Isi Daya lewat USB Publik Jadi Jalan Masuk Malware, Apakah Bahaya?

- USB publik dapat menjadi jalan masuk malware melalui proses juice jacking yang memanfaatkan port USB untuk mencuri data atau menyusupkan malware saat perangkat diisi daya.
- Penelitian menunjukkan bahwa ancaman juice jacking masih minim dan sulit terjadi pada pengguna umum karena lapisan perlindungan bawaan pada perangkat modern.
- Cara aman mengisi daya di tempat umum adalah dengan menggunakan charger dinding sendiri, power bank, USB data blocker, atau kabel charge-only untuk menghindari risiko juice jacking.
Pernah terjebak di bandara dengan baterai ponsel tinggal beberapa persen? Stasiun pengisian daya USB publik sering jadi penyelamat darurat. Namun, selama bertahun-tahun muncul peringatan soal juice jacking, ancaman siber yang memanfaatkan port USB publik sebagai pintu masuk untuk mencuri data atau menyusupkan malware saat perangkat sedang diisi daya.
Meski gaungnya terus berulang hingga kini, kenyataan di lapangan tidak selalu sejalan dengan kekhawatiran yang dibangun. Berikut hal-hal yang harus kamu tau tentang juice jacking dan cara aman mengisi daya tanpa harus mengorbankan keamanan data.
1. Apa itu Juice Jacking?
Pada dasarnya, kabel USB tidak hanya berfungsi untuk mengalirkan daya, tetapi juga mentransfer data. Kombinasi inilah yang menjadi celah. Saat kamu menghubungkan ponsel ke port pengisian daya publik, perangkat tersebut secara teknis membuka jalur komunikasi dengan sistem lain yang tidak kamu kendalikan.
Jika stasiun pengisian itu telah dimodifikasi atau disusupi, secara teori ia bisa menyalin data dari perangkat atau bahkan memasang malware tanpa disadari pengguna.
Istilah juice jacking sendiri pertama kali populer setelah demonstrasi di konferensi keamanan Defcon pada 2011 melalui eksperimen “Wall of Sheep”. Ini menunjukkan bagaimana kios pengisian daya palsu dapat digunakan untuk mengompromikan ponsel.
Konsep ini kemudian dikenal luas setelah diliput oleh jurnalis keamanan siber Brian Krebs yang menggabungkan kata juice (daya USB) dan hijacking sebagai metafora pembajakan melalui pengisian daya.
2. Seberapa nyata ancaman Juice Jacking?

Meski sering jadi peringatan di berbagai media, bukti nyata tentang kasus juice jacking masih sangat minim. Dilansir laman Cnet, hingga November 2025, belum ada laporan terkonfirmasi mengenai pengguna umum yang ponselnya benar-benar diretas melalui port USB publik.
Sebagian besar contoh yang sering dikutip terjadi dalam lingkungan uji coba dan konferensi keamanan, bukan di bandara, stasiun, atau lobi hotel. Bahkan dengan adanya peringatan dari FBI dan FCC, serangan ini sulit terjadi karena perangkat modern sudah memiliki lapisan perlindungan bawaan, seperti permintaan persetujuan akses data. Port publik juga umumnya hanya menyalurkan daya tanpa transfer data.
Para peneliti keamanan pun sepakat, secara teori risikonya ada, tetapi dalam praktik, ancamannya bagi pengguna sehari-hari tergolong sangat rendah.
3. Cara aman mengisi daya di tempat umum
Langkah paling sederhana untuk menghindari risiko juice jacking adalah menggunakan charger dinding milik sendiri atau power bank. Colokan listrik AC hanya menyalurkan daya, tanpa membuka jalur data yang menjadi celah utama serangan.
Jika terpaksa memakai port USB publik yang kurang terpercaya, penggunaan USB data blocker atau kabel charge-only bisa menjadi lapisan perlindungan tambahan. Seperti dijelaskan Eric Plam, perangkat ini bekerja efektif karena secara fisik meniadakan pin transfer data.
Meski sebagian besar pengguna sebenarnya sudah cukup aman berkat sistem keamanan ponsel modern, aksesori ini bisa memberi rasa aman ekstra.
Pada akhirnya, juice jacking lebih sering menjadi kekhawatiran teoretis ketimbang ancaman nyata yang benar-benar terjadi di kehidupan sehari-hari. Risiko memang ada di atas kertas, tetapi bagi pengguna umum, sistem keamanan perangkat modern sudah membuat serangan ini sangat sulit dilakukan.


















