7 Perbandingan Internet Satelit dan Internet Kabel, Efisien Mana?

Starlink hadir karena Elon Musk melihat kesenjangan konektivitas internet di dunia. Untuk itu, klaimnya Starlink dapat menjadi solusi dalam konektivitas internet luas dan andal.

Hal itu pun berkat pemanfaatkan jaringan satelit orbit rendah. Dengan begitu, Starlink dapat diakses oleh berbagai lapisan masyarakat, termasuk yang tinggal di daerah terdepan, tertinggal, dan terluar (3T) di Indonesia. 

Sementara itu, internet kabel membutuhkan jaringan kabel bawah tanah. Hal ini tentu menjadi kendala dalam proses instalasi internet kabel di daerah terpencil.

Sebelum membahas aspek lainnya, perlu diketahui terlebih dahulu proses pertama dari internet keduanya, yakni instalasi. Umumnya, layanan internet kabel di Indonesia sudah sudah termasuk biaya pemasangan.

Di sisi lain, harga paket internet satelit seperti Starlink, tidak termasuk instalasi produk. Jadi, kamu harus memasang sendiri perangkat internet Starlink, seperti VSAT atau perangkat penerima sinyal berbentuk parabola.

Internet kabel menyalurkan data melalui kabel coaxial bawah tanah dengan serat tembaga di bagian dalam serta dibungkus insulasi di luar. Oleh karenanya, proses transmisi data akan melewati beberapa proses. Lebih jelasnya, data dikirim dari data center dengan angka biner (1 dan 0) hingga router memancarkan sinyal ke perangkat.

Di luar itu, internet satelit menggunakan transmisi melalui gelombang radio yang dipancarkan satelit ketika mengorbit di Bumi. Dengan begitu, transmisi data menjadi lebih mudah, karena tidak melewati kabel seperti internet kabel.

Internet kabel menawarkan kecepatan tinggi, latensi rendah, dan stabilitas mumpuni. Oleh karenanya, cocok untuk streaming video, gaming online, dan aktivitas lain yang membutuhkan bandwidth besar. Bahkan, klaimnya kecepatannya hingga mencapai 2.000 Mbps atau megabit per detik.

Sementara itu, internet satelit kecepatannya lebih lambat dan latensinya lebih tinggi. Lebih tepatnya, hanya berkisar 25 Mbps hingga 150 Mbps.

Internet kabel menggunakan infrastruktur fisik yang tertanam di bawah tanah sehingga tidak terpengaruh oleh cuaca buruk. Koneksinya pun lebih stabil dan dapat diandalkan.

Sebaliknya, internet satelit mengandalkan sinyal yang dikirimkan melalui satelit di luar angkasa. Sinyal ini dapat terganggu oleh faktor eksternal seperti cuaca buruk, obstruksi seperti pepohonan dan bangunan tinggi, bahkan interferensi dari satelit lain. Hal ini dapat menyebabkan ketidakstabilan koneksi, seperti kecepatan yang menurun, lag, dan bahkan putusnya koneksi.

Mobilitas menjadi poin penting dalam memilih layanan internet. Bagi kamu yang sering bepergian atau membutuhkan akses internet di berbagai lokasi, internet satelit menawarkan keunggulan dibandingkan internet kabel.

Internet satelit dapat diakses di mana saja dengan visibilitas langit yang terbuka, memungkinkan kamu terhubung ke internet di rumah, kantor, perjalanan, bahkan di atas kapal laut atau pesawat terbang. Di sisi lain, internet kabel bersifat statis dan hanya dapat digunakan di lokasi pemasangan. Ketidakfleksibelan ini menjadikannya kurang ideal bagi kamu yang membutuhkan mobilitas tinggi.

Secara umum, internet kabel memiliki biaya bulanan yang lebih murah dibandingkan internet satelit. Dalam paket pembelian juga sudah termasuk biaya pemasangan ataupun bundel dengan layanan televisi berbayar.

Namun, kelemahan internet kabel adalah pada paket langganan, penyedia layanan, dan harga yang bervariasi sehingga berbeda dari satu negara ke negara lain. Berbeda dengan internet kabel, Starlink, sebagai salah salah satu internet satelit memiliki biaya layanan yang terbilang cukup mahal, sekitar Rp750 ribu per bulanan. 

Demikian penjelasan menyeluruh terkait perbandingan internet satelit dan internet kabel. Pastikan untuk menimbang kekurangan dan kelebihannya sebelum memutuskan memilih layanannya, ya. 

Penulis: Muhammad Raffash Putra Wibiksana