TikTok Akan Jadi Lebih Besar dari Instagram, kok Bisa? Ini Datanya!

Melalui Business Insider, CEO Snapchat Evan Spiegel mengungkapkan kalau dia adalah penggemar berat dari TikTok. Saking cintanya dengan aplikasi tersebut, Spiegel memprediksi bahwa TikTok berpotensi melengserkan Instagram dalam hal popularitas. TikTok sendiri merupakan sebuah aplikasi untuk membuat video singkat.

Pada dasarnya, TikTok dirancang kepada orang-orang yang ingin menunjukkan bakatnya, bukan status sosialnya. Maka dari itu, kebanyakan pengguna TikTok memanfaatkan aplikasi tersebut untuk membuat konten yang bisa menghibur orang lain dengan cara-cara kreatif.

Pasalnya, para pengguna TikTok memang menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk mempelajari jogetan atau tarian baru. Praktis, dengan begitu mereka bisa lebih mudah menghibur orang lain melalui TikTok.

Tidak hanya itu, Spiegel juga menyatakan kalau TikTok bisa jadi lebih besar dari Instagram karena mereka menciptakan konten yang berbasis bakat. Baginya, konten berbasis bakat seperti menunjukkan kebolehan dalam berjoget jauh lebih menarik daripada konten berbasis status. Selain itu, konten-konten seperti ini juga lebih enak dilihat para teman hingga pengikut dari pengguna.

Di tahun 2019, secara mengejutkan aplikasi TikTok diunduh oleh banyak orang. Bahkan, saking banyaknya, TikTok berhasil menyalip Instagram di daftar aplikasi media sosial yang paling banyak diunduh untuk 2019. Kendati begitu, pada tahun tersebut Instagram memang sedang mengalami perlambatan jumlah pengunduh.

Kini, TikTok berhasil menyamai jumlah pengguna aktif dari Instagram. Bukan tanpa sebab, keduanya memang memiliki sekitar 1 miliar pengguna aktif tiap bulannya. Itu adalah angka yang cukup fantastis, mengingat Snapchat 'hanya' memiliki 210 juta pengguna aktif sepanjang tahun 2019.

Kemudian, alasan lain kenapa TikTok bisa melampaui popularitas dari Instagram adalah karena TikTok berbeda dari media sosial lainnya. Lihat saja, kebanyakan media sosial yang kebanyakan orang pakai saat ini seperti Instagram, Twitter, hingga Facebook lebih menekankan status.

Menurut Spiegel, media sosial yang digunakan untuk mewakili status pengguna, membuat orang-orang itu keren, dan fokus pada mendapatkan likes adalah ciri-ciri dari media sosial tradisional. Jadi, dengan perbedaan konten yang TikTok sediakan, Spiegel yakin TikTok bukanlah media sosial tradisional yang punya potensi besar.

Rupanya, Facebook pun sadar kalau TikTok memang memiliki potensi untuk menjadi salah satu "media sosial" atau distributor konten raksasa. Buktinya adalah ketika Facebook menghadirkan sebuah fitur bernama Reels di dalam Instagram. Apalagi Reels ini sangat mirip dengan TikTok sehingga Facebook diyakini sedang meniru TikTok.

Itulah alasan di balik kenapa TikTok bisa saja menyalip media sosial macam Instagram dalam waktu dekat. Kamu jadi salah satu orang yang sekarang menggunakan TikTok gak?