5 Strategi Jurnalis Kirim Berita dari Wilayah Internet Shutdown

- Memanfaatkan satellite phone untuk komunikasi dan pengiriman pesan teks di wilayah tanpa akses internet
- Gunakan portable data transmitter untuk mengirim file kecil melalui radio digital saat sinyal internet hilang
- Andalkan shortwave radio yang tahan gangguan untuk mengirim pesan lintas negara tanpa infrastruktur internet
Jika dilanda internet shutdown, pekerjaan para jurnalis tentu jadi semakin menantang. Bukan hanya soal bagaimana mengakses informasi, tetapi juga bagaimana menyampaikan berita ke dunia luar secara tepat waktu. Dalam situasi seperti ini, inovasi dan kreativitas jadi andalan agar informasi tetap bisa sampai ke publik.
Fenomena pemutusan akses internet di suatu wilayah sering kali terjadi pada masa genting, seperti konflik politik atau krisis keamanan. Tentu, peran jurnalis sangat krusial untuk menyampaikan fakta di balik layar. Meski penuh keterbatasan, berbagai strategi jurnalis kirim berita dari wilayah internet shutdown tetap bisa dilakukan demi menjalankan tugas.
1. Memanfaatkan satellite phone

Satellite phone jadi alat wajib bagi jurnalis masa kini, terutama saat berada di lokasi tanpa akses internet. Teknologi ini memungkinkan panggilan serta pengiriman pesan teks langsung melalui jaringan satelit global. Dengan kecanggihan ini, data dan berita bisa dikirim meski berada di wilayah pelosok yang jaringan selulernya lumpuh.
Satellite phone generasi terbaru bahkan menyediakan akses data terbatas dengan kecepatan hingga 2,4 Kbps. Walau tak secepat Wi-Fi, fungsinya sudah cukup untuk mengirim pesan penting ke redaksi. Biasanya, perangkat ini juga dibekali baterai tahan lama hingga 30 jam dalam mode siaga.
2. Pakai portable data transmitter untuk kirim file kecil

Portable data transmitter hadir sebagai solusi efektif untuk jurnalis yang mengirim berita dari lokasi yang terkena blackout. Alat ini mendukung pengiriman file berukuran kecil seperti dokumen, foto, atau tulisan dengan sistem transmisi berbasis radio digital. Keandalannya teruji, bahkan saat sinyal hilang total dari layanan internet konvensional.
Dengan cakupan sekitar 5 kilometer pada kondisi tanpa hambatan, portable data transmitter seperti produk XDS-200 memudahkan distribusi berita ke posko terdekat. Cukup menghubungkan perangkat ke laptop atau kamera, file langsung bisa dikirim via gelombang radio aman. Format kecil dan daya baterai 8-10 jam membuatnya jadi perangkat favorit reporter lapangan.
3. Andalkan shortwave radio yang tahan gangguan

Shortwave radio dikenal sebagai teknologi lama yang dirilis sejak awal abad ke-20, namun masih relevan sampai sekarang dalam kondisi darurat. Banyak jurnalis masih mengemas shortwave kit dalam perlengkapan liputan, terutama untuk mengirim pesan teks yang dienkripsi ke markas redaksi. Modulasinya memungkinkan transmisi lintas negara tanpa perlu infrastruktur internet.
Keunggulan shortwave radio terletak pada kestabilan sinyal dan kemampuannya melewati blokade teknologi digital. Dengan daya jangkau ribuan kilometer, pesan singkat bisa diterima dalam hitungan menit. Banyak produsen seperti Tecsun masih meluncurkan perangkat shortwave portable dengan bobot ringan dan konsumsi daya rendah.
4. Pakai mesh network untuk bangun jaringan lokal sementara

Teknologi mesh network semakin populer sejak perilisan perangkat generasi terbaru, seperti Google Nest Wifi Pro, di Oktober 2022. Sistem ini bekerja dengan menghubungkan beberapa perangkat langsung satu sama lain, menciptakan jaringan lokal tanpa infrastruktur internet utama. Cara kerja ini sangat efisien untuk mengirim berita antarjurnalis di wilayah terbatas.
Jika salah satu titik berhasil terkoneksi ke internet umum untuk waktu singkat, informasi bisa langsung diteruskan ke luar. Pengaturan mesh network nodes cenderung mudah, cukup membawa beberapa router portabel yang kompatibel. Rata-rata perangkat ini mampu melayani hingga puluhan pengguna sekaligus dengan radius 100-500 meter.
5. Transfer manual dengan USB drive atau kartu memori

Ketika semua kanal digital benar-benar terputus, opsi terakhir adalah transfer data secara manual. Jurnalis bisa menggandalkan USB drive atau kartu memori yang dikirim lewat kurir ke luar wilayah tertutup. Cara ini memang lebih lama, namun aman jika terorganisasi dengan baik.
Pada misi peliputan krisis internet di beberapa negara, metode ini terbukti sebagai solusi efektif untuk membawa foto dan dokumen penting. Banyak organisasi media menyiapkan sistem rotasi pengiriman agar berita tetap sampai di tangan redaksi. Biasanya, perangkat penyimpanan juga dienkripsi untuk menjaga kerahasiaan data.
Setiap strategi jurnalis kirim berita dari wilayah internet shutdown memiliki kelebihan dan keterbatasan, tergantung pada situasi dan spesifikasi lokasi. Pilihan perangkat ataupun metode transmisi pasti disesuaikan dengan kebutuhan lapangan dan standar keamanan. Terpenting, semangat jurnalis untuk menyampaikan kabar tetap menyala, walaupun tantangan di depan mata tak pernah habis.