Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Studi dari Google: Gen Z Nyaman Nonton di YouTube

Ilustrasi Youtube (Unsplash.com)

Google baru saja mengumumkan sebuah studi baru yang menyimpulkan bahwa Gen Z di Indonesia menetapkan YouTube sebagai platform video yang paling banyak ditonton dan disukai, menurut survei terbaru dari Kantar dan Ipsos. Salah satu alasannya karena ini memungkinkan mereka mengakses berbagai jenis konten di satu tempat, baik itu konten pendek, panjang, maupun livestream.

YouTube juga dianggap memiliki koleksi konten yang lengkap dan mendalam, sehingga pengguna dapat menggali lebih jauh topik yang mereka sukai dan memanfaatkan waktu secara lebih efektif daripada platform serupa.

“Generasi Z Indonesia sejak lahir sudah akrab dengan smartphone dan koneksi internet sepanjang waktu, menunjukkan antusiasme sangat besar untuk menggunakan YouTube. Kami telah melihat pertumbuhan dan minat yang luar biasa untuk YouTube. Dari penjelajahan topik hingga pendalaman, baik sendirian maupun bersama orang lain, YouTube adalah satu-satunya platform yang memiliki kelengkapan dan kedalaman konten di satu tempat,” ujar Ajay Vidyasagar, Regional Director YouTube Asia-Pacific, Kamis, (12/10/2023).

Gen Z suka format video pendek

Ajay Vidyasagar, Regional Director YouTube Asia-Pacific (IDN Times/Misrohatun)

Kelompok kelahiran 1997-2012 ini mengonsumsi berbagai format video yang berbeda saat menonton. Mereka hanya menghabiskan maksimal 24 persen dari waktu menonton untuk mengonsumsi satu format. Perusahaan juga menemukan adanya peningkatan jumlah orang Indonesia yang menonton video pendek di mana 90 persen dari total responden mengaku menggunakan YouTube Shorts

Sementara itu, survei Ipsos menemukan poin-poin dari responden berusia 18-44 tahun, di antaranya seperti:

  • 61 persen responden setuju bahwa YouTube lebih efektif untuk waktu mereka daripada platform video lain.
  • 69 persen responden setuju jika hanya boleh menggunakan satu aplikasi streaming video saja, mereka akan memilih YouTube.
  • 95 persen pernah menonton konten dari kreator atau artis tertentu dalam berbagai format (misalnya, pendek, panjang, podcast, livestream) selama 12 bulan terakhir.
  • 90 persen pernah menonton setidaknya 4 format konten yang ditawarkan YouTube selama 12 bulan terakhir.

Survei Ipsos juga menyoroti kedalaman interaksi di antara Gen Z, berikut rinciannya:

  • 52 persen Gen Z setuju mereka merasa lebih dekat dengan kreator daripada di platform lain.
  • 62 persen responden setuju mereka menggunakan YouTube karena merasa lebih terhubung dengan orang lain.
  • 95 persen menonton video yang membantu mereka belajar melakukan sesuatu sebanyak satu kali atau lebih per bulan.

Brand perlu adaptasi dengan perkembangan zaman

ilustrasi gen z (pexels.com/cottonbro studio)

Survei ini memberi perspektif bahwa brand perlu merancang materi dan strategi iklan yang sesuai dengan perubahan, mengingat mereka yang menggunakan aset kreatif vertikal telah terbukti mendapatkan 10-20 persen lebih banyak konversi per dolar di YouTube Shorts daripada kampanye yang hanya menggunakan aset lanskap saja.

Perusahaan memperkenalkan beberapa solusi berteknologi AI (artificial intelligence/kecerdasan buatan) yang dapat digunakan untuk mengefisienkan bisnis secara signifikan, meningkatkan ROI, dan membuka lebih banyak peluang.

  • Flip & Trim, merupakan alat untuk mengubah konten horizontal milik brand dan menyesuaikannya secara otomatis untuk feed Shorts.
  • Demand Gen, memanfaatkan AI untuk menayangkan iklan di seluruh platform Google yang memiliki tingkat engagement tertinggi, termasuk YouTube dan Shorts.
  • Video Views Campaign, membantu pengiklan memaksimalkan jumlah penayangan di seluruh format video YouTube dengan menyajikan materi iklan berperforma terbaik kepada audiens yang cenderung tertarik dengan brand.
  • Fitur pembuat sulih suara (dubbing) dan animasi teks otomatis berteknologi AI untuk materi iklan yang sudah ada.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us