China Kembangkan Teknologi Perang Storm Eye untuk Ganggu Sistem Musuh
Peneliti China dikabarkan berhasil mengembangkan teknologi Electronic Warfare (EW) terbaru yang mampu mengganggu sistem musuh tanpa memengaruhi perangkat milik sendiri. Teknologi ini menciptakan zona aman yang memastikan supaya perangkat militer kawan tetap berfungsi normal di tengah peperangan elektronik. Inovasi ini jadi terobosan besar karena teknologi EW konvensional biasanya belum mampu membedakan sinyal kawan dan lawan.
Cara kerjanya mirip fenomena badai. Semua hal yang berada di sekitar badai bakal terganggu oleh gelombang elektromagnetik. Sedangkan, di pusat badai atau "Storm Eye" justru tenang. Prinsip inilah yang kemudian diterapkan supaya gangguan cuma menyasar sistem musuh, sementara sistem sendiri tetap aman di Storm Eye. Penasaran bagaimana cara China kembangkan teknologi perang Storm Eye dan cara kerja dari teknologi EW ini? Yuk, simak pembahasan lebih lengkapnya berikut!
1. Teknologi ini memanfaatkan dua drone yang saling terhubung

Teknologi ini bekerja dengan memanfaatkan dua drone yang saling terhubung buat menjalankan dua fungsi berbeda. Drone pertama bertugas sebagai jammer utama yang mengacaukan sinyal musuh dengan gelombang pengganggu. Di sisi lain, drone kedua memancarkan sinyal penyeimbang yang dirancang khusus untuk menetralkan efek jamming pada area tertentu. Melalui cara ini, sistem komunikasi milik kawan jadi tetap bisa berjalan normal meski berada di tengah gangguan.
Prinsip ini sebenarnya mirip konsep dalam pemrosesan sinyal yang menggunakan teknik beamforming dan phase cancellation. Kedua sinyal ini saling menghapus efek satu sama lain di titik pertemuan sehingga menciptakan zona aman bebas gangguan. Teknologi yang sebelumnya cuma diterapkan pada sistem komunikasi ini kini mulai dimanfaatkan untuk kebutuhan peperangan elektronik. Langkah ini membuatnya jadi salah satu inovasi paling strategis dalam dunia militer modern masa kini.
2. Belum ada teknologi yang mampu menciptakan zona aman seperti Storm Eye

Belum ada teknologi yang mampu menciptakan zona aman seperti pada Storm Eye. Sistem EW konvensional umumnya menggunakan jamming omnidirectional yang sinyal pengganggunya disebar ke segala arah tanpa membedakan target. Hal ini bikin semua perangkat yang ada dalam jangkauan, baik milik kawan maupun lawan, jadi ikut terganggu. Selain itu, sistem konvensional ini biasanya juga dioperasikan secara manual sehingga tingkat akurasinya cenderung rendah.
Di era modern saat ini sebenarnya sudah pernah dikembangkan teknologi jamming terarah atau directional. Contohnya bisa dilihat pada pesawat tempur EA-6B Prowler, EA-18G Growler, dan sistem Khibiny buatan Rusia. Metode jamming ini memfokuskan gangguan cuma ke target tertentu sehingga lebih presisi dan minim dampak ke perangkat lain. Meski begitu, teknologi tersebut masih belum mampu menciptakan zona aman seperti Storm Eye.
3. Sistem baru China ini diklaim mampu mengatasi keterbatasan EW sebelumnya
Sistem baru buatan China ini diklaim mampu mengatasi berbagai keterbatasan yang ada pada teknologi EW sebelumnya. Dalam uji coba berbasis simulasi komputer, sistem ini ditempatkan pada kondisi jamming ekstrem dengan sinyal pengganggu 100 kali lebih kuat dibanding sinyal target. Hasilnya ternyata cukup mengejutkan karena gangguan tersebut berhasil dihilangkan sepenuhnya ketika diterima oleh pihak kawan.
Tim peneliti dari Beijing Institute of Technology menyatakan kalau gangguan elektromagnetik bisa ditekan hingga nol pada saat rasio interferensi 20dB. Jika klaim ini terbukti benar, teknologi ini tentu berpotensi membuka peluang hadirnya jamming yang jauh lebih selektif di medan perang. Dengan begitu, sistem musuh bisa dilumpuhkan tanpa harus mengorbankan kelancaran komunikasi milik kawan saat berada di area Storm Eye.
China kembangkan teknologi perang Storm Eye yang mampu mengacaukan sistem lawan, namun tetap aman untuk perangkat kawan saat berada di Storm Eye. Teknologi ini memanfaatkan dua drone saling terhubung yang berfungsi sebagai jammer utama dan penetral. Kehadiran sistem jamming baru ini membuatnya menjadi salah satu terobosan paling signifikan dalam dunia militer modern.