)

Fitur autofill juga dapat digunakan untuk melacak aktivitas online pengguna. Digital marketer yang tidak bertanggung jawab dapat mengeksploitasi fitur ini dengan menempatkan formulir tersembunyi di situs mereka untuk mengumpulkan informasi tanpa sepengetahuan pengguna. Meskipun beberapa browser telah menerapkan langkah-langkah keamanan tambahan, seperti otentikasi biometrik sebelum mengisi detail kartu bank, banyak pengguna masih memilih kenyamanan di atas keamanan. Untuk melindungi diri dari risiko ini, disarankan agar pengguna menonaktifkan fitur autofill pada browser.

3. Rentan terhadap serangan phishing

ilustrasi membuka pesan yang berisi link phising (unsplash.com/Alicia Christin Gerald)

Bahaya besar lainnya dari autofill adalah kerentanannya terhadap serangan phishing. Phishing adalah metode penipuan online di mana penyerang membuat situs web palsu yang meniru situs asli dengan tujuan untuk mencuri informasi sensitif pengguna. Fitur autofill bisa secara otomatis mengisi informasi sensitif ke dalam kolom pada situs yang tampaknya asli, tetapi sebenarnya dibuat oleh penipu. Jika kamu tidak berhati-hati, data pribadi, seperti alamat email, nomor kartu kredit, atau bahkan kata sandi bisa jatuh ke tangan yang salah.

4. Kerentanan terhadap malware

ilustrasi password (freepik.com/yanalya)

Malware atau perangkat lunak berbahaya dapat mengambil keuntungan dari fitur autofill. Beberapa jenis malware dirancang untuk mengekstrak informasi yang tersimpan di browser, termasuk data autofill. Jika perangkat kamu terinfeksi malware, informasi sensitif yang tersimpan di autofill, seperti kata sandi atau nomor kartu kredit, bisa dicuri tanpa sepengetahuanmu. Ini bisa berujung pada pencurian identitas atau kerugian finansial.

5. Potensi pengisian data yang tidak disengaja

ilustrasi fitur autofill pada browser (freepik.com/DilokaStudio)

Autofill memudahkan pengisian data, tetapi juga dapat berbahaya jika tidak digunakan dengan hati-hati. Ada risiko pengisian data secara tidak sengaja pada formulir yang tidak relevan atau situs yang tidak aman. Jika kamu tidak memeriksa dengan cermat, browser dapat secara otomatis mengisi data pribadi pada situs yang tidak seharusnya. Ini bisa menimbulkan risiko kebocoran informasi yang tidak diinginkan.

6. Eksploitasi oleh pihak ketiga

ilustrasi penjahat siber (pexels.com/tima-miroshnichenko)

Pihak ketiga, seperti pengiklan atau perusahaan yang menyediakan layanan pelacakan sering memanfaatkan data yang tersimpan di browser, termasuk data dari autofill, untuk membuat profil pengguna. Dengan memanfaatkan informasi ini, mereka dapat menargetkan kamu dengan iklan yang lebih spesifik. Selain itu, dalam beberapa kasus, perusahaan pihak ketiga bisa mengakses data pribadi tanpa izin jika keamanan browser atau situs tidak memadai.

7. Risiko privasi pada perangkat bersama

ilustrasi seseorang sedang mengakses laptop kantor (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Jika kamu berbagi perangkat dengan orang lain, data di autofill bisa diakses oleh mereka. Pengguna lain dapat melihat informasi sensitif yang tersimpan, seperti detail kartu kredit, alamat pribadi, email, bahkan kata sandi. Hal ini terjadi saat mereka menggunakan browser yang sama.

Secara keseluruhan, meskipun fitur autofill memberikan kenyamanan dalam mengelola kredensial online, risiko yang ditimbulkan tidak bisa diabaikan. Pengguna harus proaktif dalam melindungi data pribadi mereka dengan menonaktifkan fitur ini dan mempertimbangkan penggunaan solusi keamanan yang lebih kuat.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
Eka Amira Yasien
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us