Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Rekomendasi Hook agar Kontenmu Viral, Coba Dulu, yuk!

ilustrasi seorang content creator (pexels.com/Kampus Production)
ilustrasi seorang content creator (pexels.com/Kampus Production)

Dikarenakan algoritma media sosial khususnya TikTok cenderung fokus pada retensi audiens video, maka penggunaan hook sangatlah penting. Hook atau pancing bisa disebut juga judul konten yang bersifat memancing. Hook konten menjadi sebuah strategi yang digunakan untuk menarik perhatian pengguna agar mampir dan tertarik lebih lama, bahkan bisa berlanjut untuk menghubungi atau sekadar mengunjungi situs pemilik konten. Hal itu sejalan dengan data dari LinkedIn yang menyatakan bahwa hook konten mampu melibatkan dan menciptakan curiosity, emotion, atau interest.

Dengan menggunakan hook yang efektif, audiens dapat merasa terhubung dengan konten yang dibagikan dan merespon dengan memberikan like, komentar, atau share. Selain itu, hook yang menarik dapat membantu konten untuk viral dan mendapatkan lebih banyak interaksi dari pengguna baru. Strategi penggunaan hook konten ini perlu dipahami lebih dalam, kamu bisa coba melalui pembuatan enam rekomendasi hook agar kontenmu viral. Yuk, simak dan praktikkan!

1. Negasi hook

ilustrasi seorang content creator (pexels.com/Kampus Production)
ilustrasi seorang content creator (pexels.com/Kampus Production)

Negasi hook mencakup penyangkalan, peniadaan atau kata sangkalan dari suatu pernyataan. Dalam konten, negasi hook dapat digunakan untuk menggabungkan informasi yang tidak diinginkan dengan informasi yang diinginkan. Hal tersebut dapat membuat penonton memahami konteks yang lebih lengkap.

Negasi hook dapat membantu menciptakan konten yang lebih menarik dan memancing. Namun, tetap harus hati-hati untuk menggunakan negasi hook. Jangan sampai menimbulkan salah paham atau sekedar clickbait saja, ya. Berikan informasi sebaik-baiknya, contoh dari negasi hook adalah, “Stop Lakuin 3 Kesalahan Ini Kalau Mau Views Kontenmu Nambah!”.

2. FOMO hook

ilustrasi content creator yang sedang mempromosikan sesuatu (pexels.com/Gustavo Fring)
ilustrasi content creator yang sedang mempromosikan sesuatu (pexels.com/Gustavo Fring)

FOMO hook adalah rekomendasi paling cocok untuk menjual suatu produk ataupun jasa. Dengan memanfaatkan rasa takut ketinggalan atau Fear of Missing Out (FOMO) ternyata hook ini dapat menarik perhatian. Maka dari itu, hook ini dapat digunakan dalam strategi pemasaran untuk mendorong tindakan, seperti pembelian produk partisipasi dalam suatu acara.

FOMO hook memanfaatkan psikologi manusia yang merasa tertarik untuk bergabung dengan sesuatu yang dianggap populer atau terbatas. Orang-orang tentu akan merasa spesial jika mengikuti sesuatu yang terbatas atau langka atau populer. Manfaatkan hal itu untuk memasang FOMO hook yang relevan. Contoh dari FOMO hook, “Tonton Video Ini Sebelum Dihapus!” atau “Order Sekarang Sebelum Produk Habis dalam Hitungan Jam!”.

3. Expectation hook

ilustrasi seseorang yang sedang membuat konten (pexels.com/Artem Podrez)
ilustrasi seseorang yang sedang membuat konten (pexels.com/Artem Podrez)

Ekspektasi merujuk pada harapan terhadap suatu hasil tertentu. Ekspektasi juga dapat dikaitkan dalam konten. Hook ekspektasi bisa berupa penyelipan harapan audiens setelah menonton konten. Seperti harapan akan informasi yang berguna, hiburan, atau nilai tambah lainnya.

Hook ini harus relevan dengan masalah dari target audiens yang disasar. Misalnya, jika target audiens adalah mahasiswa yang berharap mendapatkan penghasilan tambahan, maka libatkan ekpektasi mereka dan beri solusi lewat kontenmu. Kemudian, jika target audiensmu adalah seorang pebisnis yang ingin produknya laris, maka selipkan ekspektasi itu dan beri caranya. Contoh dari expectation hook, “Mau Produk Laris Lewat Konten? Coba 5 Teknik Digital Marketing Ini!” atau “Cara Jadi Pribadi yang 1% Lebih Sukses dari 99% Orang Pada Umumnya”.

4. Problem hook

ilustrasi seorang content creator (pexels.com/Sasha Kim)
ilustrasi seorang content creator (pexels.com/Sasha Kim)

Masalah juga bisa menjadi ide hook konten yang relatable. Semua manusia yang berselancar di dunia digital selalu membawa masalahnya masing-masing. Entah hanya untuk mengusir rasa kebosanan, menyelesaikan masalah dalam pencarian jati diri, memiliki masalah percintaan dan ingin mencari solusi di internet, bahkan sampai masalah yang berkaitan dengan karir.

Fenomena tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik lewat pembuatan konten dengan problem hook. Pahami masalah yang dirasakan target audiensmu lalu berikan solusi pemecahannya. Problem hook ini dapat membuat audiens merasa dipahami dan membuat mereka segera mengklik kontenmu karena sangat relate dengan masalah yang dihadapi. Contoh dari problem hook, “Engangement Turun? Bisa Jadi karena 3 Hal Ini!”

5. Happy hook

ilustrasi orang yang sedang menjadi pemeran (pexels.com/CoWomen)
ilustrasi orang yang sedang menjadi pemeran (pexels.com/CoWomen)

Siapa yang tidak menyukai hal-hal membahagiakan di dunia ini? Hampir semua orang pasti suka dengan hal-hal bahagia, bukan? Nah, fenomena tersebut bisa dimanfaatkan dalam pembuatan happy hook.

Penyelipan kabar baik dan bahagia akan mempengaruhi emosi audiens. Bayangkan saja ketika seseorang sedang merasa lelah. Lalu, melihat hook kontenmu yang membahagiakan disertai cover yang membawa positive vibes. Pasti energi positif itu akan sampai pada audiens. Contoh dari happy hook, “Bersyukur Bisa ke New York Gratis karena Program Ini!”, Penjualan Auto Naik Setelah Belajar Digital Marketing di Myskola”, dan “Merasa Lebih Bahagia karena Nerapin 5 Kebiasaan Ini”.

6. Challenge hook

ilustrasi seorang content creator (pexels.com/Anna Shvets)
ilustrasi seorang content creator (pexels.com/Anna Shvets)

Tantangan menjadi hal yang seringkali menggugah jiwa seseorang. Adaptasi tantangan ini menjadi hook konten yang dapat membangun ketertarikan audiens. Kamu juga bisa memanfaatkan story telling dalam pembuatan kontennya.

Dimulai dari pemberian challenge hook, lalu dalam kontennya menggunakan teknik story telling. Audiens akan lebih betah untuk menonton kontenmu sampai habis. Akan tetapi, topik yang kamu bawakan juga harus sesuai dengan target audiens dan useful untuk mereka, ya. Contoh dari challenge hook adalah “Tantangan 7 Hari Tanpa Gadget, Lebih Fokus?” dan “Tantangan 1 Bulan Journaling, Ini Dampaknya!”.

Ada banyak strategi membuat konten yang viral. Pembuatan hook konten yang menarik, eyecatching, relatable, dan useful jadi salah satu strategi yang bisa kamu coba. Semoga enam rekomendasi hook agar kontenmu viral tadi bisa dijadikan referensimu, ya. Perlu diingat bahwa isi konten juga harus sesuai dengan hook konten yang kamu buat. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us