Kerja Sama Rusia-Indonesia di Bidang Digital, Termasuk Soal SDM

- Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Rusia Vladimir Putin saksikan implementasi kerja sama digital Indonesia-Rusia.
- Kerja sama mencakup pengembangan SDM, kecerdasan buatan, jaringan 5G, IoT, keamanan siber, dan kebijakan internet inklusif.
- Mou berlaku lima tahun dan dapat diperpanjang otomatis untuk transformasi digital Indonesia yang inklusif, aman, dan berkelanjutan.
Presiden Prabowo Subianto bersama Presiden Federasi Rusia Vladimir Putin telah menyaksikan langsung dimulainya implementasi kerja sama strategis di bidang digital antara Indonesia dan Rusia. Sebelumnya telah terjalin MoU antara Kementerian Komunikasi dan Digital RI (Komdigi) dengan Kementerian Pengembangan Digital, Komunikasi dan Media Massa Federasi Rusia.
Dikatakan Bahwa area kolaborasi ini akan sangat luas. Hal ini disampaikan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Komdigi, Bonifasius Wahyu Pudjianto dalam acara Ngopi Bareng Komdigi di Jakarta, pada Jumat (20/06/2025).
Dibutuhkan SDM kompeten
Menurut Boni, area kolaborasi ini cukup luas, termasuk terhadap pengembangan SDM. Dewasa ini, industri-industri di Tanah Air terus berkembang, termasuk terkait pusat data. Namun kita masih membutuhkan sumber daya yang memiliki kompetensi.
"Pusat data itu membutuhkan ahli terkait security, infrastruktur, control and maintenance, ahli cyber attack, ahli terhadap proteksi dan lain sebagainya," ujarnya.
Kerja sama di bidang teknologi tidak hanya bersifat sektoral, tapi juga akan berhubungan dengan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).
Boni menegaskan bahwa ini masih proses. Kemudian, akan ada turunannya di masing-masing kementerian/lembaga terkait dengan pengembangan SDM
"Mungkin dari kementerian lain pasti ada juga yang terkait SDM, tapi tergantung dari kementeriannya masing-masing, kurang lebih demikian," lanjut Boni.
Cakupan kolaborasi

Dalam keterangan resmi, Menteri Komunikasi dan Digital RI (Menkomdigi), Meutya Hafid menyatakan bahwa Indonesia dan Rusia sepakat membentuk Sub-Komite Khusus sebagai penggerak utama program digital bersama, termasuk pelatihan sumber daya manusia (SDM), pertukaran teknologi, dan inisiatif konten media kolaboratif.
Kolaborasi ini mencakup pengembangan jaringan 5G, Internet of Things (IoT), tata kelola spektrum frekuensi radio, penguatan keamanan siber, serta penyusunan kebijakan internet yang inklusif. Selain itu, program kerja sama juga melibatkan produksi konten digital, seminar bilateral, dan pertukaran riset antar-lembaga.
Rusia dinilai sebagai mitra strategis karena keberhasilannya menghadirkan layanan internet cepat dan terjangkau bagi 92 persen penduduknya. Tarif broadband rumah di Rusia berkisar Rp95.000–Rp160.000 per bulan, sebuah pencapaian yang menjadi referensi penting bagi Indonesia dalam menjangkau wilayah 3T.
“Diplomasi digital Indonesia kini bergerak nyata. Kami ingin hasil konkret yang memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain aktif dalam lanskap digital dunia,” imbuh Meutya.
Nota kesepahaman ini berlaku lima tahun dan dapat diperpanjang secara otomatis, menciptakan fondasi jangka panjang untuk transformasi digital Indonesia yang inklusif, aman, dan berkelanjutan.